Perasaan iri dan dengki adalah bagian alami dari emosi manusia. Melihat orang lain lebih maju atau memiliki pencapaian yang lebih besar sering kali memunculkan perasaan kurang nyaman dalam diri kita. Ini adalah respons yang wajar, karena manusia cenderung membandingkan diri dengan orang lain.

Namun, yang membedakan adalah bagaimana kita mengelola perasaan tersebut. Iri yang terkelola dengan baik bisa menjadi motivasi untuk berkembang, sementara iri yang dibiarkan berlarut-larut dapat berubah menjadi dengki, yaitu keinginan agar orang lain kehilangan apa yang mereka miliki.

Bahaya Jika Iri dan Dengki Nggak Dikendalikan

Jika rasa iri dibiarkan tumbuh menjadi kebencian, hal ini bisa membawa dampak negatif, seperti:

- Menurunkan rasa percaya diri– Terlalu fokus pada keberhasilan orang lain membuat kita lupa menghargai pencapaian sendiri.

- Memicu tindakan negatif – Dengki bisa membuat seseorang menyusun rencana buruk, seperti menyebarkan fitnah, merendahkan orang lain, atau bahkan berusaha menjatuhkan mereka.

- Merusak hubungan sosial – Perasaan iri dan dengki yang nggak terkendali bisa merusak hubungan dengan teman, saudara, atau kolega karena munculnya sikap permusuhan.

Agar nggak terjebak dalam siklus iri dan dengki yang merusak, berikut beberapa cara untuk mengelolanya:

1. Sadari Bahwa Setiap Orang Punya Perjalanan Masing-Masing – Kesuksesan seseorang bukan berarti kegagalan bagi kita. Setiap orang memiliki jalannya sendiri dan waktunya masing-masing.

2. Fokus pada Diri Sendiri – Daripada sibuk membandingkan diri dengan orang lain, lebih baik fokus pada peningkatan diri dan pencapaian pribadi.

3. Bersyukur atas Apa yang Dimiliki – Menghargai apa yang telah kita capai dapat membantu mengurangi rasa iri dan membuat kita lebih bahagia.

4. Gunakan sebagai Motivasi – Alih-alih merasa terpuruk, gunakan keberhasilan orang lain sebagai dorongan untuk bekerja lebih keras dan mencapai tujuan sendiri.

5. Jaga Lingkungan Pertemanan yang Positif – Berada di lingkungan yang mendukung dan saling memotivasi dapat membantu kita tetap berpikir positif.

Iri dan dengki saat reuni adalah perasaan yang wajar, tetapi harus dikendalikan agar tidak berubah menjadi kebencian yang merusak. Alih-alih terjebak dalam perasaan negatif, kita bisa menjadikannya sebagai motivasi untuk berkembang dan fokus pada kebahagiaan diri sendiri. 

Lebaran dan reuni seharusnya menjadi momen penuh kebersamaan, bukan ajang untuk menumbuhkan persaingan yang nggak sehat. Hm, semoga acara kumpul-kumpulmu tetap menyenangkan sehingga menjadi acara tahunan yang dirindukan ya, Millens? (Siti Zumrokhatun/E05)

Inibaru.id - Lebaran nggak hanya menjadi momen silaturahmi, tetapi juga ajang reuni, baik di kalangan alumni sekolah maupun keluarga besar. Saat bertemu dengan banyak orang dari berbagai latar belakang, perasaan campur aduk bisa muncul.

Salah satunya adalah iri dan dengki ketika melihat teman atau saudara yang terlihat lebih sukses atau memiliki kehidupan yang lebih baik.

Iri dan dengki adalah perasaan manusiawi, tetapi jika dibiarkan, bisa berubah menjadi kebencian yang merusak. Bagaimana cara mengelolanya agar tetap positif?

Iri dan Dengki, Perasaan Manusiawi yang Harus Dikendalikan

Berdasarkan penelitian yang dipimpin
oleh Profesor Qinghua Guo dari Institute of Remote Sensing and Geographic
Information System dari Peking University ini, Tiongkok mempunyai pohon
sebanyak 142,6 miliar. Artinya, dengan jumlah penduduk mencapai 1 miliar orang, tiap orang di sana punya 100 pohon.

Oya, penelitian ini dilakukan untuk mengecek kondisi ekosistem
hutan di Tiongkok guna memperkirakan jumlah karbon yang nantinya diserap
oleh pohon-pohon tersebut. Perkiraan inilah yang bisa jadi patokan
Tiongkok untuk merespons perubahan iklim serta memulihkan ekosistem berkelanjutan.

“Kami juga diminta untuk membuat
peta yang detail terkait dengan distribusi pohon di Tiongkok. Bisa dikatakan,
ini adalah untuk kali pertama pemetaan kepadatan pohon di Tiongkok dilakukan,”
ujar Guo sebagaimana dinukil dari Live Science.

Lantas, bagaimana cara mereka
menghitung pohon di wilayah sebanyak ini? Selain memakai teknik Lidar360 atau pemetaan berbasis laser yang menggunakan cahaya serta pengukuran jarak, para peneliti juga memakai pesawat nirawak sejak 2015 untuk mengkover wilayah yang luas di Tiongkok.

Dari data itulah, jumlah pohon bisa
diperkirakan, lengkap dengan pemetaan lokasi di mana pohon-pohon tersebut terkumpul. Hasil dari penelitian ini kemudian dipublikasikan pada 6 Februari 2025
lalu di laman jurnal internasional Tiongkok,&nbsp;Science Bulletin.

“Meski sudah memakai Lidar360, kami
masih mengalami masalah dalam akurasi jumlah pohon karena di hutan yang padat
dan rapat, terkadang ada pohon-pohon kecil yang nggak bisa kita lihat karena
tertutup pohon yang lebih tinggi,” terang Guo mengakui kelemahan dari
penelitiannya.

Hasil penelitian ini
diharapkan bakal semakin mendukung program Great Green Wall yang dicanangkan
pemerintah Tiongkok sejak 1978 lalu. Program ini dibuat demi meningkatkan
jumlah pohon di negara tersebut. Targetnya, bakal ada 100 miliar pohon di Great Green Wall tersebut pada 2050.

Kalau di Indonesia, selain merespons perubahan iklim, pemetaan pohon ini mungkin bisa menjadi upaya untuk menyikapi maraknya pembalakan liar dan alih fungsi hutan juga, ya?&nbsp;(Arie
Widodo/E10)

Inibaru.id – Menghitung jumlah pohon di sebuah kawasan sudah sulit, apalagi di sebuah negara? Terlebih, negara itu adalah Tiongkok yang memiliki wilayah terluas ketiga dunia dengan total&nbsp;9.326.410 kilometer persegi.

Sedikit informasi, daratan Tiongkok berukuran empat kali lipat dari luas wilayah Indonesia. Mengukur pepohonan yang tumbuh di atasnya tentu menjadi pekerjaan yang sulit.&nbsp;Namun, hal ini rupanya benar-benar bisa dilakukan oleh
ilmuwan dari negeri yang menjadi tanah kelahiran panda tersebut.

Sudah dilaporkan dalam bentuk jurnal, penelitian yang dilakukan ilmuan Tiongkok dalam upaya merespons perubahan iklim ini fokus menghitung jumlah pohon untuk memetakan serapan karbon di negaranya.

Respons Perubahan Iklim, Ilmuwan Berhasil Hitung Jumlah Pohon di Tiongkok

Iris yang diperankan oleh Sophie Tatcher&nbsp;diciptakan untuk menjadi pendamping bagi orang yang belum memiliki pasangan. Iris dibekali dengan memori yang
membuatnya seakan-akan punya kenangan, misalnya tentang pertemuannya dengan Josh (Jack Quaid) yang dia dampingi.

Iris yang nggak mengetahui jati dirinya sebagai robot kemudian dimodifikasi Josh untuk membunuh Sergei. Sergei adalah teman Josh. Dia dihabisi agar Josh bisa menguasai uang tabungannya sebesar 12
juta dollar. 

Begitu Sergei berhasil dieksekusi, barulah Josh mengatakan bahwa Iris sejatinya bukanlah manusia, melainkan sebuah
robot. Dia adalah&nbsp;robot "companion", yang dibuat sebagai pendamping manusia, dalam hal ini adalah Josh.

Iris yang jatuh cinta pada Josh tentu saja merasa
dikhianati. Terlebih, terkuak fakta bahwa nantinya Iris akan dijadikan sebagai kambing hitam atas kematian Sergei. Josh berencana melaporkan tindakan Iris
sebagai sebuah "kesalahan program" agar kematian itu nggak dicurigai pihak berwajib.

Dengan segala keterbatasan, termasuk kemungkinan
dimatikan tiba-tiba oleh alat pengendali yang dimiliki Josh, Iris berniat kabur agar
nggak dijadikan kambing hitam. Nah, perjuangan Iris melawan kesewenangan Josh
inilah yang jadi inti cerita dari film tersebut.

Lantas, apakah Iris pada akhirnya bisa terbebas dari semua
masalah ini? Kalau soal ini, kamu harus nonton sendiri ya untuk mengetahuinya.
Yang pasti, film berdurasi 97 menit ini nggak akan bikin kamu bosan karena plotnya cukup menarik.

Inilah yang membuat rating Companion di situs Rotten Tomatoes
cukup tinggi, yaitu 94 persen. Bisa dikatakan, film ini memang disukai banyak
orang.

Buat kamu yang butuh hiburan selama libur Lebaran ini, nggak
ada salahnya menonton film Companion. Selamat menikmati!&nbsp;(Arie Widodo/E10)

Inibaru.id – Sudah ada beberapa film yang menunjukkan
tentang konflik antara manusia dan robot. Di Ex Machina (2014), misalnya,
sebuah robot melakukan aksi tipu daya ke manusia agar terbebas dari laboratorium
yang jadi lokasi pembuatannya.

Nah, pada film Companion yang dirilis pada
31 Januari 2025 lalu, situasi yang terjadi justru sebaliknya, yakni tentang sesosok robot yang dikhianati manusia. Saat ini, film besutan Drew
Hancock itu bisa kamu tonton di layanan streaming berbayar Apple TV.

Sebagaimana Ex Machina, robot dalam Companion juga berwujud dan berperilaku laiknya perempuan. Bedanya, Iris yang merupakan nama robot dalam Companion nggak menyadari bahwa dirinya adalah seorang robot.

Film Companion sebenarnya punya plot yang sederhana, yaitu konflik antara manusia dan robot. Tapi, kesederhanaan ini dikemas dengan cerita yang membuatnya seru.

Memahami Perasaan Robot yang Dikhianati Manusia dalam Film 'Companion'

Berdasarkan sejarah, roti jala merupakan adaptasi dari
kuliner India yang dikenal sebagai roti prata, Millens. Menurut Suarausu
(15/7/2022), dulu, para pedagang India yang datang ke wilayah Melayu nggak
hanya membawa barang dagangan, tapi juga budaya dan kuliner mereka.

Budaya dan
makanan inilah yang kemudian diadaptasi oleh masyarakat setempat, termasuk roti jala.
Jika diamati, pengaruh budaya India ini sangat kentara yaitu
penggunaan kari sebagai pendamping roti jala.

Dinamakan "roti jala" karena bentuknya yang
menyerupai jala atau jaring nelayan. Melansir Goodnewsfromindonesia
(10/3/2025), hal ini diilhami dari pekerjaan mayoritas masyarakat Melayu di
daerah pesisir kala itu.

Sementara itu, warna kuning pada roti jala menggambarkan
warna jala yang digunakan oleh nelayan di sungai Johor pada masa lalu, yang terbuat
dari benang berwarna kuning atau jingga. 

Di negeri asalnya, India, roti jala (roti prata) bercita rasa
asin. Namun, kebanyakan yang dijual di Indonesia memiliki rasa manis karena
disuguhkan bersama saus kinca. Itu sebabnya, roti jala sangat pas dijadikan
menu takjil.

Kalau tertarik mencobanya, kamu nggak harus beli kok Kamu
bisa membuatnya sendiri di rumah dengan bahan yang sederhana.

Roti jala terbuat dari campuran tepung terigu, telur,
santan, dan sedikit garam. Adonan ini kemudian dibentuk sehingga menyerupai pola jala atau jaring tipis. Setelah matang, roti jala
biasanya disajikan dengan kuah kari kental yang gurih atau saus kinca yang
manis.

Dengan sejarah yang kaya dan makna budaya yang dalam, roti
jala nggak hanya menjadi hidangan lezat tetapi juga simbol identitas dan
warisan kuliner masyarakat Melayu. Apa kamu juga suka makan roti jala, Millens?
Pilih rasa gurih atau manis nih? (Siti Zumrokhatun/E10)

Inibaru.id – Salah satu makanan yang banyak ditemukan
ketika Ramadan adalah Roti Jala. Roti jala adalah makanan khas masyarakat
Melayu yang populer di wilayah seperti Johor, Semenanjung Malaysia, Sumatra
Utara, dan Kepulauan Riau.

Hidangan ini biasanya disajikan bersama kuah kari, seperti
kari ayam atau kambing, dan sering ditemukan saat acara-acara istimewa atau
perayaan tertentu.

Hidangan ini nggak hanya lezat tetapi juga mencerminkan kehidupan masyarakat pesisir yang erat kaitannya dengan laut. Biasanya disajikan dengan kuah kari, roti jala menjadi bagian penting dari tradisi kuliner di Malaysia, Sumatera Utara, dan Kepulauan Riau.

Roti Jala: Warisan Kuliner yang Mencerminkan Kehidupan Nelayan Melayu

“Bahkan jika dibandingkan Kamis biasanya, di luar Ruwah atau
jelang Lebaran, harga mawar bisa lebih dari Rp50 ribu. Ini agak mengherankan
karena pada Kamis (20/3) lalu juga mawar hanya laku Rp10 ribu per keranjang.
Padahal, biasanya permintaan mawar meningkat untuk keperluan nyekar di
Kamis sore,” keluh Umi, salah seorang petani mawar dari Sumowono, Kabupaten
Semarang.

Layaknya kebanyakan petani di daerah tempat tinggalnya, Umi
sudah melakukan pruning dan perawatan lainnya terhadap mawar di ladangnya agar bisa mekar
maksimal sejak seminggu jelang Lebaran. Alasannya, tentu saja karena pada momen
tersebut, harga jual mawar petik bisa meningkat berkali-kali lipat dari
biasanya.

Jelang Lebaran tahun lalu, misalnya, perempuan yang bisa
membawa 7-8 keranjang mawar setiap kali menjualnya di Pasar Bunga Bandungan
bisa mendapatkan harga Rp100 ribu – Rp200 ribu per keranjang. Saking banyaknya
mawar yang mekar di ladangnya, dia bahkan bisa panen 2-3 kali dalam sehari.
Makanya, keuntungan yang dia dapatkan jelang Lebaran 2024 lalu menembus jutaan rupiah.

“Keuntungan menjual mawar ini seperti THR buat kami untuk
keperluan belanja Lebaran. Makanya, kami heran kok pada tahun ini harganya
nggak sebagus tahun lalu,” ungkap adik Umi yang membawa 6 keranjang mawar,
Khoiriyah.

Keduanya kemudian berasumsi kalau pasokan mawar pada tahun
ini jauh lebih melimpah dari sebelumnya. Hukum ekonomi kemudian berlaku, jika
pasokan barang berlebih namun permintaan sama, tentu saja harga barangnya akan
turun.

“Tahun kemarin banyak mawar yang lomot alias gagal
mekar. Mungkin karena hal itu jadi harganya tinggi. Kalau sekarang, hampir
semua orang berhasil menjadikan mawarnya mekar semua,” ungkap keduanya diamini
tetangga lainnya yang hanya mendapatkan uang Rp310 ribu untuk 7 keranjang
mawar, Yani.

Meski begitu, karena mereka juga mampu memanen banyak mawar,
setidaknya mampu mengumpulkan sejumlah uang untuk keperluan belanja Lebaran.
Makanya, meski harganya nggak sebagus tahun lalu, para petani dari Sumowono tersebut
tetap bersyukur.

Apalagi, masih ada 3 hari tersisa jelang Lebaran. Mereka
berharap ada pengepul bunga dari daerah lain yang akan berdatangan ke Pasar
Bunga Bandungan. Semakin banyak pengepul yang berdatangan, harapannya bakal bikin
permintaan meningkat dan berimbas pada harga mawar jauh lebih mahal dari harga sekarang.

Semoga saja harapan tentang harga mawar ini beneran kejadian
ya, Millens. Jadi, para petani ini bisa berlebaran dengan senyum secantik
mawar yang mereka rawat selama ini. (Arie Widodo/E05)

Inibaru.id – Harapan warga Bandungan dan Sumowono
mendapatkan harga jual mawar petik yang mahal pada Kamis (27/3/2025) pagi,
pupus. Meski banyak orang sudah berdatangan ke Pasar Bunga Bandungan sejak
pukul 04.30 WIB, harga mawar yang kebanyakan dipanen sejak pukul 02.00 WIB
tersebut nggak pernah menembus Rp50 ribu per keranjang.

Padahal, hari ini sudah H-4 Lebaran. Pada tahun-tahun
sebelumnya, sejak H-5 Lebaran, harga mawar petik sudah berangsur naik dan
biasanya mulai menyentuh angka Rp70 ribuan – Rp100 ribuan per keranjang. Warga
yang mengharapkan keuntungan dari penjualan mawar untuk bisa membeli banyak
keperluan Lebaran pun mulai resah.

Hingga H-4 Lebaran, harga mawar dari tangan petani yang dijual di Pasar Bunga Bandungan hanya laku kurang dari Rp50 ribu per keranjang. Padahal, pada masa yang sama Lebaran 2024, harganya bisa jauh lebih mahal. Apa penyebabnya?

Jelang Lebaran 2025 Harga Mawar Belum Seharum Tahun Lalu, Petani Sumowono: Tetap Alhamdulillah

Nah,
teknologi toilet cerdas ini bisa mengubah kotoran manusia jadi energi listrik.
Nah, lalu, energi listrik ini bisa dijual dan dijadikan uang digital dengan
satuan Ggool. Ironisnya, arti dari kata Ggool di Bahasa Korea ini sebenarnya
adalah madu. Jauh banget ya dari kotoran manusia.

Cho sudah
mengembangkan teknologi unik ini sejak 2015 lalu. Namun, teknologinya baru
benar-benar dilirik usai uang digital makin populer di seluruh dunia. Lucunya,
di berbagai media internasional, mata uang digital yang diciptakan dari toilet
cerdas ini dijuluki dengan “shitcoin”.

Nah, demi
memastikan teknologinya bisa berjalan, Cho membangun gedung dua lantai di
kampus UNIST sejak 2018. Di gedung ini, ada toilet, penampung kotoran manusia,
dan mesin yang bisa mengubah kotoran ini menjadi energi listrik terbarukan.

Toilet-toilet
ini berjumlah 3 unit dan dinamai BeeVi yang merupakan kependekan dari Bee
Vision. Penyimpanan kotoran manusianya ada di bawah tanah. Nantinya, kotoran
ini dipecah jadi semacam gas metana yang bisa digunakan untuk energi yang
menerangi sebuah kamar. Nah, sisa kotoran yang nggak jadi energi ini kemudian
dijadikan pupuk kandang.

“Kita buang
air besar rata-rata 500 gram sehari. Kalau dijadikan gas metana, bisa sampai 50
liter. Jumlahnya sama dengan listrik 0,5 kWh. Kalau digunakan bus listrik, bisa
buat jalan 500 meter,” terang Cho.

Nah,
sehabis buang air besar di toilet cerdas, penggunanya bisa mendapatkan uang
digital sebanyak 10 Ggool. Di dalam kampus ada Ggool Market. Di sinilah uang
digital ini bisa dipakai untuk membayar sejumlah hal di kafe, restoran, bar,
atau klinik. Contohlah, kamu bisa kok membeli secangkir kopi, pisang, atau
jeruk dengan uang digital ini.

Setidaknya,
sudah ada 1.000 orang yang memakai uang digital Ggool ini. Kebanyakan sih
mahasiswa dari kampus UNIST. Harapannya, bakal ada semakin banyak orang yang
memakai teknologinya.

Wah, asyik
ya Millens, bisa dapat uang digital
dengan buang air besar. Patut dicoba di sini, nih. (Vic/IB09/E05)

Inibaru.id – Seperti mimpi saja, ya Millens. Kini, kamu bisa dapat uang digital hanya dengan buang air
besar. Padahal, buang air besar adalah kegiatan rutin harian yang biasanya
nggak memberikan keuntungan apa-apa selain tubuh yang sehat dan lega. Lantas,
kok bisa ya buang air besar sampai bisa memberikan keuntungan ini?

Kalau kamu pikir
hal ini bisa dilakukan di Indonesia, sayangnya harapan kamu belum bisa
terkabulkan, Millens. Hal ini hanya
bisa dilakukan di Korea Selatan, tepatnya di kampus UNIST Ulsan. Di universitas
ini, ada toilet cerdas dengan sebutan Ggool. Usai kamu buang air besar di sana,
bakal dapat uang digital yang bisa kamu gunakan untuk membeli kopi.

UNIST ini
adalah Institut Sains dan Teknologi Nasional. Yang bikin inovasi unik ini
adalah Profesor Teknik Perkotaan dan Lingkungan bernama Cho Jaeweon. Dia
terpikir untuk membuat kotoran manusia jadi barang yang berarti, nggak hanya
limbah yang asal dibuang saja.

Di Korea Selatan, ada toilet cerdas yang membuatmu bisa dapat uang digital hanya dengan buang air besar. Di mana sih lokasi kamu bisa melakukan hal yang asyik ini?

Kini, Kamu Bisa Dapat Uang Digital dengan Buang Air Besar, Lo

Di balik tingginya gedung pencakar langit dan cahaya terang kawasan bisnis Seoul, bertumpukan rumah-rumah berdinding kayu, kain, seng, dan plastik yang terlihat rapuh dan nggak layak dihuni. Di tempat itu, juga dipenuhi dengan sampah-sampah dan serangga yang bisa bikin siapa saja nggak betah.

Rumah-rumah dengan atap nggak karuan dan bocor di sana-sini ini diisi oleh para penduduk yang dulu diusir pada 1980-an. Saat itu, mereka terusir karena adanya proyek pembangunan infrastruktur Olimpiade Seoul 1988.

Awalnya, mereka mau pergi karena dijanjikan apartemen. Sayangnya, janji tinggalah janji. Realitanya, mereka tersisih dan dilupakan. Di lahan dengan luas sekitar 30 hektare ini, kini ada 2.500 orang yang harus hidup saling berhimpitan.

Sebagian penduduk Guryong hidup dengan memulung botol-botol air mineral. Hanya, banyak lansia yang harus menggantungkan diri dari bantuan pemerintah yang jumlahnya hanyalah sekitar Rp 2,4 juta per bulan.

Yang mengenaskan, kebanyakan penduduk nggak punya fasilitas MCK yang memadai. Mereka mandi, buang hajat, dan mencuci di fasilitas umum. Selokan di Guryong pun terlihat sangat kotor. Saking kumuhnya, warga Guryong sudah menganggap kecoa dan tikus yang lewat di dekat mereka sebagai hal yang biasa.

Meski Guryong lebih mirip seperti tempat pengungsian, di sana sebenarnya sudah ada fasilitas umum seperti gereja dan taman kanak-kanak. Listrik dan air bersih juga sudah bisa dinikmati. Hanya, semua hal ini diusahakan secara swadaya oleh warga Guryong sendiri, bukannya dari pemerintah.

Sebetulnya, pemerintah Korea pernah menawar harga tanah di sana agar para penduduk bisa pindah ke tempat lain. Pernah juga ada pengembang yang ingin membangun apartemen bagi mereka. Hanya, harga yang ditawar terlalu rendah. Alhasil, warga pun memilih untuk menolaknya dan melanjutkan hidup seperti ini.

Ada banyak sisi lain Korea yang terkadang kita nggak ketahui, Millens. Hanya, kisah Desa Guryong yang sangat kumuh ini memang sangat mengejutkan, ya?&nbsp;(Boo/IB28/E07)

Inibaru.id - Budaya Kpop yang makin digemari anak muda Indonesia membuat kita percaya jika di negara tersebut, segala sesuatu terlihat lebih maju. Padahal, ada sisi lain Korea yang juga menunjukkan hal-hal yang kumuh. Hal ini ditunjukkan oleh Desa Guryong, yang ironisnya masuk di kawasan distrik Gangnam yang dikenal mewah dan gemerlap di Seoul.

Nama Gangnam populer gara-gara lagu Gangnam Style yang populer pada 2012 silam. PSY, sang rapper yang merilis lagu ini menyebut Gangnam Style sebagai gambaran gaya hidup orang Korea di sebuah distrik yang makmur di Seoul. Saking kerennya distrik ini, banyak selebritas yang tinggal di sana.

Sayangnya, terlepas dari semua itu, di distrik yang sama pula, ada desa yang terlihat sangat kontras dari kemewahan Gangnam. Di Guryong, kamu justru seperti sedang melihat kawasan kumuh di negara-negara tertinggal atau berkembang.

Distrik Gangnam, Seoul, dikenal sebagai kawasan yang mewah dan gemerlap di Korea. Nggak disangka, salah satu satu desa di distrik ini, Guryong, justru menunjukkan sisi lain Korea yang kumuh dan mengenaskan.

Guryong, Sisi Lain Korea yang Kumuh di Seoul

Mi asal Korea ini terkenal karena
rasanya yang pedas. Mi ini jadi populer di Indonesia karena maraknya video tantangan untuk makan Samyang dengan porsi besar (mukbang).

Varian rasa yang paling populer di Indonesia adalah Fire Noodle dengan rasa buldak. Nggak sekadar buldak original saja, ada juga yang dikreasikan dengan rasa carbonara, keju, jjang,&nbsp;dan lainnya.

Samyang sudah mendapatkan sertifikat
halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Banyak produknya yang bisa ditemui di minimarket dan supermarket. Harganya dibanderol Rp 20 ribu-an
per bungkus.

Shin Ramyun merupakan salah satu merek mi Korea legendaris karena sudah ada
sejak tahun 1986. Kamu nggak perlu ragu membelinya karena sudah lama beredar di Indonesia, lengkap dengan label halal dari MUI. Di minimarket atau supermarket, kamu bisa membelinya dengan harga sekitar Rp 14 ribu. Selain kemasan biasa, kamu juga bisa mendapatkannya dalam versi cup.

Mi instan Korea Neoguri dikenal dengan rasa kuah kaldu seafood-nya yang sangat gurih. Mi yang diproduksi Nong Shim ini sudah bisa dipastikan kehalalannya, jadi kamu nggak perlu ragu deh mencicipinya.

Varian rasa paling populer dari mi instan ini adalah kerang dan rumput laut. Ukuran mi-nya yang besar dan teksturnya yang kenyal membuatmu seperti merasakan sensasi makan Udon saat menyantapnya.

Clay Pot Ramyun juga sudah punya sertifikat halal oleh MUI. Hal ini disebabkan karena merek mi ini juga diproduksi di pabrik yang sama dengan Neogori. Salah satu ciri khas dari mi instan ini adalah cita rasanya yang mirip layaknya saat kamu membeli mi instan yang disajikan dengan hot-stone&nbsp;khas tempat makan Korea.

Arirang bisa kamu temukan di berbagai supermarket atau mini market di Indonesia. Kemasannya pun cukup mudah dikenali. Soal kehalalan, kamu juga nggak perlu khawatir karena MUI sudah mengeluarkan sertifikatnya.

Yang menarik dari mi instan ini adalah, setiap varian rasa bisa dibedakan dengan perbedaan warna kemasan. Sebagai contoh, Arirang hijau memiliki varian rasa bibim-ramyun&nbsp;pedas, Arirang putih memiliki rasa kaldu tulang sapi gurih, dan lain-lain.

Makan mi instan Korea halal pasti tenang dan nikmat, ya Millens. Hanya, dari merek-merek di atas, mana nih yang jadi favoritmu?&nbsp;(Det/IB28/E07)

Inibaru.id - Nggak hanya musik dan drama, orang Indonesia juga kini penasaran dengan mi instan Korea. Masalahnya, ada kekhawatiran mi-mi instan tersebut nggak halal. Nah, dari sekian banyak merek yang beredar di Indonesia, ada sejumlah mi instan Korea halal yang sudah mendapatkan sertifikat MUI. Berikut adalah mi-mi instan tersebut.

Banyak orang yang ragu untuk mencicipi mi instan Korea karena ada anggapan mi ini mengandung miyak babi. Padahal, ada banyak lo mie instan Korea halal yang sudah mendapatkan sertifikat MUI. Berikut adalah mi-mi instan tersebut.

Sederet Mi Instan Korea Halal yang Sudah Berlabel MUI

Masalahnya,
kebanyakan lapangan kerja ada di kota besar yang memiliki biaya hidup yang
sangat tinggi. Mereka khawatir jika sampai menikah atau memiliki keturunan,
akan tidak mampu membiayainya. Banyak anak muda yang juga menganggap pernikahan
membuat mereka nggak bisa lagi menikmati hidup sendiri. Alhasil, mereka memilih
untuk menunda pernikahan atau bahkan melajang saja selamanya.

Pilihan
untuk menjadi Honjok semakin populer di kalangan anak muda. Alhasil, banyak
pelaku bisnis, khususnya kuliner yang menyediakan tempat bagi mereka. Nama
fasilitasnya adalah Honbap yang artinya adalah makan sendirian atau Honsul yang
artinya adalah minum sendirian.

Fasilitas-fasilitas
ini bisa membuat para Honjok ini nggak lagi canggung untuk makan atau minum
sendirian tanpa dilihat oleh orang lain. Selain itu, Honbap dan Honsul dianggap
bisa mempersingkat waktu sekaligus menekan pengeluaran karena hanya makan
sendirian tanpa perlu diselingi dengan obrolan ke orang lain.

Menariknya,
di Korea Selatan juga sedang nge-tren single
wedding, sesi foto seperti pre-wedding
namun dilakukan sendirian. Para Honjok memanfaatkannya demi mendapatkan sensasi
memiliki foto dengan jas atau gaun pernikahan namun sendirian. Bagi mereka, hal
ini sudah cukup seperti merasakan sensasi hari pernikahan.

Acara-acara
televisi di sana juga mulai banyak yang menyuguhkan kisah-kisah atau tips untuk
hidup sendirian. Alhasil, tren menjadi Honjok pun semakin populer.

Kalau kamu
sendiri, lebih suka jadi Honjok atau tetap menganggap memiliki pasangan dan
membangun keluarga itu penting, Millens?
(Ind/IB09/E05)

Inibaru.id – Suka melihat drama Korea, Millens? Kamu pasti sering disuguhi cerita-cerita romantis dalam
drama tersebut. Hanya, ternyata kisah romantis ini nggak selalu benar, lo. Realitanya,
banyak anak muda Korea yang memilih untuk hidup sendiri. Mereka menyebut
orang-orang yang melakukan hal ini sebagai Honjok. Seperti apa ya?

Ada banyak
alasan mengapa banyak anak muda Korea memilih untuk menjadi Honjok. Hanya,
seringkali mereka sudah putus asa dan merasa masa depannya bakal suram. Di
sana, banyak anak muda yang jadi pengangguran atau bekerja keras dengan gaji
yang rendah. 

Beda dengan drama Korea yang sering menyuguhkan cerita romantis antar pasangan, tren menjadi Honjok atau orang yang hidup sendirian saja semakin populer di kalangan pemuda Korea. Apa alasannya, ya?

Honjok, Tren Memilih Hidup Sendiri yang Ngetren di Kalangan Muda Korea Selatan

Nah, temuan
kasus ini ternyata didapat oleh Forensic Architecture yang ada di Goldsmith
University, Inggris. Organisasi ini bekerja sama dengan organisasi alam
Greenpeace. Menurut penelitian yang tim ini lakukan, proses pembakaran hutan
secara sengaja ini dilakukan pada 2011 hingga 2016.

Dalam
penelitian ini, Forensic Architecture menerapkan analisis spasial serta
arsitektural. Mereka juga memakai teknik permodelan yang canggih karena
membandingkan citra satelit, data titik api, hingga data dari satelit NASA di
lahan yang terbakar dari waktu ke waktu.

“Setelah
kami teliti, ditemukan pola, arah, serta kecepatan pergerakan api sesuai dengan
cara pembukaan lahan. Kami yakin hal ini dilakukan dengan sengaja,” ungkap
peneliti senior dari Forensic Architecture Samaneh Moafi.

Moafi menambahkan
jika kebakaran disebabkan oleh faktor lain, pergerakan api akan berbeda dan
lebih tersebar.

Perusahaan
asal Korea Selatan yang dituding melakukan pembakaran ini, Korindo Group
membantah mereka melakukan pembakaran hutan secara sengaja. Pembukaan lahan
mereka lakukan dengan alat berat, bukannya membakar hutan. Jika terjadi kebakaran
hutan, Korindo justru menuding karena warga yang memburu tikus tanah yang
sering ditemukan bersembunyi di tumpukan kayu.

Korindo
bahkan mengklaim kebakaran hutan ini menyebabkan kerugian finansial yang cukup
besar bagi biaya operasionalnya.

Greenpeace
menyebut pembukaan lahan dengan cara membakar sudah termasuk melanggar hukum,
tepatnya UU Perkebunan dan UU Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(PPLH).

Semoga saja
kasusnya benar-benar terungkap dan pelakunya diadili sehingga pembakaran hutan
dan lahan nggak bakal lagi terjadi, ya Millens.
(Det/IB09/E05)

Inibaru.id – Tagar #Savepapua dan #KoreaSelatan trending di
media sosial Twitter Indonesia. Jika biasanya yang terkait dengan Korea Selatan
adalah selebritas K-pop, kali ini tagar ini justru terkait dengan
kasus hutan di Papua yang dibakar. Korindo Group, perusahaan asal Korea Selatan
dituding menjadi penyebab kebakaran hutan tersebut.

Warganet
heboh dengan kasus ini karena luas hutan yang dianggap sengaja dibakar mencapai
57 ribu hektare. Lahan tersebut ada di wilayah Boven Digoel serta Merauke.
Tujuan dari pembakaran hutan ini demi membuka lahan untuk menjadikannya kebun
kelapa sawit.

Perusahaan asal Korea Selatan, Korindo Group, dituding menjadi pelaku pembakaran hutan di Papua dengan luas wilayah yang terbakar hampir sama dengan Kota Seoul! Seperti apa ya bantahan mereka.

Hutan Seluas Seoul di Papua Dibakar, Perusahaan Korea Membantah Jadi Pelakunya

Nggak harus ke Korea atau Jepang. Kalau kamu jeli, saat menonton film kedua negara tersebut, kamu bisa melihat perbedaan cara makan orang-orang di sana.

Keduanya memakai mangkuk dan sumpit. Namun, orang Jepang terbiasa mengangkat mangkuk ketika
makan. Sementara, bagi orang Korea, mengangkat mangkuk saat menyantap hidangan dianggap
nggak sopan. Mereka hanya&nbsp;mengangkat mangkuk saat-saat terakhir, untuk menandaskan isi mangkuk.&nbsp;

Masyarakat kedua negara memang sama-sama membungkuk saat memberi salam. Namun, sebagian besar orang Jepang membungkuk lebih banyak, bisa sampai berkali-kali. Ini dilakukan karena orang yang membungkuk paling akhir dianggap yang paling sopan.

Sementara, kebanyakan orang Korea hanya membungkuk sekali untuk menghormati orang di hadapannya. Bagi mereka, membungkuk satu kali sebagai ucapan salam sudah dianggap sopan dan itu cukup.

Youtuber Indonesia yang kini tinggal di Jepang Jerome
Polin mengatakan, di Jepang nggak ada toko daring. Pembelian daring
biasanya dilakukan lewat Amazon, toko daring asal Amerika. Sementara, orang Korea justru terbiasa menggunakan akun media sosial untuk berjualan. Ha-ha. Beda banget!

Jepang dianggap sebagai negara maju. Namun, siapa menyangka, nggak sedikit transaksi jual-beli di sana masih menggunakan cara konvensional? Orang Jepang memang dikenal masih lebih menyukai transaksi tunai, berdampingan dengan nontunai.

Biasanya, transaksi dengan kartu digunakan untuk naik
kereta dan semacamnya, sedangkan untuk bayar di resto atau mal, mereka masih menggunakan uang fisik. Ini berbeda dengan di Korea. Kecuali anak-anak dan lansia, orang Korea umumnya lebih suka bertransaksi apa pun menggunakan kartu.

Bagi orang Jepang, media sosial bersifat
privasi. Nggak semua orang bisa melihat dan mau berkenalan dengan orang asing. Jadi, kebanyakan teman di medsos adalah orang yang dikenal di dunia nyata. 

Orang Jepang biasa menggunakan nama dan foto profil yang bukan sebenarnya. Selain itu, ada semacam konvensi, untuk mengikuti atau menandai seseorang di medsos, dia harus meminta izin kepada yang bersangkutan dulu.

Hal tersebut berbeda dengan orang Korea. Laiknya di
Indonesia, warganet di sana nggak punya aturan khusus dalam berteman di platform daring.

Oh ya, satu lagi, orang Korea lebih suka menggunakan Facebook dan Instagram, sedangkan warganet Jepang lebih banyak di Twitter.

Nah itulah sejumlah perbedaan budaya antara Jepang dan
Korea yang cukup mencolok, Millens! Menarik bukan? (IDN/IB27/E03)

Inibaru.id – Kamu mungkin melihat wajah orang Jepang dan Korea sangatlah mirip. Pun demikian dengan nada bicaranya. Hal ini tentu bisa dipahami karena kedua negara tersebut memang bertetangga dan memiliki sejarah "kebersamaan" yang cukup panjang.

Namun demikian, kalau pernah bertandang dan menetap cukup lama di kedua negara ini, kamu mungkin bakal tahu ada sejumlah perbedaan budaya atau kebiasaan yang signifikan antara Negeri Sakura dengan Negeri Gingseng. Apa saja perbedaan tersebut?

Setelah membaca beberapa perbedaan budaya antara Jepang dan Korea ini, kamu akan tahu bahwa keduanya sama sekali berbeda. Budaya apa saja yang membedakan kedua negara tersebut?

Tampak Sama, Ini 5 Perbedaan Budaya Jepang dan Korea yang Mencolok

Jangan
heran kalau sampai kamu menemukan anak muda Australia yang fasih berbahasa
Indonesia. Realitanya, banyak sekolah di Australia yang mewajibkan pelajaran
Bahasa Indonesia. Salah satunya adalah Burgmann Anglican School di Ibu Kota
Canberra. 

Di sekolah
ini, Bahasa Indonesia jadi pelajaran yang wajib dipelajari murid kelas TK
hingga kelas 7. Di level lebih atas, yakni kelas 8 sampai kelas 12, Bahasa
Indonesia dijadikan pelajaran pilihan.

2.&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;
Jepang

Indonesia
dan Jepang dikenal sebagai negara dengan hubungan yang erat. Nggak hanya banyak
anak muda Indonesia yang menggemari budaya pop Jepang, sejumlah universitas di
Jepang bahkan membuka jurusan Bahasa Indonesia. Salah satunya adalah Tokyo
University of Foreign Studies. Sejumlah sekolah juga menjadikan Bahasa
Indonesia sebagai pelajaran pilihan.

3.&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;
Korea Selatan

Banyak anak
muda Indonesia yang belajar Bahasa Korea demi memahami budaya K-Pop dengan
lebih baik. Sebaliknya, di sana ternyata juga banyak anak muda yang belajar
Bahasa Indonesia! Sebagai contoh, peminat Program Studi Bahasa Indonesia yang
dibuka Busan University of Foreign Studies cukup banyak, lo!

4.&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;
Kanada

Meski
secara kultur nggak begitu erat dengan Indonesia. Tapi banyak sekolah
atau kursus Bahasa Indonesia yang dibuka di Kanada. Ternyata, hal ini
disebabkan oleh banyaknya orang Indonesia yang tertarik untuk mencari pekerjaan
atau bahkan bermigrasi ke Kanada.

Alasan
mengapa banyak orang Indonesia ke Kanada adalah pendapatan yang lebih besar.
Kondisi sosialnya juga cenderung lebih stabil karena jarang terjadi konflik.

Wah, nggak
nyangka ya, ternyata Bahasa Indonesia juga dianggap penting sampai dipelajari
di luar negeri. Jadi, jangan malu deh berbahasa Indonesia atau memakai bahasa
daerah ya? (Kum/IB09/E05)

Inibaru.id – Selain bahasa daerah, kamu pasti juga menguasai
Bahasa Indonesia, kan, Millens? Nggak
hanya dipelajari sendiri di rumah, Bahasa Indonesia juga dipelajari lewat
pelajaran. Menariknya, ternyata nggak hanya oran Indonesia yang menganggap
Bahasa Indonesia penting.

Ada beberapa negara lain yang bahkan sampai meminta
warganya belajar Bahasa Indonesia, lo. Negara mana sajakah itu?

1.&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;
Australia

Sejumlah negara ternyata mempelajari Bahasa Indonesia. Peminatnya juga cukup banyak lo. Di mana sajakah negara tersebut?

Di Negara-Negara Ini, Bahasa Indonesia Dianggap Penting dan Dipelajari

Untuk
program Sarjana, semua program dibuka kecuali yang membutuhkan waktu lebih dari
empat tahun untuk menyelesaikannya seperti Kedokteran atau Arsitek. Sementara
itu, untuk program Pascasarjana, ada persyaratan khusus. Jika biaya sekolahnya
lebih dari 10 ribu US Dollar per tahun, maka mahasiswa harus mencari beasiswa
tambahan demi memenuhinya. Khusus untuk program penelitian, yang mendapatkannya
bisa berupa dosen pertukaran atau pasca-doktoral.

Hanya,
program ini ternyata terbatas Millens.
Pemerintah Korea Selatan hanya membuka 120 beasiswa bagi program sarjana serta
580 beasiswa bagi program Pascasarjana. Itupun jumlahnya bisa berubah
sewaktu-waktu.

Biasanya,
pengumuman pembukaan beasiswa Sarjana pada bulan September. Sementara itu,
program Pascasarjana dibuka pada bulan Februari. Setelah itu, seleksi akan
dilakukan setelahnya dan pengumuman untuk program Sarjana pada Januari.
Sementara untuk program Pascasarjana, pengumumannya bulan Mei.

Beasiswa
yang didapat mahasiswa yang lolos adalah tiket pesawat, tunjangan tempat
tinggal yang dibayar satu kali sebanyak 200 ribu Korean Won (KRW), biaya hidup
800 ribu- 900 ribu KRW, biaya sekolah bahasa 800 ribu KRW, biaya kuliah
maksimum 5 juta KRW per semester, tunjangan bahasa 100 ribu KRW, biaya
penelitian 210 ribu hingga 240 ribu KRW, biaya tesis atau disertasi 500 ribu
hingga 800 ribu KRW, asuransi kesehatan 20 ribu KRW, serta tunjangan persiapan
pulang 100 ribu KRW.

Kalau kamu
mau mendaftar, program sarjana maksimal berusia 25 tahun dan sudah atau akan
lulus SMA. Untuk program Pascasarjana, usia maksimal 40 tahun dan telah lulus
Sarjana atau Magister. Sehat jasmani dan rohani, dan memiliki IPK atau nilai
rapor rata-rata 80 persen.

Kalau kamu
mau mendaftar, kirimkan saja aplikasi serta berbagai dokumen ke Kedutaan Besar
Korea Selatan atau Universitas yang ingin kamu daftar. Nah, kalau kamu bingung,
bisa kok menghubungi kgspniied@korea.kr
untuk mendapatkan informasi lebih lanjut. 

Gimana, Millens? Tertarik mencoba beasiswa ini? Siapa tahu bisa ketemu bias. He&nbsp;(Stu/IB09/E05)

Inibaru.id – Anak muda Indonesia semakin banyak yang
menggilai dunia K-Pop. Nggak hanya menikmati drama, film, atau musiknya, kini
banyak anak muda yang juga ingin pergi ke Korea Selatan baik itu untuk
berwisata atau malah bersekolah di sana. Tapi, kamu tahu nggak sih cara agar
bisa kuliah di sana?

Situs studyinkorea.go.kr ternyata membuka
informasi terkait hal ini Millens.
Ternyata, ada lo beasiswa dari pemerintah Korea bernama KGSP untuk
Pascasarjana, Sarjana, serta Penelitian. Pemerintah Korea Selatan memang
membuka kesempatan bagi mahasiswa dari berbagai penjuru dunia untuk bersekolah
di sana.

Banyak anak muda yang ingin mendapatkan beasiswa dan kuliah di Korea Selatan. Kalau kamu adalah satunya, yuk simak berbagai tips dan informasi terkait hal itu di sini.

Ingin Dapatkan Beasiswa Kuliah di Korea? Baca Ini Dulu

Mantan
pegawai SM Entertainment ternyata membocorkan peluang orang Indonesia untuk
menjadi anggota girlband atau boyband di Korea Selatan. Hal ini diungkap oleh
media yang sering memberitakan tentang dunia K-pop, Koreaboo. Ternyata, kemungkinan orang Indonesia untuk mendapatkan
peluang ini cukup besar, lo.

Sang mantan
pegawai SM Entertainment yang nggak disebutkan namanya ini mengaku bekerja di bagian
casting luar negeri selama 3 tahun.
Ternyata, ada lo audisi yang dilakukan SM Entertainment di Indonesia. Audisi
ini dilakukan di Jakarta dan Surabaya pada November 2019 lalu. Saat itu, cukup
banyak orang yang ikut audisi.

Dari sekitar 10 ribu pelamar, setidaknya 2,500
sampai 3.000 peserta mendapatkan kesempatan melakukan audisi per hari. Masalahnya,
dari semua yang melakukan audisi, belum tentu ada satu orang yang menarik para
juri casting. Hal ini disebabkan oleh standar SM Entertainment yang sangat
tinggi. Dalam audisi pada 2019 lalu, dilaporkan hanya ada empat peserta yang
lolos. 

Masing-masing dua laki-laki dan dua perempuan. Mereka diketahui sudah
berada di Korea dan melakukan latihan. Sayangnya, belum jelas apakah sudah
mendapatkan kontrak trainee atau
belum.

Jika para
peserta yang lolos audisi ini ternyata bisa menjalani latihan dan berkembang di
tangan para pelatih, besar kemungkinan mereka akan masuk dalam anggota boyband
atau girlband K-pop yang akan melakukan debut.

Jadi, kalau
kamu tertarik jadi bintang K-pop, selalu cari informasi audisi di Indonesia, ya
Millens? Bisa jadi kamu adalah orang
yang beruntung untuk mendapatkan kesempatan itu. (Lin/IB09/E05)

Inibaru.id – Pada 19 Mei 2020, masyarakat Indonesia
dihebohkan dengan debut Dita Karang di girlband K-pop ‘Secret Number’. Girlband
ini memang beranggotakan lima perempuan dari berbagai negara. Selain Dita dari
Indonesia, ada Denise dan Jinny dari Amerika Serikat, Lea yang berasal dari
Jepang, dan Soodam, satu-satunya anggota ‘asli’ Korea Selatan.

Keberadaan
Dita di ingar-bingar dunia K-pop ini mendapatkan sambutan hangat masyarakat
sekaligus memunculkan pertanyaan baru; seberapa besar sih peluang orang Indonesia
untuk menjadi anggota boyband atau girlband K-pop?

Lisa Blackpink dari Thailand, Dita Karang Secret Number dari Indonesia. Apakah peluang orang Indonesia untuk menjadi bintang Kpop cukup besar? Begini penjelasan SM Entertainment