BerandaHits
Senin, 3 Des 2017 17:08

Menilai Unsur Politis pada Aksi Reuni 212

Peserta reuni akbar 212 berkumpul di lapangan Monumen Nasional (Monas), Gambir, Jakarta Pusat, Sabtu (2/12/2017). (Warta Kota/Anggie Lianda Putri)

Tak sedikit yang menilai Aksi 212 tahun lalu adalah cara “menggembosi” suara Ahok dalam Pilkada DKI 2017. Nah, ketika reuni aksi tersebut digelar, salahkah orang yang berpikir kegiatan itu bernuansa politis?

Inibaru.id – Kendati bukan gerakan politik, kongres yang diakhiri Reuni Akbar 212 pada 2 Desember lalu dinilai sebagian kalangan sarat muatan politis. Kapolri Jenderal Tito Karnavian bahkan menuding ada tendensi untuk Pilkada Serentak 2018 dan Pilpres 2019 pada penyelenggaraan ini.

"Sudahlah, ini pasti larinya ke arah politik 2018-2019," kata Tito, dikutip dari Liputan6.com (30/11/2017).

Meski demikian, Tito mengaku tidak melarang pelaksanaan acara tersebut. Kala itu dirinya hanya menyarankan agar Reuni 212 dilakukan di Masjid Istiqlal saja, bukan di Monumen Nasional (Monas) Jakarta.

Komentar miring juga sempat dilontarkan Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto terkait reuni yang akhirnya tetap digelar di Monas ini. Wiranto menyebutkan, Aksi 212 dan sejumlah aksi lain merupakan gerakan spontanitas.

“Tujuan aksi itu kan menuntut hukuman untuk Ahok (mantan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama) terkait kasus dugaan penistaan agama,” terangnya.

Baca juga:
Benarkah Peserta Aksi Reuni 212 Capai 7,5 Juta Orang?
Titiek Soeharto Berada di Antara Massa Aksi Reuni 212

Sebagai informasi, Ahok saat ini telah menerima vonis hukuman terkait kasus tersebut dan sedang menjalani hukuman di penjara.

"Kalau aksi 212 dan 411 kan gerakan situasional. Sekarang sudah selesai karena (Ahok) sudah di tahanan, masuk ke penjara. Lalu apalagi?" jelasnya.

Namun, tetap saja reuni yang diselenggarakan Presidium Alumni 212 itu digelar pada Sabtu lalu. Lokasi penyelenggaraannya pun tetap di Monas sebagaimana direncanakan. Reuni diisi dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad saw.

Sebelum reuni di Monas, diadakan pula Kongres Nasional Alumni 212 di Asrama Haji Pondok Gede. Ketua Kongres Nasional Alumni 212, Bernard Abdul Jabbar mengatakan, kongres akan menyikapi kondisi politik, sosial, hukum, dan berbagai perkembangan terakhir di Indonesia.

Sementara, Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon yang turut hadir dalam perhelatan tersebut membantah bahwa Reuni 212 merupakan bentuk politisasi. Dilansir dari Detik.com, Sabtu (2/12), Waketum Gerindra itu menilai acara yang dimulai dengan salat subuh berjamaah itu semata kegiatan keagamaan yang bagus.

Baca juga:
Mereka Berbagi dalam Aksi Reuni 212
Berebut Berkah dalam Kirab Ancak Agung

"Kalau mau dibawa nilai sendiri saja, nggak ada dugaan sangkaan politisasi. Saya kira itu kurang cerdas saja menangkapnya," tuturnya.

Namun, dia tidak membantah keberadaan kegiatan itu yang bermuatan politik karena politik dan keagamaan tidak bisa dipisahkan. Keduanya saling menyatu.

"Ya, namanya kita hidup masak dipisahkan antara politik, ekonomi, keagamaan, kebudayaan. Semua kan menyatu," ungkap Fadli.

Bagaimana Anda menyikapinya? (OS/SA)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024

Menyusuri Perjuangan Ibu Ruswo yang Diabadikan Menjadi Nama Jalan di Yogyakarta

11 Nov 2024

Aksi Bersih Pantai Kartini dan Bandengan, 717,5 Kg Sampah Terkumpul

12 Nov 2024

Mau Berapa Kecelakaan Lagi Sampai Aturan tentang Muatan Truk di Jalan Tol Dipatuhi?

12 Nov 2024

Mulai Sekarang Masyarakat Bisa Laporkan Segala Keluhan ke Lapor Mas Wapres

12 Nov 2024

Musim Gugur, Banyak Tempat di Korea Diselimuti Rerumputan Berwarna Merah Muda

12 Nov 2024

Indonesia Perkuat Layanan Jantung Nasional, 13 Dokter Spesialis Berguru ke Tiongkok

12 Nov 2024

Saatnya Ayah Ambil Peran Mendidik Anak Tanpa Wariskan Patriarki

12 Nov 2024