BerandaHits
Senin, 12 Des 2021 15:00

Pernikahan Pertama di Tanah Merah, Cinta Bersemi di Pembuangan

Cinta bisa bersemi di mana saja dan dalam keadaan apa saja. Seperti kisah Wiranta dan Nyi Cacih ini. (Inibaru.id/ Triawanda Tirta Aditya)

Kisah Wiranta dan Nyai Cacih yang memadu kasih dalam pembuangan Boven Digul dan menjadi pasangan pertama yang melangsungkan pernikahan di Tanah Merah. Seperti apa kisahnya?

Inibaru.id - Pernahkah kamu mendengar kisah mengenai Wiranta dan Nyi Cacih? Mereka adalah pengantin pertama di kamp Tanah Merah, Boven Digul, yang merupakan tempat pembuangan para pembangkang kolonial. Pengasingan ini ada di Papua sebelah selatan. Meskipun mereka dibuang ke tempat pengasingan bak neraka, namun nggak membuat kisah cinta Wiranta dan Nyi Cacih terhalang.

Desember 1926, menjadi awal kisah cinta mereka, karena pada masa itulah mereka mengikuti rombongan pertama. Wiranta dan Nyi Cacih merupakan penduduk yang berasal dari Bandung. Wiranta yang berprofesi sebagai guru dan wartawan. Sementara itu, Nyi Cacih merupakan seorang gadis berusia 14 tahun yang turut dibuang bersama ayahnya, Sukanta Atmaja. Dia adalah seorang pegawai kereta api di Bandung.

Mereka berlayar bersama kurang lebih 300 orang dari Tanjung Priuk menuju Surabaya, transit di Makassar dan Ambon, lalu ke muara Sungai Digul di Merauke. Dari muara, mereka pun menyusuri sungai menuju ke Tanah Merah. Meskipun pelayaran yang mereka lakukan tersebut cukup melelahkan, namun hal inilah yang mendekatkan Wiranta dan Nyi Cacih. Pucuk dicinta ulam pun tiba. Wiranta dan Nyi Cacih saling jatuh cinta.

Dilansir dari Pikiran Rakyat, setelah delapan bulan berada di Digul, Wiranta memberanikan dirinya untuk menghadap Asisten Residen. Hal tersebut dilakukan untuk meminta izin untuk melangsungkan pernikahan dengan Nyi Cacih. Namun karena belum terbentuknya Dinas Agama (Islam), Asisten Residen bingung.

Beruntungnya ada seorang buangan asal Surakarta yang merupakan murid Haji Misbach yakni Harun Al-Rasyid yang kemudian ditunjuk sebagai penghulu. Uton dan Dasri yang merupakan sahabat Wiranta pun menjadi saksi. Tepat pada tanggal 10 Agustus 1927, Wiranta dan Nyi Cacih pun melangsungkan pernikahannya. Mereka pun menjadi pasangan pertama yang menikah di kamp pembuangan Tanah Merah, lo.

Potret Boven Digul. (Arsip Nasional via Indonesia.go.id)

Di balik itu semua ternyata pernikahan yang telah mereka langsungkan nggak dicatat di kantor pencatat nikah, Millens. Hal ini dianggap sebagai pembangkangan oleh pihak kolonial. Dalam Citra dan Perjuangan Perintis Kemerdekaan Seri Perjuangan Ex Digul,Sunaryo dkk., mengatakan alasan nggak tercatatnya pernikahan mereka di kantor pencatatan nikah pemerintah kolonial dikarenakan adanya anjuran dari orang-orang Sarekat Islam.

Nggak sampai disitu, pernikahan Wiranta dan Nyi Cacih masih tetap berlanjut dengan mengadakan pesta oleh seluruh penghuni kamp tersebut. Asisten Residen pun turut serta dalam pesta tersebut. Namun setelah pesta berakhir, Asisten Residen Boven Digul dicopot. Hal ini dikarenakan dia terlalu memanjakan tahanan dan dianggap bersekongkol dengan para tahanan yang menyebabkan anggaran pemerintah kolonial untuk Boven Digul juga ikut terkuras.

Sementara itu, nasib pernikahan Wiranta dan Nyi Cacih justru berlangsung hingga mereka bebas dari Boven, Digul. Kabarnya mereka dikaruniai tiga orang anak dan 17 cucu, lo, Millens.

Wah, sungguh menarik ya kisah Wiranta dan Nyi Cacih. Meskipun banyak rintangan yang menghampiri, mereka tetap bisa melewati itu semua.

Betewe, selama diasingkan di Digul, Wiranta sempat menulis beberapa tulisan seperti "Antara Hidup dan Mati" atau "Buron dari Boven Digul" yang diterbitkan dalam Cerita dari Digul yang disusun Pramodya Ananta Toer. (His/MG42/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: