BerandaHits
Selasa, 30 Sep 2024 14:00

Menjemput Jodoh, Menjemput Bahagia?

Menggunakan aplikasi kencan online banyak digunakan orang sebagai upaya untuk mencari jodoh. (Istockphoto/AsiaVision)

Pentingnya bagi kita untuk tidak membandingkan hidup kita dengan orang lain terutama dalam masalah jodoh, karena setiap orang punya jalan kebahagiaannya masing-masing.

Inibaru.id - Umur sudah kepala dua bahkan tiga, tapi jodoh belum juga tampak. Bagi sebagian orang, ini bisa menjadi sebuah kegelisahan yang terus menghantui. Setiap ulang tahun terasa lebih mendebarkan bukan hanya karena usia yang bertambah, tetapi juga karena belum adanya pasangan di sisi.

Di media sosial, pemandangan orang-orang yang hidup bahagia bersama pasangannya kerap kali membuat iri. Rasanya, hidup mereka begitu lengkap. Tapi, apakah kebahagiaan yang mereka rasakan selalu sesempurna itu? Benarkah pasangan adalah satu-satunya kunci bahagia?

Ustaz Fahruddin Aziz dalam kajian “Nongkrong Tobat” di Santrendelik Semarang, memberikan perspektifnya mengenai hal ini, terutama bagi para jomlo yang sering merasa "tersisih" dalam urusan asmara.

“Kebahagiaan orang lain bukan berarti harus kita miliki juga. Jangan merasa apa yang dimiliki orang lain yang tidak kita miliki jadi alasan pembenaran kita untuk tidak bahagia,” lanjut Ustaz Aziz.

Ustaz Aziz menekankan bahwa kebahagiaan sejati datang dari dalam diri, bukan dari faktor eksternal semata. Pasangan hidup memang bisa memberi warna dalam kehidupan, tetapi bukan satu-satunya yang bisa menciptakan kebahagiaan.

“Percayalah, punya pasangan itu hanya satu dari sekian formula yang diberikan semesta untuk mencipta bahagia dalam hidup,” ujarnya.

Bahagia atau tidak bahagia tergantung bagaimana kita mendefinisikan bahagia itu sendiri. (Istockphoto/dtiberio)

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering hanya melihat bagian indah dari pasangan lain. Mungkin dari luar, kehidupan istri suami terlihat manis dan sempurna, tetapi sesungguhnya setiap pasangan pasti punya liku-liku yang tidak selalu terlihat. Di balik kebersamaan, pasti ada konflik, kompromi, dan tantangan yang harus dihadapi.

"Minggu pertama pernikahan mungkin terlihat indah, tapi masalah pasti akan muncul seiring waktu," kata Ustaz Aziz, mengingatkan bahwa setiap hubungan memiliki sisi tersembunyi yang tidak diketahui oleh orang luar.

Ustaz Aziz menegaskan bahwa tugas kita tetaplah berusaha dan berdoa untuk mendapat jodoh yang baik, tapi hasil akhirnya tetap berada di bawah takdir Allah. Mungkin kita tidak selalu mendapatkan apa yang kita inginkan, bahkan bisa gagal dalam perjalanan mencari pasangan.

"Ingat ya dulur-dulur, kita harus realistis, bahwa jodoh bukanlah kemutlakan dalam hidup," katanya.

"Go with the flow aja lah! Jalani hidup santai saja. Boleh punya ekspektasi, tapi jangan terlalu yakin bahwa apa yang ada di depan kita adalah harga mati,” pungkasnya.

Pada akhirnya, jodoh hanyalah satu bagian dari perjalanan hidup yang panjang. Tidak perlu tergesa-gesa, apalagi merasa tertinggal. Setiap orang punya waktunya masing-masing, dan kebahagiaan sejati tidak harus datang dari pasangan.

Nikmati perjalanan hidup ini, sambil terus berusaha dan berharap pada Yang Maha Kuasa. Toh, yang terpenting bukanlah seberapa cepat kita menemukan pasangan, melainkan bagaimana kita menikmati setiap langkah dalam perjalanan mencari dan menjalani kehidupan itu sendiri. (Rizki Arganingsih/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Mengenal 4 Budaya Kota Semarang yang Kini Berstatus Warisan Budaya Takbenda

21 Nov 2024

Memahami Perempuan Korea di Buku 'Bukannya Aku Nggak Mau Menikah' Karya Lee Joo Yoon

21 Nov 2024

AI Bikin Cerita Nyaris Sempurna, Tapi Nggak Mampu Bikin Pembaca Terhanyut

21 Nov 2024

Dilema Membawa Anak ke Tempat Kerja

21 Nov 2024

La Nina Masih Berlanjut, BMKG Minta Kita Makin Waspada Bencana Alam

21 Nov 2024

Kematian Bayi dan Balita: Indikator Kesehatan Masyarakat Perlu Perhatian Serius

21 Nov 2024

Ketua KPK Setyo Budiyanto: OTT Pintu untuk Ungkap Korupsi Besar

22 Nov 2024

Menelisik Rencana Prabowo Pengin Indonesia Hentikan Impor Beras Mulai 2025

22 Nov 2024

Meriung di Panggung Ki Djaswadi, sang Maestro Kentrung dari Pati

22 Nov 2024

Menemukan Keindahan dalam Ketidaksempurnaan, Itulah Prinsip Wabi-Sabi

22 Nov 2024

Mencegah Kecelakaan Maut di Turunan Silayur, Ngaliyan, Semarang Terulang

22 Nov 2024

Apa Alasan Orang Jepang Tidur di Lantai?

22 Nov 2024

Rute Baru Semarang-Pontianak Resmi Dibuka di Bandara Ahmad Yani Semarang

22 Nov 2024

Bagaimana Sebaiknya Dunia Pariwisata Menghadapi Kebijakan PPN 12 Persen?

23 Nov 2024

Asal Mula Penamaan Cepogo di Boyolali, Terkait Peralatan Dapur

23 Nov 2024

Mengapa Warna Bangunan di Santorini Dominan Putih dan Biru?

23 Nov 2024

Kekerasan pada Perempuan; Siapa yang Salah?

23 Nov 2024

Wejangan Raden Alas: Warga Blangu, Sragen Dilarang Beristri Dua

23 Nov 2024

Alokasi Ditambah, Serapan Pupuk Bersubsidi di Jawa Tengah Capai 60,23 Persen

23 Nov 2024

Menguak Sejarah dan Alasan Penamaan Tulungagung

24 Nov 2024