BerandaHits
Minggu, 9 Okt 2021 20:31

Lahir 2010 Sampai 2020? Siap-siap Lebih Sering Kena Bencana Alam!

Bencana alam bakal sering terjadi di dunia. Anak generasi Alpha bakal jadi korbannya. (Dailysabah/AP Photo)

Greenpeace menyebut generasi alpha alias mereka yang lahir 2010 sampai 2020 bakal lebih sering terkena bencana alam dengan level yang lebih ekstrem. Lantas, apa yang bisa kita lakukan untuk mencegahnya?

Inibaru.id – Lembaga lingkungan Greenpeace baru-baru ini mengunggah informasi dari data Intergenerational Inequities in Exposure to Climate Extremes. Isinya mengungkap fakta kalau generasi Alpha atau mereka yang lahir pada 2010 sampai 2020 bakal lebih sering mengalami bencana alam!

Bencana alam ini sangat beragam, lo, Millens. Bisa berupa kekeringan, bencana banjir, atau bahkan kebakaran hutan. Generasi Alpha ini bahkan bakal mengalaminya tujuh kali lebih ekstrem dari generasi-generasi yang lahir di fase sebelumnya.

Khusus untuk kekeringan, generasi Alpha bakal lebih sering mengalaminya dengan tingkat keparahan mencapai 2,6 kali lebih parah dari generasi yang lahir 60 tahun yang lalu. Bahkan, para generasi Alpha dari negara-negara dengan pendapatan rendah diperkirakan bakal mengalami bencana ini dengan lebih ekstrem dari yang tinggal di negara maju.

Melihat hal ini, PBB pun menggelar UN Climate Change Conference 2021. Lewat konferensi ini, diharapkan isu perubahan iklim menjadi hal yang harus dibahas dengan lebih serius secara global. Selain itu, konferensi ini juga bakal diadakan demi mendorong para pemimpi dari seluruh negara di dunia untuk menerapkan aksi konkret dalam menanggulangi masalah iklim yang semakin parah.

Lantas, bagaimana dengan Indonesia? Greenpeace berharap seluruh pihak di Indonesia, termasuk masyarakat dan pemerintah harus bergerak aktif untuk mengatasi dampak perubahan iklim.

Apalagi, Indonesia termasuk dalam negara yang mengalami banyak perubahan seperti menurunnya luas hutan hujan, berkurangnya sumber air bersih, hingga masalah sampah yang seperti sulit untuk dikendalikan.

Aktivis lingkungan dari anak muda, Greta Thurnberg. (Flickr/ Rebecca Lessard)

Sebelumnya, aktivis lingkungan muda Greta Thurnberg telah berkali-kali mengungkapkan rasa gusarnya akan masalah iklim secara global. Apalagi, sebagian masalah ini disebabkan oleh generasi yang lebih tua. Padahal, yang akan merasakan dampaknya lebih besar adalah generasi-generasi yang lebih muda, termasuk Greta dan anak-anak yang berasal dari Generasi Alpha.

“Membangun kembali, bla-bla-bla. Ekonomi hijau, bla-bla-bla, Nol bersih pada tahun 2015, bla-bla-bla. Iklim netral, bla-bla-bla. Hanya ini yang kami dengar dari apa yang pemimpin kami ucapkan. Kata-kata yang terdengar hebat, tetapi sejauh ini tidak menghasilkan tindakan,” keluh Greta.

Lantas, apa yang bisa kita lakukan? Sebenarnya banyak dan bisa kita lakukan dari dekat rumah kita sendiri, lo, Millens. Sebagai contoh, perbanyak menanam pohon, termasuk pohon yang bisa membantu resapan air meningkat seperti bambu, aren, beringin, dan lain-lain. Dampaknya bisa sangat baik bagi kualitas udara dan sumber air bersih.

Selain itu, kamu juga bisa mulai memperhatikan sampah. Pilah yang bisa didaur ulang. Gunakan sampah yang bisa dijadikan pupuk. Serta sebaiknya nggak sembarangan membuangnya. Apalagi di sumber air atau sungai. Ingat, sungai adalah sumber air, nggak hanya bagi manusia, namun juga bagi mahluk lainnya.

Meski begitu, karena perubahan iklim memang sudah terjadi, kamu harus bersiap bakal lebih sering terjadi bencana, ya Millens. (Gre/IB09/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024