BerandaHits
Minggu, 3 Sep 2022 18:15

Menanti Nafas Baru yang Bisa Menghidupkan Kembali Stasiun Tertua di Indonesia

Arsitektur Stasiun Tanggung bergaya Swiss. ((Intan Maylani Sabrina/Radar Kudus)

Menjadi yang pertama berdiri nggak lantas membuat Stasiun Tanggung ini dijadikan primadona. Ia harus puas dengan hanya menjadi pengatur lalu-lintas kereta api yang lewat setiap hari. Sayang memang, tapi apa mau dikata jika tonggak awal sejarah perkeretaapian di Indonesia ini harus "pamit" dari penumpang.

Inibaru.id – "Di Bumi Ini Kami Bermula". Begitu bunyi papan petunjuk berukuran sekitar 50cm yang tertancap di kompleks Stasiun Tanggung, Grobogan. Kalimat itu menjadi pengingat kalau stasiun yang kini sepi itu merupakan stasiun tertua di Indonesia. Stasiun ini berada pada urutan keempat setelah Stasiun Semarang NIS, Alastua, dan Brumbung.

Dibangun pada masa penjajahan Belanda, tepatnya 10 Agustus 1867 oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda Ludolph Anne Jan Wilt Baron Sloet van de Beele, stasiun yang bergaya Swiss Chalet ini dulu melayani jalur kereta Tanggung (Grobogan) – Kemijen (Semarang) sejauh 25 km. Sempat dirombak pada 1910, bangunan ini nggak meninggalkan ciri khas Eropanya. Setidaknya, begitulah yang ditulis Halosemarang (22/8/2022).

Stasiun yang diberi kode perusahaan PT Kereta Api (KAI) dengan TGG tersebut terletak di Desa Tanggungharjo, Kecamatan Tanggungharjo, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.

Dalam pelayanannya, Stasiun Tanggung masuk wilayah Daerah Operasi IV (Daop IV) Semarang. Meski begitu, kamu nggak akan menemukan penumpang naik dan turun di stasiun ini. Stasiun yang berada pada ketinggian 20 meter dari permukaan laut ini hanya dijadikan stasiun pengatur lalu lintas kereta dari arah Solo maupun Jawa Timur.

"Dulu tahun 80-an sampai 90-an, semua jika ke Solo atau ke Semarang, ya naik kereta. Tapi sejak tidak ada kereta yang berhenti sampai sekarang, warga naik motor sendiri atau ngojek," ucap Anastasia, pensiunan guru yang sering memanfaatkan jasa angkutan umum, di Grobogan, seperti yang dilansir dari Liputan6, Minggu (25/12/2016).

Foto koleksi Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde (KITLV) berjudul "OPENING van Halte Tanggoeng bij Semarang" bertanggal 10/8/1867. (via Kompas)

Sehari-hari, Stasiun Tanggung hanya dimanfaatkan beberapa warga untuk bercengkerama sembari momong anak atau menikmati langit senja.

"Paling kereta hanya lewat. Itu pun hanya beberapa kereta yang dilewatkan jalur yang memang lebih banyak melayani desa-desa yang ada di dekat hutan dan pegunungan di antara Semarang-Solo," ujar dia.

Kini, nggak ada lagi antrean pedagang pasar yang pengin menjajakan arang kayu ke Semarang atau Solo. Nggak ada lagi kereta yang sekadar mampir untuk menghormati stasiun tertua di Indonesia tersebut. Nggak diketahui jelas apa alasan stasiun ini nggak lagi menjadi pemberhentian.

"Karena tidak ada kereta yang berhenti, jadi tidak ada penumpang yang naik atau turun. Jika belanja, ya akhirnya naik angkutan umum," tutur Ningrum, pedagang di pasar tradisional Ngembel atau juga disebut Pasar Tanggungharjo.

Berharap Dihidupkan Kembali

Peragaan busana zaman dulu di Stasiun Tanggung Kabupaten Grobogan dalam rangka memperingati 155 tahun perjalanan kereta api pertama di Indonesia, Rabu (10/8/2022). (Rahdyan Trijoko Pamungkas/Tribun Jateng)

Gaya arsitektur yang unik serta nilai bersejarah pada Stasiun Tanggung rupanya ditangkap sebagai peluang oleh Camat Tanggungharjo. Dia berharap stasiun ini dapat dihidupkan kembali.

"Jika dihidupkan kembali. Senja dan fajar di Stasiun Tanggungharjo mungkin akan diwarnai ramainya penumpang yang naik atau turun. Siapa tahu karena bangunan bersejarah dijadikan destinasi wisata biar bisa menambah pendapatan warga," katanya.

Meski hingga kini Stasiun Tanggung belum kembali dijadikan stasiun penumpang, namun usaha untuk tetap membuat masyarakat mengingat nilai sejarahnya masih dilakukan. Seperti yang baru-baru ini diadakan di stasiun ini yaitu Napak Tilas Kereta Api guna memperingati 155 tahun perjalanan kereta api pertama di Indonesia.

Dalam acara tersebut para pegawai PT KAI Daop IV Semarang mengenakan baju Eropa zaman dulu dan berlenggak-lenggok layaknya model. Ya, mirip-mirip acara fashion week yang beberapa waktu lalu booming itu lo. Ikut dipamerkan pula foto-foto pembangunan kereta api pertama di Indonesia.

Kepala PT KAI Daop 4 Semarang Wisnu Pramudyo mengungkapkan akan terus merawat Stasiun Tanggung yang kini memang sudah masuk cagar budaya tersebut. ”Kami akan terus merawat stasiun ini, karena menjadi saksi sejarah perjalanan penting perkeretaapian di Indonesia,” tutur Wisnu.

Hm, kalau menurutmu, sebaiknya stasiun ini difungsikan kembali sebagai stasiun penumpang atau menjadi destinasi wisata sejarah saja, Millens? (Siti Zumrokhatun/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024