BerandaHits
Kamis, 8 Nov 2023 15:23

Nyoblos Kali Pertama, Zilenial Manfaatkan Medsos untuk Kepoin Capres dan Caleg

Ilustrasi: Mayoritas pemilih Pemilu 2024 didominasi kelompok generasi Z dan milenial. (Antara/Arif Firmansyah)

Dari mana para zilenial mencari tahu perkembangan politik di Indonesia, bahkan profil para calon pemimpin yang bakal ikut dalam kontestasi Pemilu 2024? Mereka mencari informasi tersebut dari internet, salah satunya adalah media sosial.

Inibaru.id - Pemilu 2024 digadang akan jadi pemilu paling meriah daripada pemilu-pemilu yang lalu. Kenapa? Karena menurut data hasil rekapitulasi DPT, mayoritas pemilih Pemilu 2024 didominasi kelompok generasi Z dan milenial. Seperti yang kita tahu, dua generasi tersebut sangat aktif bermedia sosial.

“Sebanyak 66.822.389 atau 33,60% pemilih dari generasi milenial. Sedangkan pemilih dari generasi Z sebanyak 46.800.161 atau sebanyak 22,85% dari total DPT Pemilu 2024," kata Komisioner KPU RI Betty Epsilon Idroos dalam Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi DPT di kantor KPU beberapa bulan lalu.

O iya, buat yang belum tahu, generasi milenial adalah mereka yang lahir pada tahun 1980 hingga 1994, sementara generasi Z atau sering disebut zilenial lahir pada 1995 hingga 2000-an.

Kamu sendiri pasti sudah merasakan gaung semaraknya menyambut datangnya tahun pemilu 2024, kan? Meski baru boleh berkampanye secara resmi pada 28 November 2023, kita kini sudah bisa menjumpai unggahan yang berkaitan dengan Pemilu 2024 di beranda media sosial.

Itu artinya, para netizen yang kebanyakan anak muda ini mau nggak mau mengikuti perkembangan pesta demokrasi yang bakal digelar pada 14 Februari 2024. Pada hari itu, kita sebagai pemilih akan memilih anggota DPR, DPD, DPRD, dan pastinya presiden RI, Millens.

Cari Info yang Benar di Medsos

Ilustrasi: Media sosial efektif menjadi wadah untuk menyebarkan informasi seputar pemilu. (Inibaru.id/ Triawanda Tirta Aditya)

Media sosial sangat erat dengan kehidupan milenial dan zilenial. Selain untuk menjalin kekerabatan satu sama lain, medsos juga efektif menjadi wadah untuk menyebarkan informasi. Nggak heran, beberapa orang mengetahui kiprah capres dan caleg di medsos ini. Sayangnya, informasi yang ada di sana ada yang benar dan yang salah.

Beberapa waktu lalu, Inibaru.id telah melakukan survei ke sejumlah anak muda di Jawa Tengah. Mereka adalah calon pemilih pada Pemilu 2024. Hasil survei menunjukkan para zilenial mengenal para calon legislatif dari media sosial seperti Tiktok, X (dulu Twitter), Instagram, dan sejenisnya.

“Konten pemilu di media sosial bisa menambah wawasanku soal pemilu. Apalagi banyak konten kekinian buat anak-anak muda. Jadi lebih gampang deh buat paham informasi seputar pemilu,” terang Hanifatuz Zahro.

Perempuan kelahiran 2004 itu nggak sabar menanti momentum Pemilu 2024 karena itu bakal jadi pengalaman kali pertama dia nyoblos. Nggak mau salah pilih, Hanif, panggilan akrabnya, selalu update pengetahuan politiknya dari media sosial.

Menurut mahasiswi Universitas Gajah Mada itu, konten pemilu di medos juga bisa nge-boost semangat anak muda buat ikut nyoblos nanti. Dia bilang, konten yang benar-benar bikin semangat itu yang isinya objektif dan nggak membela satu pihak saja.

“Menurutku, konten yang memotivasi itu yang isinya valid dan nggak memihak atau memojokkan salah satu pihak,” imbuhnya.

Sementara Masih Menyimak

Ilustrasi: Sebagian zilenial yang akan memilih nanti aktif menyimak perkembangan demokrasi di Indonesia. (Inibaru.id/ Triawanda Tirta Aditya)

Media sosial terlihat menarik karena para kreatornya membuat konten yang atraktif. Tapi, eksistensi sebuah medsos juga nggak lepas dari mereka yang selalu menyimak. Itu pula yang kini sedang dilakukan oleh Venda Luthfi Nabila.

Venda lebih suka menyimak konten yang berisi tentang debat atau perbedaan pendapat antara capres satu dengan lainnya. Dengan begitu dia jadi tahu ada pandangan-pandangan politik yang berbeda-beda.

“Menurutku, konten menarik adalah perdebatan antara partai politik atau capres/cawapres gitu. Dari situ, aku bisa melihat bagaimana cara caleg berpikir,” kata Venda.

Perempuan 18 tahun itu juga menyampaikan bahwa dirinya sering menyimak postingan-postingan politik di sosial media daripada ikut berkomentar langsung.

“Aku lebih suka pasif saja sebagai pemirsa saat melihat konten politik di sosial media. Aku nggak mau mencampuri hal-hal politik yang kurang aku pahami secara mendalam,” ucap mahasiswi semester satu di salah satu universitas di Surakarta itu.

Tetap aktif menyimak alih-alih ikut berkomentar juga dilakukan Shinta Nur Elisa. Perempuan 22 tahun itu bukannya cuek atau menutup mata, tapi dia mengaku lebih suka menyimak "keramaian" di kolom komentar postingan-postingan politik.

“Sampai sejauh ini, aku masih jadi penonton. Sebenarnya aku pengin ikut nimbrung buat menyuarakan pendapat. Tapi aku takutnya ada buzzer nih, yang suka bikin gaduh," terang Shinta yang ternyata cukup waspada pada "drama" buzzer di dunia maya.

Yap, Pemilu 2024 masih beberapa bulan lagi. Dinamika politik masih akan terus bergejolak sampai detik-detik pencoblosan. Itu artinya, di beranda media sosial kita akan ada banyak lagi postingan terkait Pemilu 2024.

Sebagai calon pemilih yang bijak, nggak peduli kaum milenial maupun zilenial harus tetap cerdas dalam menyaring semua informasi yang ada di media sosialmu, ya! Cari informasi sebanyak-banyaknya dan sebenar-benarnya agar nggak menyesal karena salah nyoblos presiden atau caleg! (Rizki Arganingsih/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Cantiknya Deburan Ombak Berpadu Sunset di Pantai Midodaren Gunungkidul

8 Nov 2024

Mengapa Nggak Ada Bagian Bendera Wales di Bendera Union Jack Inggris Raya?

8 Nov 2024

Jadi Kabupaten dengan Angka Kemiskinan Terendah, Berapa Jumlah Orang Miskin di Jepara?

8 Nov 2024

Banyak Pasangan Sulit Mengakhiri Hubungan yang Nggak Sehat, Mengapa?

8 Nov 2024

Tanpa Gajih, Kesegaran Luar Biasa di Setiap Suapan Sop Sapi Bu Murah Kudus Hanya Rp10 Ribu!

8 Nov 2024

Kenakan Toga, Puluhan Lansia di Jepara Diwisuda

8 Nov 2024

Keseruan Pati Playon Ikuti 'The Big Tour'; Pemanasan sebelum Borobudur Marathon 2024

8 Nov 2024

Sarapan Lima Ribu, Cara Unik Warga Bulustalan Semarang Berbagi dengan Sesama

8 Nov 2024

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024