BerandaHits
Rabu, 13 Feb 2024 16:52

Penjara Tak Kasat Mata Itu Bernama Sindrom 'Gadis Baik'

Perempuan biasanya menjadi pihak yang dituntut untuk selalu berperilaku baik. (Alodokter)

Perempuan kerap dituntut untuk bersikap baik dan menurut meski bertentangan dengan isi hati dan kepalanya. Mereka nggak lagi memiliki kebebasan untuk menjadi diri sendiri karena adanya standar harus pendiam, patuh, cantik, peduli pada orang lain dan nggak neko-neko. Terjebak dalam standar membuat para perempuan mengidap 'Good Girl Syndrom'.

Inibaru.id - Di dalam panggung kehidupan, ada sebuah peran yang sering dimainkan dengan cemerlang oleh banyak perempuan: peran "gadis baik". Dalam drama sosial yang tak terelakkan, gadis baik adalah pahlawan tak dikenal yang mampu menenangkan badai, menghadapi tekanan, dan menjaga keharmonisan dengan keanggunan yang luar biasa.

Namun, di balik senyum yang selalu bersinar, terseliplah suatu dilema yang sering kali luput dari sorotan: apakah benar-benar mungkin untuk hidup dengan kebaikan yang selalu tanpa cela?

Sindrom gadis baik adalah cermin yang memantulkan bayangan ekspektasi yang tak terbendung. Dari kecil, perempuan diajarkan untuk memenuhi standar tertentu dalam perilaku, penampilan, dan kesopanan.

Mereka diajarkan untuk menjadi penyayang, penyabar, dan selalu siap membantu. Tetapi di tengah-tengah pujian dan pujian, terkadang mereka menemukan diri mereka terjebak dalam labirin harapan yang tidak realistis.

Dalam upaya untuk mempertahankan citra "gadis baik", perempuan sering kali menahan diri dari mengekspresikan emosi yang nggak nyaman, mengekang keinginan dan kebutuhan pribadi mereka, dan mengorbankan kebahagiaan mereka sendiri demi menyenangkan orang lain. Mereka menemukan diri mereka terjebak dalam spiral tanpa akhir dari pengorbanan diri, bertanya-tanya apakah mereka benar-benar memiliki izin untuk mengungkapkan kelemahan dan keinginan mereka sendiri.

Selalu menurut untuk menyenangkan orang lain bisa bikin lelah hingga depresi. (Shutterstock)

Namun, dalam kerumunan sorotan yang terus berputar, mungkin terdapat cahaya yang lembut yang mengarah pada jalan keluar dari labirin. Mungkin, itu terletak pada keberanian untuk menantang status quo, untuk mempertanyakan ekspektasi yang diletakkan pada mereka, dan untuk menemukan keberanian dalam memilih kebahagiaan mereka sendiri di atas kepuasan orang lain.

Mungkin, kebaikan sejati nggak selalu terletak pada kesediaan untuk menahan diri, tetapi dalam keberanian untuk menjadi unik. Mungkin juga itu adalah ketika perempuan menemukan keberanian untuk mengekspresikan diri mereka sepenuhnya, tanpa takut akan hujan kritik atau angin badai penilaian.

Jadi, dalam panggung kehidupan yang tak terduga ini, mungkin sudah saatnya untuk membebaskan diri dari belenggu ekspektasi dan mengeksplorasi keberanian untuk menjadi diri sendiri. Mungkin, saatnya untuk merangkul kerentanan sebagai kekuatan, dan untuk menemukan bahwa kebaikan sejati nggak ada hubungannya dengan kesempurnaan, tetapi dalam keberanian untuk menjadi diri kita yang sebenarnya.

Sebagai manusia, sejatinya kita memang harus berbuat baik. Tapi kata baik itu relatif dan harus sesuai takaran. Ketika nggak sesuai dengan nuranimu, nggak perlu lagi mengejar gelar sebagai "gadis baik". Setuju, Millens? (Siti Zumrokhatun/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: