BerandaHits
Minggu, 31 Agu 2024 13:00

Psikolog: Fatherless Generation Rentan Alami Masalah Emosional dan Sosial

Ihfan N. Saputro, seorang psikolog dari Binar Kalbu Psikolog, menjelaskan isu fatherless generation. (Instagram/ santrendelik)

Fatherless Generation adalah fenomena anak-anak tumbuh tanpa kehadiran ayah yang optimal dalam pengasuhan mereka. Hal ini berdampak pada kondisi sosial emosional sang anak.

Inibaru.id - Belakangan ini, isu fatherless generation semakin sering diperbincangkan, baik di media sosial maupun dalam diskusi-diskusi serius. Isu ini begitu penting untuk dipahami karena peran ayah dalam keluarga sangatlah krusial, terutama dalam pengasuhan anak.

Di Indonesia, isu ini bukan sekadar kabar burung. Negara kita bahkan menempati peringkat ketiga dunia dalam hal fatherless. Tapi, apa sebenarnya yang dimaksud dengan fatherless generation dan mengapa hal ini begitu penting untuk dibahas?

Generasi biasanya merujuk pada sekelompok orang yang lahir di waktu yang sama dan mengalami pengalaman hidup yang serupa. Sedangkan fatherless mengacu pada anak-anak yang tumbuh dan berkembang tanpa peran ayah yang optimal, terutama dalam hal pengasuhan.

“Ini tentang sosok ayah yang tidak berperan baik dan optimal dalam keluarga, termasuk dalam pengasuhan anak,” jelas Ihfan N. Saputro, seorang psikolog dari Binar Kalbu Psikologi, saat menjadi pembicara dalam sebuah acara ruang dialog di Santrendelik Semarang beberapa waktu lalu.

Kenapa Peran Ayah Hilang?

Ihfan menjelaskan bahwa ketika peran ayah terabaikan, dampaknya bisa dirasakan seumur hidup. (Instagram/ santrendelik)

Ihfan menjelaskan bahwa ada dua alasan utama mengapa seorang ayah bisa menjadi sosok yang tidak hadir dalam pengasuhan anaknya. Pertama, ada ayah yang memang sejak awal memiliki karakter yang kurang peduli, atau bisa dibilang ignorant.

“Karakter ini bisa saja terbentuk dari latar belakang masa kecilnya, di mana komunikasi dalam keluarganya sendiri pasif, terutama antara ayah dan anak. Jadi, ketika ia dewasa dan menjadi ayah, pola ini terbawa dan membuatnya tidak tahu bagaimana cara berinteraksi dengan anaknya,” terang lelaki yang berprofesi sebagai psikolog selama 5 tahun itu.

Alasan kedua, bisa jadi sang ayah menjadi ignorant karena merasa tidak dihargai oleh anggota keluarga lainnya, seperti istri dan anak-anaknya. Dalam beberapa kasus, peran ayah tersingkir karena istri yang lebih dominan dalam keluarga.

"Jadi, isu fatherless ini bukan sepenuhnya kesalahan lelaki ya. Pihak istri juga berpengaruh,” tambah Ihfan.

Ketika peran ayah terabaikan, dampaknya bisa dirasakan seumur hidup sang anak. (Istockphoto.com/PeopleImages)

Ketika seorang ayah merasa tidak dianggap, ia cenderung mencari pelarian dengan lebih fokus mencari uang yang dianggapnya sebagai cara untuk membahagiakan keluarga. Tapi, justru ini berdampak pada berkurangnya waktu bersama anak.

Anak-anak yang tumbuh tanpa kehadiran ayah yang optimal akan mengalami berbagai masalah emosional dan sosial. Anak laki-laki misalnya, bisa tumbuh menjadi pribadi yang ciut, gampang putus asa, dan gampang baperan.

“Kalau anak perempuan yang fatherless cenderung memiliki standar yang salah dalam memilih pasangan. Mereka bisa jadi menolak pria yang memiliki sifat seperti ayahnya atau, dalam kasus yang lebih parah, menjadi rentan saat didekati terutama pria yang lebih tua," tandas Ihfan.

So, peran ayah dalam keluarga tidak bisa diabaikan, karena dampaknya begitu besar pada pembentukan karakter dan masa depan anak-anak. Dengan kesadaran ini, semoga kita bisa lebih menghargai dan memaksimalkan peran ayah dalam keluarga, demi generasi yang lebih baik di masa mendatang! (Rizki Arganingsih/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: