Inibaru.id – Lembaga lingkungan Greenpeace baru-baru ini mengunggah informasi dari data Intergenerational Inequities in Exposure to Climate Extremes. Isinya mengungkap fakta kalau generasi Alpha atau mereka yang lahir pada 2010 sampai 2020 bakal lebih sering mengalami bencana alam!
Bencana alam ini sangat beragam, lo, Millens. Bisa berupa kekeringan, bencana banjir, atau bahkan kebakaran hutan. Generasi Alpha ini bahkan bakal mengalaminya tujuh kali lebih ekstrem dari generasi-generasi yang lahir di fase sebelumnya.
Khusus untuk kekeringan, generasi Alpha bakal lebih sering mengalaminya dengan tingkat keparahan mencapai 2,6 kali lebih parah dari generasi yang lahir 60 tahun yang lalu. Bahkan, para generasi Alpha dari negara-negara dengan pendapatan rendah diperkirakan bakal mengalami bencana ini dengan lebih ekstrem dari yang tinggal di negara maju.
Melihat hal ini, PBB pun menggelar UN Climate Change Conference 2021. Lewat konferensi ini, diharapkan isu perubahan iklim menjadi hal yang harus dibahas dengan lebih serius secara global. Selain itu, konferensi ini juga bakal diadakan demi mendorong para pemimpi dari seluruh negara di dunia untuk menerapkan aksi konkret dalam menanggulangi masalah iklim yang semakin parah.
Lantas, bagaimana dengan Indonesia? Greenpeace berharap seluruh pihak di Indonesia, termasuk masyarakat dan pemerintah harus bergerak aktif untuk mengatasi dampak perubahan iklim.
Apalagi, Indonesia termasuk dalam negara yang mengalami banyak perubahan seperti menurunnya luas hutan hujan, berkurangnya sumber air bersih, hingga masalah sampah yang seperti sulit untuk dikendalikan.
Sebelumnya, aktivis lingkungan muda Greta Thurnberg telah berkali-kali mengungkapkan rasa gusarnya akan masalah iklim secara global. Apalagi, sebagian masalah ini disebabkan oleh generasi yang lebih tua. Padahal, yang akan merasakan dampaknya lebih besar adalah generasi-generasi yang lebih muda, termasuk Greta dan anak-anak yang berasal dari Generasi Alpha.
“Membangun kembali, bla-bla-bla. Ekonomi hijau, bla-bla-bla, Nol bersih pada tahun 2015, bla-bla-bla. Iklim netral, bla-bla-bla. Hanya ini yang kami dengar dari apa yang pemimpin kami ucapkan. Kata-kata yang terdengar hebat, tetapi sejauh ini tidak menghasilkan tindakan,” keluh Greta.
Lantas, apa yang bisa kita lakukan? Sebenarnya banyak dan bisa kita lakukan dari dekat rumah kita sendiri, lo, Millens. Sebagai contoh, perbanyak menanam pohon, termasuk pohon yang bisa membantu resapan air meningkat seperti bambu, aren, beringin, dan lain-lain. Dampaknya bisa sangat baik bagi kualitas udara dan sumber air bersih.
Selain itu, kamu juga bisa mulai memperhatikan sampah. Pilah yang bisa didaur ulang. Gunakan sampah yang bisa dijadikan pupuk. Serta sebaiknya nggak sembarangan membuangnya. Apalagi di sumber air atau sungai. Ingat, sungai adalah sumber air, nggak hanya bagi manusia, namun juga bagi mahluk lainnya.
Meski begitu, karena perubahan iklim memang sudah terjadi, kamu harus bersiap bakal lebih sering terjadi bencana, ya Millens. (Gre/IB09/E05)