BerandaHits
Jumat, 15 Agu 2024 11:53

Picu Bunuh Diri, Perundungan di Kalangan Dokter harus Ditindak Tegas

Seorang peserta didik PPDS Undip mengakhiri hidup diduga karena mengalami perundungan. (Shutterstock)

Sudah menjadi masalah klasik, dokter muda nggak jarang mengalami perundungan dari seniornya. Bisa memicu bunuh diri, perundungan harus dihentikan dan ditindak tegas.

Inibaru.id - Perundungan adalah permasalahan serius di dunia pendidikan Indonesia. Aksi kejahatan ini bisa terjadi di setiap satuan pendidikan, bahkan di lingkungan pendidikan dokter. Seperti yang terjadi beberapa waktu lalu, seorang peserta didik Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Universitas Diponegoro (Undip) melakukan aksi bunuh diri diduga karena mengalami perundungan.

Dalam penyelidikannya, polisi menemukan sejumlah petunjuk. Salah satunya adalah suntikan berisi obat penenang. Dokter muda tersebut diduga mengakhiri hidupnya karena nggak kuat menjadi korban perundungan selama mengikuti PPDS.

Karena peristiwa itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menghentikan Program Anestesi Undip yang ada di RSUP Dr Kariadi, Semarang. Keputusan itu tertuang dalam surat nomor: TK.02.02/D/44137/2024 yang ditandatangani oleh Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Azhar Jaya pada 14 Agustus 2024. Surat ditujukan kepada Direktur Utama RSUP Dr. Kariadi.

"Sehubungan dengan dugaan terjadinya perundungan di Program Studi Anestesi Universitas Diponegoro yang ada di RSUP dr. Kariadi yang menyebabkan terjadinya bunuh diri pada salah satu peserta didik program studi anestesi Universitas Diponegoro, maka disampaikan kepada saudara untuk menghentikan sementara program studi anestesi di RSUP Dr. Kariadi sampai dengan dilakukannya investigasi dan langkah-langkah yang dapat dipertanggungkan oleh jajaran Direksi Rumah Sakit Dr. Kariadi dan FK Undip," demikian isi surat tersebut.

Perundungan Terjadi Sejak Lama

Menurut Menkes Budi Gunadi, perundungan di kalangan dokter muda sudah terjadi puluhan tahun. (Detik/Rachman Haryanto)

Perundungan di Fakultas Kedokteran nggak hanya terjadi di Undip. Faktanya praktik perundungan dokter muda sudah berlangsung puluhan tahun di seluruh Indonesia. Menurut pengamatan Menkes Budi Gunadi Sadikin tingkat perundungan jumlahnya hampir mendekati 100 persen.

“Ada dokter yang memberikan layanan sangat buruk dan kasar kepada pasien. Sesudah kami cek, ternyata yang bersangkutan adalah peserta didik dokter spesialis yang kemudian stres karena memang mendapatkan perlakuan dan juga jam kerja yang sangat jauh di luar norma,” ujar Budi Gunadi Sadikin saat konferensi pers pada 17 Agustus 2023.

Kala itu sebagai Menkes, Budi pun mengaku terkejut karena banyak bukti terkait tindakan perundungan.

“Kata-kata yang sangat kasar, ngomong mengenai binatang ke anak-anak. Ada kata-kata yang sangat rasialis. Malah juga ada buku panduan yang harus diikuti, apa yang di situ menurut kami tidak pantas dan tidak ada hubungannya sama sekali dengan pendidikan,” sambungnya.

Budi Gunadi Sadikin menjelaskan bahwa praktik ini kerap dilakukan dengan dalih sebagai salah satu cara untuk membentuk karakter dokter yang tangguh baik secara fisik maupun mental. Padahal, hal itu bisa dibentuk tanpa harus dengan cara kekerasan.

Selain itu, seharusnnya dalam institusi pendidikan dokter juga harus diutamakan untuk menanamkan rasa empati agar bisa diaplikasikan kepada pasien, bukan malah melakukan kekerasan.

“Perundungan ini biasanya digunakan dengan alasan bahwa kita mesti membentuk karakter dokter-dokter mudanya. Saya setuju karakter dokter-dokter itu harus dibentuk tapi bukan hanya dengan kekerasan,” kata Budi Gunadi, Kamis (15/8/2024).

“Untuk bisa mencapai atau membentuk ketangguhan yang bersangkutan, tapi juga harus dibentuk rasa empatinya kepada pasien, cara komunikasinya. Bukan dengan kekerasan,” sambung Budi.

Turut prihatin dengan kejadian yang menimpa salah seorang mahasiswa FK Undip ini. Semoga perundungan di dunia kedokteran nggak ada lagi setelah peristiwa ini! (Siti Khatijah/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: