BerandaHits
Jumat, 4 Mei 2023 18:00

Misteri Angka 4 di Jam Gadang, Mengapa Ditulis IIII?

Misteri angka 4 di Jam Gadang. (Kemenparekraf/Azhari Setiawan)

Sadar nggak kalau angka 4 di Jam Gadang ditulis IIII bukannya IV? Apa sih penulisan angka yang sangat nggak biasa ini?

Inibaru.id – Jam Gadang dikenal sebagai salah satu ikon wisata Sumatera Barat. Menara jam dengan tinggi 27 meter yang ada di Kota Bukittinggi ini nggak hanya megah dan keren, melainkan juga penuh sejarah. Maklum, bangunan tersebut diresmikan saat Indonesia masih dijajah Belanda, tepatnya pada 25 Juli 1927 lalu, Millens.

Pembangunan Jam Gadang diprakarsai oleh Hendrik Roelof Rookmaker, sekretaris pemerintahan Kota Fort de Kock, nama Bukittinggi pada masa kolonial. Jamnya yang berjumlah empat dengan diameter masing-masing 80 cm tersebut merupakan hadiah langsung dari Ratu Belanda kala itu, Wilhelmina, dan dikirim dari Pelabuhan Rotterdam, Belanda sampai ke Teluk Bayur.

Meski diprakarsai orang Belanda, arsitek yang ditunjuk sebagai penanggung jawab dari proyek pembangunan Jam Gadang adalah orang lokal. Namanya adalah Yazid Rajo Mangkuto, laki-laki asli Koto Gadang, sebuah nagari (desa) yang nggak jauh dari Bukittinggi.

Konon, pembangunan bangunan ini menghabiskan dana 15 ribu Gulden dengan tambahan dana bagi upah para pekerja sebanyak 6 ribu Gulden. Dana ini diambil dari pajak yang diambil dari pasar-pasar yang ada di sekitar Bukittinggi.

Misteri Angka 4 pada Jam Gadang

Angka 4 di Jam Gadang ditulis IIII, bukannya IV. (a4creatio.blogspot.com)

O ya, kalau kamu cermati, angka pada Jam Gadang ditulis dengan aksara Romawi. Tapi, angka 4-nya nggak ditulis sesuai dengan aksara Romawi semestinya, yaitu IIII, bukannya IV. Mengapa begitu, ya?

Kalau menurut Sindonews, Minggu (28/10/2018), ada tiga versi alasan penulisan angka tersebut. Yang pertama adalah adanya empat orang pekerja yang meninggal dalam proses pembangunan Jam Gadang. Angka 4 yang ditulis berupa jajaran angka 1 dianggap mewakili setiap pekerja yang mengalami kecelakaan kerja tersebut.

Selain itu, ada versi lain yang menyebut pihak Belanda menganggap angka 4 dalam aksara Romawi (IV) bisa diartikan sebagai “I Victory” yang berarti “Aku Menang”. Pemerintah Belanda nggak ingin masyarakat terinspirasi dengan simbol tersebut dan melakukan pemberontakan. Oleh karena itulah, angkanya kemudian ditulis dengan IIII saja.

Nah, versi terakhir menyebut pada zaman dahulu, sebelum ditulis dengan IV, angka 4 aksara Romawi memang ditulis IIII. Tapi, hal ini terjadi sebelum Prancis dipimpin Louis XIV (1638-1715), jauh sebelum Jam Gadang dibangun.

O ya, selain misteri tentang angka 4-nya, Jam Gadang juga punya keunikan lain, yaitu mesin jamnya yang dibuat oleh pabrikan Jerman, Vortman Relinghousen. Tahu nggak, mesin jam ini hanya bisa ditemui di dua tempat di dunia? Selain di Jam Gadang, yang satu lagi ada di Big Ben, London.

Omong-omong, kamu pernah melihat langsung Jam Gadang belum, nih, Millens? Kalau ada kesempatan main ke Sumatera Barat, jangan ragu ya untuk mengunjunginya. (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: