Inibaru.id – Data yang diungkap Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono mengungkap hal yang cukp memrihatinkan. Bagaimana nggak, jumlah perokok aktif di Indonesia ternyata adalah yang terbesar ketiga di seluruh dunia, hanya kalah dari Tiongkok dan India.
Dante juga mengungkap bahwa jumlah perokok aktif di Tanah Air setara dengan 34,5 persen dari total populasi perokok aktif di seluruh dunia.
“Kita di urutan ketiga, mungkin karena kita juga adalah negara penghasil tembakau. Jadi jumlah perokok aktifnya sampai 70,2 juta orang,” ujar Dante sebagaimana dilansir dari Republika, Kamis (15/6/2023).
Yang lebih miris, sebagian besar perokok aktif sudah memulai kebiasaannya di usia remaja. Hal ini diungkap dalam data survei yang dilakukan Global Adult Tobacco Survey (GATS) pada 2021. Pada data tersebut, terungkap bahwa kelompok perokok pemula dengan usia 15-19 persen mencapai 9,36 persen dari total jumlah perokok di Tanah Air.
Dengan merokok sejak usia muda, tentu dampaknya fatal bagi kondisi organ paru-paru. Pertanyaannya, apakah jika para perokok aktif tersebut kemudian memutuskan untuk berhenti merokok, kondisi paru-parunya bisa kembali normal?
Sudah banyak informasi yang mengungkap bahwa kemampuan menarik napas para perokok aktif cenderung nggak sebaik orang-orang yang nggak merkok. Soalnya, organ tersebut serta otot dada sudah mengalami kerusakan karena terus terpapar racun dari rokok setiap hari.
Meski begitu, menurut MedicineNet, paru-paru perokok memang bisa membaik kondisinya jika mereka berhenti merokok, meskipun kondisinya nggak bakal bisa benar-benar kembali normal sebagaimana orang yang nggak perokok.
Hal ini disebabkan oleh kemampuan paru-paru dalam memperbaiki sel-selnya secara mandiri. Dengan berhenti merokok, setidaknya organ ini akan berusaha melakukan perbaikan pada sel-sel yang masih bisa diperbaiki secara bertahap.
Tapi, jika perokok sudah melakukan hobinya sejak lama dan frekuensi merokoknya sangat sering, bisa jadi paru-parunya sudah mengalami kondisi seperti sebagai berikut sehingga sulit untuk diperbaiki meski sudah berhenti merokok.
1. Emfisema
Alveoli atau kantung udara kecil pada paru mengalami kerusakan. Dampaknya, proses pernapasan nggak bisa berjalan dengan normal.
2. Bronkitis kronis
Peradangan parah pada saluran udara kecil menuju alveoli membuatnya jadi mengalami bronchitis kronis.
3. Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)
Kondisi ini terjadi karena paru-paru mengalami kondisi emfisema dan bronchitis kronis secara bersamaan. Bisa dikatakan, fungsi paru-parunya sudah menurun dengan signifikan.
Nah, sebelum paru-parumu sampai mengalami kondisi kesehatan tersebut, ada baiknya kamu segera berhenti merokok agar paru-parumu bisa melakukan perbaikan, ya? Biar lebih sehat, Millens. (Arie Widodo/E05)