Inibaru.id - Ramadan adalah bulan penuh berkah. Yesi sepakat dengan pernyataan itu. Namun, sebagai seorang ibu, dia sempat meruntuknya juga. Terlebih saat harus mengatur waktu antara bekerja di kantor, mempersiapkan sahur, dan beribadah selama bulan puasa.
"Waktu tidur jelas berkurang. Pertama, kepotong untuk tarawih sendiri karena biasanya aku baru sampai rumah selewat waktu Isya. Kedua, waktu sahur. Aku harus bangun lebih pagi untuk mempersiapkan makanan buat suami dan anak," keluhnya via pesan suara, Selasa (11/3/2025).
Awal-awal puasa, dia mengungkapkan, perempuan yang berstatus sebagai karyawan swasta di sebuah perusahaan kosmetik di Jakarta itu mengaku sempat kewalahan mengatur ritme kesehariannya. Pola tidurnya karut-marut dan konsentrasinya acap buyar begitu lewat tengah hari.
"Tubuh terasa lelah dan jadi nggak produktif. Nggak sempat kena komplain sih, cuman aku ngerasa nggak enak saja karena kurang maksimal mengurus semuanya," kata perempuan yang mengaku perfeksionis tersebut.
Cara Mengatur Pola Tidur
Sekitar seminggu Ramadan berlangsung, Yesi baru mulai mampu beradaptasi. Selain pekerjaan domestik sudah memungkinkan untuk dibagi dengan suami, pola tidurnya juga perlahan mulai bisa diatur. Menurutnya, mengatur pola tidur untuk menjalani hari-hari "normal" selama Ramadan adalah sebuah keharusan.
"Aku ngobrol sama suami untuk bagi-bagi tugas domestik. Setelah itu, aku mulai bikin jadwal untuk menyinkronkan waktu antara kerja, urusan rumah, dan ibadah. Alhamdulillah jalan,"
1. Mencoba tidur lebih awal
Menurut Yesi, salah satu cara paling efektif untuk mengatasi kurangnya tidur selama Ramadan adalah dengan tidur lebih awal. Sepulang kerja, dia biasanya memilih bercengkerama sejenak dengan keluarga, menyiapkan bahan untuk sahur, lalu segera tidur menyesuaikan jadwal tidur kedua anaknya.
"Aku tidur cepat, lalu tarawih dan tadarus (membaca Al-Qur'an) menjelang waktu sahur. Lumayan sih, aku jadi punya waktu istirahat malam yang cukup," kata dia.
2. Membiasakan power nap
Baca Juga:
Apa Alasan Orang Jepang Tidur di Lantai?Saat kantuk menyerangnya pada tengah hari, Yesi juga memilih nggak melawannya. Saat istirahat siang, dia memilih membiasakan power nap atau tidur singkat sekitar 15-30 menit. Cara ini diyakininya sangat efektif untuk mengembalikan kesegaran tubuhnya.
"Jangan tidur (siang) terlalu lama, karena menurutku bisa mengganggu pola tidur malam," sergahnya.
Setali tiga uang, tidur siang dalam waktu singkat juga dilakukan Anwar Baehaqy. Pekerjaan sehari-harinya sebagai diver ojek daring membuatnya memungkinkan untuk mengatur waktu istirahat. Biasanya, dia memilih pulang, tidur sejenak, lalu kembali bekerja hingga menjelang buka puasa.
3. Menghindari kafein dan makanan berat menjelang tidur
Anwar yang biasa minum kopi pada malam hari juga memutuskan untuk nggak mengonsumsinya selama Ramadan. Selain kopi, dia juga menyekip teh yang sama-sama mengandung kafein. Ini dilakukannya biar nggak begadang atau mengalami kesulitan tidur malam.
"(Selama Ramadan) saya ngopi pas sahur saja. Malam enggak. Buka (puasa) langsung makan, nggak berani kemalaman, biar (perut) nggak begah dan bikin tidur nggak nyenyak," ujar lelaki 38 tahun tersebut, Selasa (11/3).
4. Menjaga ritme tidur tetap teratur
Tips terakhir dari Anwar adalah konsisten dengan ritme tidur yang kita bikin selama Ramadan. Menurutnya, menerapkan waktu tidur dan bangun pada jam yang sama setiap hari akan membuat pola tidur terjaga baik dan nggak merasa kecapaian atau masih mengantuk saat bangun.
"Kata adik saya yang perawat, pola tidur yang konsisten akan membantu tubuh lebih mudah beradaptasi dan tetap segar sepanjang hari selama Ramadan," tandasnya.
Mengatur pola tidur agar tubuh tetap segar dan bugar selama menjalankan ibadah Ramadan juga bisa dilakukan dengan menciptakan suasana tidur yang nyaman, termasuk menciptakan kamar yang bersih dan redup menjelang tidur. Yuk, semangat! (Siti Khatijah/E07)