Inibaru.id – Kalau kamu mencermati, anak-anak sekolah dasar di Jepang yang banyak digambarkan dalam film, dorama, anime, atau manga biasanya menggendong tas yang sama: kokoh dan mampu memuat banyak buku. Untuk yang belum tahu, tas unik itu disebut Randoseru.
Randoseru diambil dari cara pengucapan orang Jepang untuk "ransel". Konon, ihwal mula penyebutan itu sudah dimulai sejak masa akhir periode Edo atau sekitar pertengahan abad ke-19. Kala itu, Jepang sedang berhubungan baik dengan Belanda yang menguasai sebagian Asia, termasuk Hindia Belanda.
Para tentara Jepang tampak tertarik dengan tas punggung yang dikenakan militer Belanda, yang mereka kenalkan sebagai ransel. Yap, kalau kamu menyebut tas punggung dengan nama ransel, sebetulnya kamu sedang memakai bahasa Belanda, lo! Ha-ha.
Jepang kemudian menciptakan tas punggungnya sendiri, lalu mengadopsi kata ransel menjadi randoseru. Ini dilakukan karena umumnya orang Jepang kesulitan melafalkan huruf "l" (menggantinya dengan "r") dan nggak mengenal konsonan tanpa imbuhan vokal.
Hadiah untuk Anak Kaisar
Menurut Mami Yamamoto di How to Japan (24/3/2022), randoseru dengan bentuk seperti sekarang baru dikenal secara luas pada 1887. Kala itu, PM Jepang Hirobumi Ito yang menjadi bagian dari era Meiji menghadiahi anak kaisar yang baru masuk SD Gakushuin dengan tas kulit berbentuk kotak.
Begitu dikenakan putra mahkota yang pada kemudian hari dikenal sebagai Kaisar Taisho (1879-1926) ini, tas punggung tersebut pun menjadi populer di SD Gakushuin. Nggak lama, popularitas randoseru segera menyebar ke seluruh antero Jepang.
Pada 1955, para orang tua sudah mulai menganggap tas kotak tersebut sebagai barang wajib yang harus dikenakan anak-anak yang mau masuk SD. Padahal, kala itu massa rata-rata randoseru terbilang cukup berat untuk anak-anak, yaitu 1,6 kilogram.
Untungnya, kini sudah banyak produsen randoseru yang memodifikasinya dengan mengganti bahan kulit menjadi sintesis sehingga lebih nyaman dan ringan dipakai anak-anak.
Hanya Dua Warna
Awal mula dijual, randoseru hanya tersedia dalam dua warna, yaitu hitam dan merah. Hitam untuk anak cowok, sedangkan merah untuk cewek. Namun, varian warna randoseru kian beragam sejak 2001. Para siswa cewek umumnya memilih warna lain seperti pink atau jingga, sedangkan yang cowok biru muda.
Randoseru modern kebanyakan memakai bahan kulit sintetis berjenis Clarino yang lembut, nggak mudah rusak, dan nggak basah meski kehujanan. Bahan ini juga membuat tas lebih ringan dan murah.
Oya, alasan kenapa bagian luar randoseru sengaja dibuat kokoh adalah agar bisa dipakai sebagai pelindung kepala saat gempa. Jadi, bukan cuma buat gaya-gayaan, kok! Bahkan, saking kuatnya randoseru, tas ini bisa awet sampai para siswa itu lulus SD, lo!
Nah, sudah tahu kan sejarah dari randoseru yang sering dipakai anak-anak sekolah dasar di Jepang? Jadi pengin punya juga nggak, sih? Ha-ha. (Arie Widodo/E03)