Inibaru.id – Kamu tahu kan, Millens kalau Bledug Kuwu lokasinya ada di Grobogan, Jawa Tengah. Nah, fenomena alam ini berada di tengah Pulau Jawa, meski lokasinya cenderung agak ke utara. Namun, entah bagaimana awalnya ada klaim kalau Bledug Kuwu terhubung dengan Laut Selatan yang jaraknya lebih dari 100 km.
Bledug Kuwu sangatlah unik karena berada di lokasi yang datar, namun memiliki mekanisme alam yang mirip seperti kawah gunung. Di sini, kamu bisa melihat lumpur yang berisi garam alami meletup-letup. Bahkan, letupan ini bisa saja disertai dengan bumbungan asap berwarna putih.
Keberadaan garam inilah yang membuat ada orang yang menduganya terhubung dengan laut. Menariknya, bukannya Laut Jawa yang jaraknya lebih dekat, tapi malah Laut Selatan yang jaraknya lebih jauh. Bikin bingung, kan?
Seorang pegiat wisata dari Grobogan, Jawa Tengah, bernama Pujiyanto menyebut masyarakat sekitar Bledug Kuwu percaya dengan adanya mitos Jaka Linglung. Nah, Jaka Linglung ini adalah seekor naga, yang merupakan makhluk mitologi juga, ya Millens. Konon, Jaka Linglung ini adalah putra dari Raja Medang Kamulan, Aji Saka.
Legenda ini kabarnya sudah ada sejak abad ke-7 Masehi. Aji Saka mengalahkan Dewata Cengkar, raja Medang Kamulan sebelumnya yang gemar makan daging manusia dan ditakuti rakyatnya.
Jadi, saat bertarung, Aji Saka melepaskan kain ikat kepalanya. Secara ajaib, kain ini melebar dan memicu munculnya lubang besar di tanah. Dewata Cengkar terjatuh ke dalamnya dan bahkan langsung terseret hingga Laut Selatan. Di sana, wujudnya berubah menjadi buaya putih.
Tatkala memerintah Medang Kamulan, Aji Saka kedatangan naga Jaka Linglung yang mengaku sebagai anaknya. Aji Saka baru mau mengakui klaim itu kalau Jaka Linglung membunuh buaya putih Dewata Cengkar di Laut Selatan. Nah, kabarnya, sang naga langsung masuk ke dalam tanah untuk mencapai Laut Selatan tanpa mengganggu masyarakat.
Ia berhasil mengalahkan Dewata Cengkar dan membawa air laut sekaligus rumput grintig wulung sebagai buktinya. Sayangnya, saat pulang, dia nggak menemukan Medang Kamulan. Berkali-kali ia keluar dari tanah di wilayah Grobogan namun nggak menemukannya. Lubang-lubang tempatnya keluar inilah yang dipercaya masyarakat kini jadi Bledug Kuwu dan terhubung dengan Laut Selatan.
Cerita mitologi jelas beda dengan hasil penelitian geologi ya. Kalau menurut Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia Rovicky Dwi Putrohari. Bledug Kuwu ada karena adanya retakan yang mengeluarkan tekanan berupa lumpur, gas, dan mineral. Di zaman purba, daerah ini dulunya memang lautan. Nah mineral-mineral seperti garam, kalium, dan klor ini masih ada di dalam tanah sebelum akhirnya dikeluarkan oleh gas dan lumpur.
Jadi, sudah tahu kan kalau berdasarkan penelitian geologis Bledug Kuwu nggak terhubung dengan Laut Selatan, Millens? (Mon, Sol, Sem/IB09/E05)