BerandaHits
Sabtu, 10 Mar 2023 15:09

Langkah Kota Pekalongan Menuju Diversifikasi Pangan

Ilustrasi: Jagung menjadi salah satu komoditas pangan pokok selain beras yang bisa turut menyukseskan diversifikasi pangan di Kota Pekalongan. (Kementerian Pertanian via Media Indonesia)

Untuk menuju diversifikasi pangan selain mengandalkan beras, Kota Pekalongan membuat beberapa langkah. Inilah beberapa di antaranya!

Inibaru.id – Kebutuhan beras yang terus bertambah telah menjadi masalah serius di Tanah Air. Padahal, jauh sebelum nasi menjadi karbohidrat utama, masyarakat nggak terlalu memusingkan kelangkaan beras yang belakangan kita akrabi, karena bisa beralih ke sagu, singkong, atau umbi-umbian lain.

Maka, banyak pihak pun mewacanakan diversifikasi untuk mengembalikan keragaman pangan di Indonesia, salah satunya Kota Pekalongan. Ketua Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kota Pekalongan Inggit Soraya mengatakan, Pekalongan memiliki banyak petani penghasil karbohidrat non-beras.

“Pekalongan punya petani singkong, umbi-umbian, dan jagung yang mengandung karbohidrat. Jadi, masyarakat bisa konsumsi yang lain agar petani selain padi juga sejahtera,” terang Inggrit di Kantor Dinas Pertanian dan Pangan (Dinperpa) Pekalongan, belum lama ini.

Berbicara di hadapan peserta pelatihan olahan pangan berbahan baku singkong dan jagung, Inggrit menyampaikan, selain dikonsumsi langsung, bahan makanan tersebut juga bisa diolah menjadi hidangan yang lebih menarik minat masyarakat.

“Kita bisa berlatih membuat olahan pangan berbahan karbohidrat yang variatif agar anak-anak tertarik untuk mencoba. Misal, singkong dibuat jadi onigiri dan jagung dijadikan schotel. Selain itu bahan lainnya juga ada sayur, telur, protein hewani, jadi nilai gizinya lengkap dan lebih menarik,” terangnya.

Strategi menuju diversifikasi pangan bisa dengan mengolahnya menjadi makanan olahan agar anak-anak tertarik mencobanya. (Yesdok)

Sepakat dengan Inggit, Kepala Dinperpa Kota Pekalongan Muadi menyampaikan bahwa pihaknya saat ini terus mencoba mengedukasi masyarakat terkait diversifikasi pangan ini dengan menggelar pelatihan khusus.

“Kami genjot terus melalui pelatihan-pelatihan agar masyarakat bisa tergerak untuk konsumsi umbi-umbian, tentunya dengan kreasi menu olahan kekinian,” ujarnya. “Pelatihan ini juga penting untuk meningkatkan konsumsi makanan yang B2SA (Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman) agar skor Pola Pangan Harapan (PPH) bisa meningkat.”

Muadi menyebut, skor PPH di Pekalongan pada 2022 sebesar 94,07 persen, jauh melebihi targetnya sebesar 80,05 persen. Kendati begitu, tingkat konsumsi karbohidrat selain nasi cenderung stagnan. Karena itulah dia berharap warga Pekalongan dapat meningkatkan konsumsi pangan B2SA.

Ilustrasi: Sumber karbohidrat nggak cuma nasi. (iStockphoto via Liputan6)

“Selain kita cari bahan baku alternatif yang murah dan mudah didapat, kita juga edukasi peserta kalau banyak manfaat yang bisa diambil dari bahan lokal. Kemudian kita juga mengajak masyarakat untuk terus memperhatikan pangan B2SA,” tandasnya.

Sementara itu, perwakilan dari Indonesian Chef Association (ICA) Kota Pekalongan Karsiti menjelaskan, bahan baku lokal sangatlah mudah untuk dikreasikan menjadi berbagai macam menu makanan. Bahkan, olahan makanan berbahan baku lokal dapat dijajakan dan menambah penghasilan keluarga.

“Ini juga bisa dijadikan alternatif ide bekal anak-anak. Mungkin mereka malu atau kurang suka ya kalau bentuknya utuh, misalnya hanya direbus atau digoreng. Kalau (makanan) dikemas seperti makanan kekinian, mereka akan lebih suka,” pungkasnya.

Langkah yang bagus dari Kota Pekalongan, nih! Semoga diversifikasi pangan di Kota Batik bisa terealisasi dengan baik ya, biar kita nggak melulu dipusingkan dengan kelangkaan beras atau harganya yang kelewat mahal! (Siti Khatijah/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: