Inibaru.id – Film-film Jepang dan anime, terutama yang bergenre School, acap menggambarkan para karakternya mengenakan seragam sekolah dengan model yang sangat khas, yakni mirip pakaian pelaut. Dalam pelbagai event jejepangan, seragam ini hampir selalu nongol di panggung cosplay.
Orang Jepang menyebutnya Sailor Fuku. Salah satu ciri khas seragam khusus perempuan ini adalah berkerah lebar laiknya seragam kelasi (pelaut berpangkat terendah) dengan 1-2 garis di pinggiran kerah. Biasanya, warna kerah lebih mencolok ketimbang warna bajunya.
Japanesestation (16/6/2020) menulis, Sailor Fuku diperkenalkan oleh Elizabeth Lee pada 1921. Jepang sejatinya mempunyai berbagai macam jenis seragam sekolah, di antaranya suspender, vest atau sweater, blazer, gakuran dan sailor. Namun, rancangan terakhir itulah yang paling populer.
Sailor Fuku biasanya dipakai para siswa di sekolah perempuan. Hal ini sesuai dengan sejarah seragam tersebut yang diinisiasi Elizabeth Lee saat dirinya menjadi pimpinan di sekolah khusus putri Fukuoka Women’s College (Fukuoka Jo gakuen).
Menggantikan Kimono
Ide untuk merancang seragam sekolah dengan pola sailor muncul saat Elizabeth Lee teringat pada kegiatan pertukaran pelajar yang diikutinya di Inggris. Kala itu, dia tertarik melihat seragam yang dikenakan para awak kapal angkatan laut di sana.
Saat ide itu muncul, murid sekolah perempuan masih terbiasa mengenakan kimono untuk bersekolah, yang sudah dilakukan sejak akhir abad ke-19. Padahal, kimono yang lebar dan tebal bikin siswa gerah dan sulit bergerak, terlebih saat kegiatan olahraga.
Dari situlah Lee termotivasi untuk mengganti seragam di tempatnya dengan yang lebih praktis dikenakan. Pada 1918, dia meminta seorang penjahit di Oota Toyokichi untuk membuat pakaian yang mirip seragam kelasi tersebut.
Seragam baru itu sempat mengalami kendala karena baju yang tipis gampang koyak saat para siswa berolahraga. Lee pun meminta penjahit memperbaikinya dengan membuat atasan tersebut lebih kuat, tapi tetap nyaman dipakai.
Terinspirasi oleh Gorden
Begitu kendala seragam bagian atas terselesaikan, Lee pun segera berpikir untuk membenahi bagian bawahnya. Maklum, saat itu rok yang dipakai para siswa masih bikin kaki nggak leluasa bergerak karena bentuknya lurus memanjang hingga mata kaki.
Diminta Lee untuk membuat rok yang lebih praktis dan bikin kaki mudah bergerak, sang penjahit justru kebingungan. Dia membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memenuhi permintaan tersebut, sebelum akhirnya mendapatkan ide pola rok yang sesuai, yang terinspirasi oleh gorden di rumahnya.
Gorden tetap kembali ke bentuk semula setelah tertiup angin karena polanya dibikin dengan lipatan-lipatan memanjang yang kaku. Nah, pola inilah yang kemudian diterapkan pada rok sailor fuku. Rok tersebut juga hanya dibuat hingga selutut agar siswa lebih bebas bergerak.
Lee menyetujuinya, lalu pada 1921 seragam tersebut diperkenalkan di sekolahnya. Nggak disangka, seragam ini jadi populer di Jepang dan mulai diadopsi berbagai sekolah, terutama pada jenjang SMP dan SMA. Seragam itu bahkan menjadi bagian dari budaya populer dan tren fesyen baru di dunia.
Sailor fuku memang unik banget ya, Millens? Menurutmu, seragam tersebut bakal cocok diterapkan di sekolah-sekolah Indonesia nggak, sih? (Arie Widodo/E03)