BerandaHits
Kamis, 25 Jan 2023 09:24

Mana yang Benar, Sukarno atau Soekarno?

Nama jalan di Bandung memakai tulisan Sukarno, bukannya Soekarno. (Serbabandung)

Siapa Presiden RI pertama? Menjawab pertanyaan tersebut, setiap masyarakat Indonesia pasti kompak merujuk pada satu sosok. Tapi cara menulis namanya yang terkadang nggak sama. Ya, ada yang menulisnya 'Sukarno' ada juga 'Soekarno'. Mana yang benar?

Inibaru.id – Kalau kamu cermat, ada dua versi penulisan presiden pertama Republik Indonesia. Ada yang menulisnya dengan Sukarno. Tapi, cukup banyak pula yang menuliskannya dengan Soekarno. Meski cara bacanya sama, sebenarnya mana sih yang tepat, Sukarno atau Soekarno?

Bandara Soekarno-Hatta yang ada di Tangerang, Banten, menggunakan nama Soekarno dengan huruf ‘oe’ yang dibaca ‘u’. Sementara itu, Jalan Sukarno yang ada di dekat Gedung Merdeka Bandung, Jawa Barat, ditulis dengan huruf ‘u’.

Terkait dengan dua versi nama Sukarno, putra sang proklamator Guruh Irianto Soekarno Putra punya pendapatnya sendiri.

“Remeh sebenarnya soal penulisan nama Sukarno ini. Padahal, kalau di otobiografi Bung Karno, sejak merdeka itu Indonesia sudah memiliki bahasa nasional, lengkap dengan aturan dan ejaannya. Kalau sekarang kita menganut EYD yang dalam penulisan ‘u’ tetap ditulis ‘u’, bukannya ‘oe’ yang merupakan ejaan Belanda,” ungkap Guruh sebagaimana dilansir dari Tempo, Rabu (11/11/2015).

Kalau yang lebih tepat adalah Sukarno, mengapa penulisan Soekarno masih sering digunakan hingga sekarang, ya?

Ternyata, hal ini dipengaruhi oleh kebiasaan Presiden Indonesia pada masa Orde Baru yang menulis namanya dengan Soeharto. Hal ini membuat masyarakat menganggap nama Sukarno juga ditulis dengan ejaan lama.

Peresmian Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada 1 Mei 1985 di Cengkareng, Tangerang, semakin memperkuat kesan kalau nama Sukarno harus ditulis dengan Soekarno. Sayangnya, meski pihak keluarga kurang berkenan dengan penulisan tersebut, mereka nggak bisa melakukan protes karena dibungkam.

“Karena nama bandara itu, Soekarno-Hatta malah jadi seperti satu orang. Kasihan Pak Hatta, namanya malah hanya jadi embel-embel Sukarno,” keluh Guruh.

Kapan ‘oe’ Nggak Digunakan Lagi?

Nama Soekarno sering dipakai sejak masa Orde Baru, khususnya sejak Bandara Soekarno-Hatta diresmikan. (kodesingkatan)

Melihat polemik penulisan ‘oe’ dan ‘u’ di nama Sukarno ini, kamu penasaran nggak kapan sebenarnya penulisan ‘oe’ kali terakhir dipakai? Kalau soal ini, ada baiknya kita melihat sejarah ejaan yang dipakai di Indonesia dulu, Millens.

Goodnewsfromindonesia, (16/11/2016) menulis, pada 1901-1947, ejaan yang digunakan di Indonesia adalah Kitab Logat Melayu yang dikembangkan oleh Charles Adrian van Ophijusen, Muhammad Taib Said Sutan Ibrahim, dan Engku Nawawi Gelar Sutan Makmur. Berikut adalah ciri khas ejaan ini:

  • Penulisan ‘j’ dibaca ‘y’
  • Penulisan ‘oe’ dibaca ‘u'
  • Penulisan ‘tj’ dibaca ‘c’
  • Penulisan ‘ch’ dibaca ‘kh’
  • Penulisan ‘dj’ dibaca ‘j’

Setelah Indonesia merdeka, ejaan tersebut diperbarui menjadi Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi. Ejaan ini berlaku dari 1947 sampai 1956. Sejak saat inilah, penulisan ‘oe’ diganti menjadi ‘u’.

Pada pembaruan ejaan berikutnya, yaitu Ejaan Pembaharuan (1956-1961), Ejaan Melindo (Melayu Indonesia (1961-1967), Ejaan Lembaga Bahasa dan Kesusastraan (LBK) yang berlaku pada 1967-1972, hingga yang terakhir adalah Ejaan yang Disempurnakan (EYD), huruf ‘oe’ juga nggak lagi digunakan untuk merepresentasikan ‘u’ dalam penulisan.

Nah, mulai sekarang jika ada nama atau kata yang mengandung huruf ejaan lama, kamu bisa meluruskan dan menuliskannya dengan benar ya! (Arie Widodo/E10)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakal Diisi Siswa Pintar dan Berprestasi, Apa Itu SMA Unggulan Garuda?

17 Jan 2025

Mencari Tahu Sejarah Nama Kecamatan Kunduran di Blora

17 Jan 2025

204 Pendaftar Pelatihan Keterampilan Gratis di BLK Rembang, Bakery Jadi Kejuruan Favorit

17 Jan 2025

Fenomena 'Sad Beige Mom', Benarkah Warna Netral Bisa Mempengaruhi Perkembangan Anak?

17 Jan 2025

Mulai Hari Ini, Kamu Bisa Wisata Perahu di Kali Pepe di Gelaran Grebeg Sudiro Solo!

17 Jan 2025

'Asura', Serial Keluarga Terbaru dari Koreeda Hirokazu

17 Jan 2025

Memasak Wajik untuk Hajatan; Lelaki Mengaduk, Perempuan Meracik

17 Jan 2025

Setelah Jadikan Ratu Kalinyamat sebagai Pahlawan Nasional, Apa Langkah Lestari Moerdijat Selanjutnya?

17 Jan 2025

Untuk Mental yang Lebih Sehat, Ayo Lakukan Decluttering di Rumah!

18 Jan 2025

BPS: Pengeluaran Harian Lebih dari Rp20 Ribu Nggak Tergolong Orang Miskin

18 Jan 2025

Swedia Kembali Gunakan Buku Cetak untuk Pendidikan

18 Jan 2025

Jalan Kaki Seru bareng Komunitas Mlaku Magelang

18 Jan 2025

Lebih Nyaman, Tiga KA di Daop 4 Semarang Beroperasi dengan Sarana Terbaru

18 Jan 2025

Memahami 'Dark Feminine Energy'; Apakah Baik Dimiliki Perempuan?

18 Jan 2025

Sajian Khas Imlek, Berapa Lama Kue Keranjang Bisa Awet?

19 Jan 2025

Membesuk Penjara Mlaten Semarang, si Tua Renta yang Sekarang Malih Rupa

19 Jan 2025

Mengapa Saat Hujan Kita Pengin Makan Mi Kuah?

19 Jan 2025

Healing Seru dengan Main ke Green Kayen Yogyakarta

19 Jan 2025

Tangan Istimewa Rory Delap dan Pratama Arhan di Dunia Sepak Bola

19 Jan 2025

Menilik Tradisi Nyadran Rejeban Plabengan di Lereng Gunung Sumbing

19 Jan 2025