BerandaHits
Kamis, 11 Sep 2024 17:59

Literasi Digital Meningkat, tapi Sharenting 'Kebablasan'

Sharenting bisa menjadi hal yang merugikan anak. (Freepik/rawpixel)

Meskipun literasi digital para orang tua semakin meningkat, nyatanya praktik sharenting justru kebablasan.

Inibaru.id - Sharenting, istilah yang menggabungkan kata "share" dan "parenting," merujuk pada kebiasaan orang tua membagikan foto, video, atau cerita tentang anak-anak mereka di media sosial. Di satu sisi ini bermanfaat karena para orang tua jadi saling tahu perkembangan anak lain atau belajar hal baru dari orang tua lain.

Namun, kebiasaan ini ternyata juga memiliki dampak yang cukup serius terhadap hak anak, terutama ketika dilakukan tanpa persetujuan mereka.

Meskipun literasi digital semakin meningkat di kalangan masyarakat, banyak orang tua yang belum sepenuhnya menyadari konsekuensi jangka panjang dari sharenting yang kebablasan ini. Orang tua sering kali nggak mempertimbangkan privasi anak mereka dan dampak dari informasi yang dibagikan. Padahal, anak-anak memiliki hak privasi yang harus dihormati.

Sebagian besar anak yang fotonya dibagikan di media sosial belum memiliki kapasitas untuk memahami implikasi dari tindakan tersebut, sehingga keputusan tersebut sepenuhnya berada di tangan orang tua.

Masalah muncul ketika konten yang dibagikan berisiko merugikan anak di masa depan. Misalnya, menyebutkan informasi di mana anak bersekolah, berlibur, foto-foto atau cerita yang memalukan atau terlalu pribadi dapat menjadi masalah ketika anak tumbuh dewasa.

Berpikirlah ulang sebelum memposting foto atau video mengenai anak, terlebih yang berisi informasi pribadi. (Fielding.edu)

Sharenting tanpa persetujuan juga bisa dianggap sebagai pelanggaran hak anak, karena mereka nggak memiliki kendali atas bagaimana informasi pribadi mereka digunakan. Anak-anak mungkin merasa terganggu ketika mengetahui bahwa momen-momen pribadi mereka disebarluaskan tanpa izin.

Selain itu, sharenting juga berisiko memperbesar peluang penyalahgunaan data pribadi. Dengan banyaknya informasi yang dibagikan di media sosial, anak-anak bisa menjadi target eksploitasi oleh pihak yang nggak bertanggung jawab. Data yang tampaknya nggak signifikan, seperti tanggal lahir, lokasi, atau rutinitas harian anak, dapat disalahgunakan oleh orang yang berniat jahat.

Penting bagi orang tua untuk memahami bahwa meskipun niat mereka membagikan momen-momen anak di media sosial adalah untuk menunjukkan kebanggaan atau mengabadikan kenangan, mereka juga harus mempertimbangkan hak privasi anak. Sebelum memutuskan untuk membagikan foto atau cerita tentang anak di media sosial, orang tua perlu mempertimbangkan beberapa hal. Apakah informasi yang dibagikan aman? Apakah anak setuju? Dan, apakah konten yang dibagikan dapat merugikan anak di masa depan?

Solusi yang bisa diambil adalah mengutamakan kesadaran akan hak privasi anak dan memperkenalkan konsep persetujuan sejak dini. Orang tua perlu mendiskusikan dengan anak, terutama ketika mereka sudah cukup besar untuk memahami, apakah anak nyaman jika momen mereka dibagikan di media sosial. Di samping itu, orang tua juga harus berhati-hati dalam memilih platform dan mempertimbangkan pengaturan privasi akun media sosial mereka, sehingga hanya orang-orang terpercaya yang dapat melihat unggahan tersebut.

Pada akhirnya, meskipun teknologi dan literasi digital semakin maju, tanggung jawab orang tua dalam menjaga privasi anak tetap menjadi hal yang penting. Sharenting yang dilakukan dengan bijak akan menciptakan keseimbangan antara berbagi kebahagiaan dan menjaga hak serta privasi anak.

Hm, semoga kita semakin hati-hati dalam membagikan kelucuan buah hati kita ya, Millens. (Siti Zumrokhatun/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: