BerandaHits
Sabtu, 6 Des 2024 18:17

Seperti 'Fast Fashion', Tren 'Fast Beauty' Juga Memiliki Dampak Negatif Jangka Panjang bagi Lingkungan

Seperti 'Fast Fashion', Tren 'Fast Beauty' Juga Memiliki Dampak Negatif Jangka Panjang bagi Lingkungan

Fast beauty juga dipengaruhi dan disebarluaskan secara agresif oleh para influencer. (stockcake)

Tren 'fast beauty' tengah menjadi sorotan di media sosial karena menawarkan produk kecantikan baru secara cepat dan beragam. Namun, di balik daya tariknya, fenomena ini membawa dampak negatif seperti mendorong konsumerisme, menciptakan limbah plastik, dan mengancam keberlanjutan lingkungan. Sama seperti fenomena 'fast fashion'.

Inibaru.id - Istilah fast beauty kini semakin sering dibicarakan di media sosial. Istilah ini mengacu pada produksi dan konsumsi produk kecantikan yang cepat, mirip dengan konsep fast fashion. Dalam dunia fast beauty, produk kecantikan baru dirilis secara terus-menerus untuk menarik perhatian konsumen dengan berbagai inovasi, tren, dan promosi yang agresif.

Namun, di balik daya tariknya, fast beauty menyimpan berbagai dampak negatif, terutama terhadap lingkungan dan perilaku konsumsi.

1. Konsumerisme Berlebihan

Tren ini mendorong konsumen untuk terus membeli produk baru meskipun mereka belum menyelesaikan produk yang sudah dimiliki. Siklus perilisan produk yang cepat menciptakan ilusi kebutuhan baru yang nggak selalu benar-benar diperlukan, sehingga meningkatkan pola konsumsi berlebihan.

Banyak yang menempuh jalan "mudah" dalam pengenalan produk dengan bekerjasama dengan para influencer kecantikan. Popularitas para influencer menjadikan tren ini semakin meluas.

2. Nggak Ramah Lingkungan

Sebagian besar produk fast beauty menggunakan bahan baku yang sulit terurai, seperti plastik, untuk kemasan. Selain itu, proses produksi yang cepat sering kali tidak mempertimbangkan keberlanjutan lingkungan, seperti penggunaan bahan kimia yang dapat mencemari air dan tanah.

3. Peningkatan Limbah Plastik

Sampah yang dihasilkan tren fast beauty juga bisa mengotori lingkungan. (via Tribunnews)

Kemasan produk kecantikan sering kali tidak dapat didaur ulang dengan mudah, terutama jika terdiri dari berbagai material campuran. Akibatnya, sampah dari fast beauty semakin menumpuk, berkontribusi pada krisis limbah plastik global.

4. Kualitas Produk yang Dipertanyakan

Karena fokusnya adalah pada kecepatan produksi, kualitas produk sering kali nggak menjadi prioritas utama. Hal ini dapat berdampak pada kesehatan kulit konsumen jika produk yang digunakan nggak aman atau nggak efektif.

Menghadapi Fast Beauty

Untuk mengurangi dampak negatif dari fast beauty, konsumen dapat mengambil langkah-langkah seperti:

- Memprioritaskan kualitas daripada kuantitas saat membeli produk kecantikan.

- Mendukung merek yang memiliki komitmen terhadap keberlanjutan dan menggunakan kemasan yang dapat didaur ulang.

- Menggunakan produk hingga habis sebelum membeli yang baru.

- Mengurangi keinginan untuk mengikuti setiap tren kecantikan yang muncul.

Meskipun menarik, fast beauty seharusnya tidak menjadi gaya hidup yang diadopsi tanpa mempertimbangkan dampaknya.

Dengan menjadi konsumen yang bijak, kita dapat tetap menjaga kecantikan tanpa mengorbankan lingkungan dan keseimbangan hidup. Yuk, hindari fast beauty untuk bumi yang lebih sehat dan cantik, Millens. (Siti Zumrokhatun/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Mengenal Getuk Kethek, Apakah Terkait dengan Monyet?

13 Apr 2025

Di Balik Mitos Suami Nggak Boleh Membunuh Hewan saat Istri sedang Hamil

13 Apr 2025

Kisah Kampung Laut di Cilacap; Dulu Permukiman Prajurit Mataram

13 Apr 2025

Mengapa Manusia Takut Ular?

13 Apr 2025

Nilai Tukar Rupiah Lebih Tinggi, Kita Bisa Liburan Murah di Negara-Negara Ini

13 Apr 2025

Perlu Nggak sih Matikan AC Sebelum Matikan Mesin Mobil?

14 Apr 2025

Antrean Panjang Fenomena 'War' Emas; Fomo atau Memang Melek Investasi?

14 Apr 2025

Tentang Mbah Alian, Inspirasi Nama Kecamatan Ngaliyan di Kota Semarang

14 Apr 2025

Mengenal Oman, Negeri Kaya Tanpa Gedung Pencakar Angkasa

14 Apr 2025

Farikha Sukrotun, Wasit Internasional Bulu Tangkis yang Berawal dari Kasir Toko Bangunan Kudus

14 Apr 2025

Haruskah Tetap Bekerja saat Masalah Pribadi Mengganggu Mood?

14 Apr 2025

Grebeg Getuk 2025 Sukses Meriahkan Hari Jadi ke-1.119 Kota Magelang

14 Apr 2025

Tradisi Bawa Kopi dan Santan dalam Pendakian Gunung Sumbing, Untuk Apa?

15 Apr 2025

Keindahan yang Menakutkan, Salju Turun saat Sakura Mekar di Korea Selatan

15 Apr 2025

Mereka yang Terlibat dalam Suap Putusan 'Onslag' Kasus Korupsi Minyak Goreng

15 Apr 2025

Harus Bagaimana Agar Ambulans Nggak Lagi Kena Tilang ETLE?

15 Apr 2025

Warga Semarang Sambut Gembira Penghapusan Denda Pajak Kendaraan

15 Apr 2025

Berasal dari Tradisi Eropa, Kelinci Paskah Jadi Simbol Kesuburan

15 Apr 2025

Alasan Sejumlah Asosiasi Jurnalis Menolak Program Rumah Subsidi Wartawan

16 Apr 2025

'Burning'; Ketika Ending Sebuah Film Justru Bikin Bingung Penontonnya

16 Apr 2025