BerandaHits
Rabu, 8 Jul 2025 19:01

Nggak Turun Sejak April, Indonesia Negosiasikan Penurunan Tarif Dagang AS

Presiden Amerika Serikat Donald J. Trump masih kekeh menerapkan tarif 32 persen terhadap produk-produk Indonesia. (Wikimedia Common)

Jika negosiasi ini nggak membuahkan hasil, produk Indonesia bisa ditinggalkan para eksportir AS lantaran bakal lebih mahal ketika dijual.

Inibaru.id - Setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan kebijakan tarif impor sebesar 32 persen terhadap produk asal Indonesia, pemerintah Indonesia langsung melakukan manuver diplomatik.

Meski tarif tersebut nggak mengalami kenaikan dari kebijakan sebelumnya, ancaman pemberlakuan efektif pada 1 Agustus 2025 membuat waktu negosiasi sangat terbatas.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, ditugaskan untuk membuka jalur komunikasi langsung ke Washington DC. Langkah ini merupakan respons atas surat resmi Trump kepada Presiden Prabowo Subianto, yang menyampaikan dua syarat utama jika Indonesia ingin tarif tersebut diturunkan, bahkan dihapus: investasi langsung perusahaan Indonesia di AS dan pembukaan akses pasar yang lebih luas bagi produk-produk AS.

"Masih tersedia ruang untuk merespons sebagaimana yang disampaikan oleh pemerintah AS. Pemerintah Indonesia bakal mengoptimalkan kesempatan yang tersedia demi menjaga kepentingan nasional ke depan,” ujar Haryo Limanseto, Juru Bicara Kemenko Perekonomian, Selasa (8/7/2025).

Ancaman Tarif, Jalan Negosiasi, dan Diplomasi Ekonomi

Industri tekstil ikut terancam jika tarif ini nggak turun. (via Ekonomi Bisnis)

Trump dalam suratnya menekankan bahwa keputusan tarif bukan bersifat final. Dia membuka kemungkinan revisi tarif, baik naik maupun turun tergantung pada hubungan dagang kedua negara. Pernyataan ini menempatkan Indonesia pada posisi tawar yang unik namun menantang: negosiasi yang harus cermat dan strategis dalam waktu singkat.

Trump menyebut ketimpangan neraca dagang sebagai alasan utamanya. Ia menyoroti bahwa AS mengalami defisit besar terhadap Indonesia. Berdasarkan data BPS, selama Januari–April 2025, Indonesia mencatat surplus 6,42 miliar dolar AS terhadap AS. Angka ini melampaui surplus perdagangan Indonesia dengan India dan Filipina.

Produk-produk seperti alat elektronik, alas kaki, pakaian, dan aksesori menjadi komoditas utama penyumbang surplus tersebut.

Mengejar Solusi Sebelum 1 Agustus

Indonesia saat ini berada dalam daftar 14 negara yang dikenai tarif oleh AS. Sementara beberapa negara seperti Kamboja dan Laos mendapat penurunan tarif, dan Malaysia serta Jepang justru mengalaminya kenaikan, tarif untuk Indonesia tetap di angka 32 persen.

Meski nggak naik, pemberlakuan kembali kebijakan ini dikhawatirkan berdampak pada daya saing produk Indonesia di pasar AS.

Dengan tenggat waktu tinggal hitungan minggu, pemerintah Indonesia berupaya keras untuk meredakan tensi dagang ini sebelum kebijakan benar-benar diberlakukan. Apakah diplomasi ekonomi ini akan berhasil menurunkan tarif, Millens? Secara, angka ini nggak berubah sejak diumumkan pada 2 April. (Siti Zumrokhatun/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: