BerandaHits
Kamis, 14 Apr 2021 17:00

Laksamana Maeda, Tokoh Kemerdekaan Indonesia yang Dianggap Pengkhianat di Negeri Sakura

Laksamana Maeda, salah satu tokoh kemerdekaan Indonesia dari Jepang. (Sosok.grid.id)

Laksamana Maeda jadi tokoh kemerdekaan Indonesia karena menyediakan rumahnya sebagai tempat perumusan teks Proklamasi. Sayangnya, dia dianggap pengkhianat di Negeri Sakura.

Inibaru.id – Laksamana Maeda bukanlah nama yang asing dalam sejarah kemerdekaan negara ini. Dalam persiapan Proklamasi yang nantinya dibacakan Sukarno-Hatta, lelaki berkebangsaan Jepang ini menjadi salah satu tokoh penting yang membuat rencana deklarasi kemerdekaan RI sukses.

Kepala Penghubung Angkatan Laut dan Angkatan Darat Tentara Kekaisaran Jepang di Indonesia itu memang punya andil cukup besar sebelum negeri ini merdeka. Pada Oktober 1944, lelaki bernama asli Tadashi Maeda itu berperan besar dalam pendirian Asrama Indonesia Merdeka, tempat para pemuda belajar mengelola negara.

Di tempat ini, tokoh-tokoh besar seperti Sukarno, Hatta, Sjahrir, dan lain-lain, mendapatkan banyak pengetahuan tentang cara menjalankan negara yang merdeka.

Berbeda dengan kebanyakan orang Jepang yang cenderung fasis selama Perang Dunia II, Maeda justru memberikan perhatian besar terhadap Indonesia. Dia pulalah yang membocorkan ke Sukarno bahwa Jepang kalah perang usai Hiroshima dan Nagasaki dibom atom Sekutu.

Oya, perlu kamu tahu, saat Perang Dunia II berkecamuk, Jepang tengah menduduki Indonesia. Negeri Sakura menjajah negeri ini selama 3,5 tahun, "menggantikan" Belanda yang sebelumnya menguasai Indonesia selama bertahun-tahun lamanya.

Selama menjajah, Jepang sempat membantu Indonesia dalam mempersiapkan kemerdekaannya dengan mendirikan Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau Dokuritsu Junbi Chōsa-kai pada 1 Maret 1945 dan diresmikan pada 29 April 1945.

Pada 7 Agustus 1945, Jepang membubarkan BPUPKI, lalu membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau Dokuritsu Junbi Iinkai. PPKI beranggotakan 21 orang yang mencerminkan perwakilan dari berbagai etnis di Hindia-Belanda.

Dituduh Membelot

Rumah Laksamana Maeda, tempat perumusan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia. (Indozone/Wikipedia)

Ketika kisruh Perang Dunia II memojokkan Jepang dan membuat mereka kelimpungan, Laksamana Maeda sebenarnya diberi mandat untuk memastikan Indonesia tetap berada dalam kekuasaan Jepang. Padahal, kala itu Jepang sudah kalah telak.

Alih-alih melaksanakan tugas, Maeda justru "membelot". Dia justru menceritakan kekalahan Jepang kepada Sukarno. Hal pertama yang dilakukan Maeda kemudian adalah malah merelakan rumahnya sebagai tempat para tokoh bangsa menyusun teks Proklamasi.

Bahkan, konon, orang yang mencarikan mesin ketik untuk dipakai Sayuti Melik membuat teks Proklamasi adalah Maeda. Maka, nggak heran kalau kemudian dia dianggap sebagai pengkhianat oleh pemerintah Jepang.

Begitu pulang ke Jepang pasca-Proklamasi Kemerdekaan RI, Maeda bahkan diinterogasi habis-habisan. Hidup Maeda juga nggak baik-baik saja. Penghargaan Bintang Jasa Nararya dari pemerintah Indonesia nggak banyak membantunya saat kembali ke Jepang.

Hingga tutup mata pada usia 79 tahun pada 13 Desember 1977, kehidupan Maeda bisa dibilang cukup mengenaskan. Dia hidup dalam kondisi melarat meski sebenarnya pernah memberikan pengaruh begitu besar bagi sebuah bangsa untuk mendapatkan kemerdekaannya.

Meski bukan orang Indonesia, kita patut mengenang jasa Laksamana Maeda sebagai salah satu pahlawan kemerdekaan Indonesia, ya Millens! (Boo/IB09/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: