BerandaHits
Sabtu, 31 Mei 2024 17:10

Sejarah Hari Tanpa Tembakau Sedunia yang Diperingati Setiap 31 Mei

Peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia telah dimulai sejak 1987. (Pexels)

Hari Tanpa Tembakau Sedunia adalah pengingat penting akan bahaya penggunaan tembakau dan kebutuhan untuk terus berupaya mengurangi dampaknya terhadap kesehatan masyarakat. Seperti apa sejarahnya?

Inibaru.id - Hari Tanpa Tembakau Sedunia, yang diperingati setiap tanggal 31 Mei, adalah sebuah kampanye tahunan yang dicanangkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk meningkatkan kesadaran global tentang bahaya penggunaan tembakau dan dampaknya terhadap kesehatan serta kesejahteraan masyarakat.

Awal Mula Peringatan

Hari Tanpa Tembakau Sedunia pertama kali diproklamasikan oleh WHO pada tahun 1987. Pada saat itu, Majelis Kesehatan Dunia mengadopsi Resolusi WHA40.38 yang menyerukan peringatan Hari Tanpa Rokok Sedunia pada tanggal 7 April 1988, bertepatan dengan Hari Kesehatan Sedunia.

Tujuan awal dari peringatan ini adalah untuk menarik perhatian dunia terhadap epidemi tembakau dan kematian serta penyakit yang ditimbulkannya.

Namun, pada tahun berikutnya, WHO mengadopsi Resolusi WHA42.19, yang menetapkan tanggal 31 Mei sebagai Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Perubahan ini dimaksudkan untuk memberikan hari khusus yang sepenuhnya didedikasikan untuk kampanye anti-tembakau dan upaya global untuk mengurangi penggunaan tembakau.

Tujuan dan Tema Tahunan

Ibu hamil yang terpapar rokok lebih berisiko mengalami keguguran atau masalah kehamilan lainnya. (Getty images)

Hari Tanpa Tembakau Sedunia bertujuan untuk:

1. Menyoroti risiko kesehatan yang terkait dengan penggunaan tembakau.

2. Mendorong pemerintah untuk mengimplementasikan kebijakan efektif untuk mengurangi konsumsi tembakau.

3. Mengadvokasi pembatasan iklan, promosi, dan sponsor produk tembakau.

4. Mengajak masyarakat untuk tidak menggunakan tembakau selama 24 jam penuh, sebagai langkah awal untuk berhenti merokok.

Setiap tahun, WHO dan para pendukungnya memilih tema khusus untuk Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Tema-tema ini dirancang untuk menyoroti berbagai aspek dari epidemi tembakau dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk memeranginya. Misalnya, tema tahun 2023 adalah "We need food, not tobacco" yang menyoroti dampak pertanian tembakau terhadap ketahanan pangan global.

Dampak Global

Sejak pertama kali diperingati, Hari Tanpa Tembakau Sedunia telah memberikan dampak signifikan di seluruh dunia. Banyak negara telah mengadopsi kebijakan dan peraturan ketat terkait penggunaan tembakau, termasuk pelarangan iklan rokok, peningkatan cukai tembakau, dan penerapan kawasan bebas rokok.

Kampanye ini juga telah meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya merokok dan memberikan dukungan kepada mereka yang ingin berhenti.

Pada tingkat global, WHO melaporkan bahwa upaya-upaya ini telah berhasil mengurangi prevalensi merokok di banyak negara. Namun, tantangan tetap ada, terutama di negara-negara dengan tingkat konsumsi tembakau yang tinggi dan di mana industri tembakau masih memiliki pengaruh besar.

Melalui kerja sama global dan tindakan tegas dari pemerintah serta masyarakat, kita dapat berharap untuk menciptakan dunia yang lebih sehat dan bebas dari tembakau. Kamu punya saran apa nih biar jumlah perokok turun, Millens? (Siti Zumrokhatun/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Polda Jateng Periksa Senjata Anggota, Buntut Penembakan Siswa SMK hingga Tewas

24 Des 2024

Event Tari Gagal, Penyelenggara Dilaporkan Ke Polda Jateng

24 Des 2024

Mi Dadat Pak Karnan, Legenda Kuliner di Jekulo, Kudus

24 Des 2024

Pemkot Fukushima Jepang bakal Sebar Identitas Pembuang Sampah Sembarangan

24 Des 2024

Sementara di Jabodetabek, Minyak Jelantah Bisa Ditukar dengan Uang di Pertamina

24 Des 2024

'Brain Rot' di Kalangan Gen Alpha, Sebuah Fenomena dan Dampaknya

24 Des 2024

Wisatawan di Jateng Diprediksi Capai 6,4 Juta Selama Libur Nataru

24 Des 2024

Uang Palsu dari UIN Makassar Diklaim Bisa Masuk ATM, Benarkah?

24 Des 2024

Kematian Dokter PPDS Anestesi Undip: Polisi Tetapkan Tiga Tersangka

25 Des 2024

Merah dan Hijau, Dua Warna yang Selalu Ada di Perayaan Natal

25 Des 2024

Tradisi Toleransi yang Terus Dijaga saat Perayaan Natal di Dusun Thekelan, Kabupaten Semarang

25 Des 2024

Penjual Bungeoppang, Roti Ikan Khas Korea, Semakin Langka

25 Des 2024

Cerita Kakek Mulyanto Dapatkan Ganti Rugi Tanah 30 cm2 karena Terdampak Proyek Tol Yogya - Bawen

25 Des 2024

Kurangi Kepadatan, Rest Area KM 445 B Tuntang Difungsikan untuk Libur Nataru 2025

25 Des 2024

Aktivitas Fisik sebagai Cara Mencegah Brain Rot pada Anak

25 Des 2024

Peneliti BRIN: Hindari Naik Gunung Dulu Hingga Akhir Tahun

26 Des 2024

Badan Gizi Nasional Tegaskan Program Makan Gratis Nggak Dipungut Biaya

26 Des 2024

Hanya Dua Jenis Pengendara Sepeda Motor di Korea: Kurir dan Orang Kaya

26 Des 2024

Bledug Kramesan, 'Gunung Mini' yang Menarik di Grobogan

26 Des 2024

UMK Sukoharjo 2025 Berlaku 1 Januari, Pemkab Pastikan Nggak Ada Penangguhan

26 Des 2024