BerandaHits
Jumat, 13 Nov 2025 20:09

Sumanto, 'Bapaknya Wayang' dari Karanganyar yang Nggak Lelah Nguri-uri Budaya Jawa

Ketua DPRD Jateng Sumanto (kemeja batik) dinobatkan sebagai Bapaknya Wayang Kabupaten Karanganyar. (DPRD Jateng)

Bagi masyarakat Karanganyar, nama Sumanto bukan hanya dikenal sebagai Ketua DPRD Jawa Tengah. Lebih dari itu, dia adalah sosok yang tekun menjaga nyala budaya lewat wayang kulit hingga dijuluki Bapaknya Wayang Kabupaten Karanganyar.

Inibaru.id – Gelar “Bapaknya Wayang Kabupaten Karanganyar” disematkan kepada Ketua DPRD Jawa Tengah, Sumanto. Penghargaan itu datang dari Paguyuban Dalang Karanganyar sebagai bentuk apresiasi atas kepedulian dan konsistensinya dalam melestarikan kesenian wayang kulit di tengah gempuran hiburan modern.

Sudah menjadi kebiasaan bagi politisi PDI Perjuangan ini untuk menggelar pentas wayang kulit di kediamannya di Desa Suruh, Kecamatan Tasikmadu, setiap bulan. Bukan hanya menghadirkan tontonan, tetapi juga menjadi ruang bagi para dalang dari berbagai generasi untuk tampil dan berkembang bersama.

“Teman-teman dalang Jawa Tengah menyebut Pak Manto Bapaknya Wayang Kabupaten Karanganyar. Selain itu juga Bapak Pembangunan Karanganyar,” ujar Ketua Paguyuban Dalang Karanganyar, Ki Sulardiyanto Pringgo Carito, saat Pentas Wayang Kulit 30 Jam Nonstop dalam rangka Hari Wayang Dunia dan Nasional yang digelar di kediaman Sumanto, belum lama ini.

Pentas akbar tersebut menampilkan 23 dalang dengan berbagai lakon epik, mulai dari Seta Ngraman, Bisma Gugur, Ranjaban Abimanyu, Gatotkaca Gugur, Tirtanata Tigas, hingga Baladewa Muksa. Malam itu, Ki Sulardiyanto membuka pentas dengan lakon Seta Ngraman. Suasana semakin meriah dengan pembagian doorprize mulai dari kulkas hingga sepeda bagi penonton yang setia menikmati pertunjukan.

Sumanto dinilai serius memberi perhatian pada seni tradisional, terutama wayang. (DPRD Jateng)

Menurut Ki Sulardiyanto, perhatian Sumanto terhadap dunia pedalangan nggak sebatas kata-kata. Dia benar-benar memberikan dukungan nyata kepada para dalang lokal. “Kegiatan kami disupport betul oleh beliau. Empat tahun lalu kami harus urunan untuk pentas,” kenangnya.

Regenerasi pun tampak hidup di panggung malam itu. Dalang senior seperti Ki Waluyo Noto Carito tampil berdampingan dengan dalang muda seperti Ki Anggit Laras Prabowo, Ki Bayu Kisworo, hingga Ki Canggih Tri Atmojo.

Bagi Sumanto, wayang bukan sekadar hiburan. Ia adalah warisan luhur yang harus dijaga bersama. Karena itu, ia mendorong agar pelestarian budaya dimulai dari tingkat desa. “Saya punya usul, Pak Kades, Bayan kumpul. Membuat Perdes (Peraturan Desa) yang punya hajat seperti mantu atau khitan nanggap wayang atau kesenian tradisional,” ujarnya.

Langkah ini, menurutnya, bisa menjadi cara konkret memberi ruang bagi seniman untuk tetap berkarya. “Kalau belum kuat nanggap wayang kulit karena mahal, minimal nanggapnya seni tradisional lainnya. Supaya kesenian kita tetap lestari,” tambahnya.

Camat Tasikmadu Joko Setyono turut mengakui peran besar Sumanto. “Di wilayah kami, paling tidak dalam 40 hari sekali ada pentas wayang. Ruang pentas wayang kulit tersebut banyak difasilitasi Ketua DPRD Jateng Sumanto,” ujarnya.

Baginya, kegiatan ini bukan sekadar hiburan, tapi juga sarana untuk mengingat jati diri budaya Jawa. “Harapannya langkah ini juga dilakukan pihak-pihak lain,” tandasnya.

Setuju kan kalau wayang kulit bukan sekadar warisan masa lalu, tapi cermin kebijaksanaan dan karakter bangsa yang patut dijaga bersama? Langkah yang diambil Sumanto menjadi bukti bahwa pelestarian budaya bisa dimulai dari halaman rumah sendiri.

Semoga semakin banyak tokoh dan masyarakat yang tergerak untuk ikut nguri-uri budaya Jawa agar tetap hidup di tengah derasnya arus modernisasi. Sebab, tanpa kita sadari, menjaga wayang berarti menjaga jati diri bangsa. Betul nggak, Gez? (Siti Zumrokhatun/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: