BerandaHits
Rabu, 20 Des 2022 15:10

Kelezatan Bakwan Jembak Sendang Senjoyo, Akhir Pekan Laku Hingga 25 kg

Bakwan jembak kuliner khas Senjoyo, Kabupaten Semarang. (dok.I am Aris)

Meski hanya dibuat dari adonan tepung dan daun jembak alias selada air, bakwan jembak khas Sendang Senjoyo sangat digemari pembeli. Bayangkan, ketika akhir pekan tiba, pedagangnya dapat menjual hingga 25 kg!

Inibaru.id – Jika biasanya bakwan dibuat dari aneka sayuran seperti kol, wortel, dan tauge, maka bakwan jembak ini berbeda. Di Sendang Senjoyo, Kabupaten Semarang, kamu bisa mencicipi bakwan jembak. Camilan ini terbuat dari jembak atau selada air.

Penduduk Sendang Senjoyo memanfaatkan selada air segar yang banyak tumbuh di sekitarnya untuk diolah menjadi gorengan yang gurih renyah.

Meskipun bahan utamanya hanya selada air dan adonan tepung, namun olahan ini sangat diminati. Buktinya bisa kamu temui di warung Yu Tombok yang ada di Sendang Senjoyo. Pemilik warung sudah menjual bakwan jembak ini selama puluhan tahun.

"Warung ini dulunya milik ibu mertua saya yang merintis dari awal sudah puluhan tahun, sekarang sudah generasi kedua. Saya yang jualan bersama suami, meneruskan resep turun-temurun," ujar Yani, generasi kedua penjual bakwan jembak khas Sendang Senjoyo kepada Detik, Sabtu (17/12/2022).

Dia pun membenarkan bakwan jembak sangat diminati oleh pengunjung. Pada hari biasa dia bisa menjual 5 kilogram bakwan jembak. Sedangkan saat hari libur atau akhir pekan, Yani dapat menjajakan hingga 25 kilogram bakwan jembak!

Selada air memiliki manfaat menurunkan tekanan darah tinggi. (Pixabay/kar0329 via Kompas)

"Hari biasa habis 3-5 kilo, kalau Sabtu dan Minggu bisa sampai 25 kilogram. Weekend itu selalu ramai apalagi kalau cuacanya cerah," ujarnya.

Sebagai informasi, selada air atau jembak yang menjadi bahan utama bakwan jembak mudah ditemukan di sekitar Sendang Senjoyo, Millens.

Dimasak secara Tradisional

Yang menarik, pembuatan bakwan Jembak di Sendang Senjoyo ini terbilang masih tradisional. Pasalnya, Yani menggunakan tungku berbahan bakar kayu. Perempuan ini mengklaim proses itulah yang menjadikan bakwan jembak buatannya lebih khas dan nikmat.

"Menggunakan tungku kayu karena hasil rasanya beda dengan kompor gas. Lebih cepat matang juga, bisa lebih krenyes. Pakai kayu itu lebih sedep. Kalau pakai kompor juga boros gas dan lebih lama matangnya. Goreng jembak itu apinya harus besar biar cepat matang karena jembak sendiri langsung diolah dari mentah jadi bisa matang sempurna kalau diolah dengan tungku lebih bagus jadinya," paparnya

Lalu bagaimana dengan rasanya? Wah, jangan diragukan lagi deh! Bukan cuma enak dan gurih, krenyes serat daun jembak juga menjadi nilai plus tersendiri. Bakwan yang dijual di warung Yani masih hangat karena digoreng di tempat. Hm, kurang nikmat apalagi coba?

Harganya juga ramah kantong kok. Kamu bisa menikmati tujuh buah bakwan jembak seharga Rp5 ribu. Itu sudah termasuk saus sambal lo! Pas banget kan habis berenang lanjut makan gorengan hangat?

Gimana, tertarik mencicipi kuliner khas Sendang Senjoyo ini, Millens? (Siti Zumrokhatun/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bongkoroti, Salah Satu Penganan Langka di 'Pasar Kuliner Jadul' di Taman Menara Kudus

15 Jan 2025

Sekilas tentang Prompt Engineer, Profesi Anyar yang Muncul dari Perkembangan AI

15 Jan 2025

Kritik Rakyat adalah Hak, Permintaan Maaf adalah Kewajiban Pejabat yang Kelakuannya Nggak Patut

15 Jan 2025

Si-Manis Mart, Inovasi Stabilitas Harga di Jawa Tengah

15 Jan 2025

Uniknya Asal-usul Penamaan Desa Gamer di Kota Pekalongan, Jawa Tengah

15 Jan 2025

Cegah Bunuh Diri, Kafe di Jepang Sediakan Peti Mati untuk Merenung

15 Jan 2025

Meracik Rujak Mitoni di Batang, Kaya Rasa dengan Buah-buahan Belasan Macam

15 Jan 2025

Ipda Bakti Relakan Tabungan Haji Jadi TPA, Wujud Pengabdian Polisi kepada Masyarakat

15 Jan 2025

Kata Guru dan Orang Tua Siswa tentang Rencana UN yang Akan Diadakan Kembali

2 Jan 2025

Ttangkkeut, Tempat Warga Korea Melihat Matahari Terbit Pertama di Awal Tahun

2 Jan 2025

YOLO; Filosofi Hidup Sekali yang Memacu Kebahagiaan Plus Risiko

2 Jan 2025

Ada Sampah di Planet Mars, Arkeolog: Jangan Dibuang tapi Dilestarikan!

2 Jan 2025

Hari Pertama 2025: KAI Daop 4 Semarang Berangkatkan 25 Ribu Penumpang, Paling Banyak di Stasiun Tawang

2 Jan 2025

Memagari Kicau Merdu Burung Pleci di Pegunungan Muria

2 Jan 2025

Waktu Terbaik Mengunjungi Kebun Buah Mangunan Yogyakarta

2 Jan 2025

MK Hapus Presidential Threshold, Apa Dampak bagi Demokrasi Indonesia?

3 Jan 2025

Dampak Perkebunan Kelapa Sawit bagi Air dan Udara, Baik atau Buruk?

3 Jan 2025

Kemalasan Nobita, Antitesis Masyarakat Jepang dengan Tradisi Tahun Baru

3 Jan 2025

Pastikan Resolusi Tahun Barumu Bebas FOMO!

3 Jan 2025

Seperti Apa Mekanisme Tilang dengan Sistem Poin di SIM yang Berlaku Mulai 2025?

3 Jan 2025