BerandaHits
Jumat, 29 Agu 2024 19:14

Kala Hakim Pertanyakan Penilaian Baik PT Timah yang Rugikan Negara Rp271 Triliun

Persidangan korupsi Harvey Moeis dan PT Timah Tbk kembali bergulir. (Antara/Fauzan)

Kasus korupsi yang menyeret nama Harvey Moeis masih bergulir. Kali ini, hakim mempertanyakan bagaimana bisa PT Timah Tbk mendapatkan AMDAL dan penilaian baik jika ada pertambangan ilegal di wilayahnya yang rugikan negara Rp271 triliun.

Inibaru.id – Kasus korupsi PT Timah Tbk yang menyeret nama suami artis Sandra Dewi, yaitu Harvey Moeis terus bergulir. Kali ini, Majelis Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) mempertanyakan penilaian baik yang diterima PT Timah Tbk dari Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLHK). Padahal, nama perusahaan yang kerap disebut dalam novel dan film Laskar Pelangi tersebut merugikan negara hingga ke angka fantastis, yaitu Rp271 triliun.

Keheranan Majelis Hakim Tipikor Jakarta ini terungkap saat menanyai eks Direktur Operasi dan Produksi PT Timah Tbk Agung Pratama yang hadir sebagai saksi kasus dugaan korupsi Harvey Moeis.

Cukup banyak pertanyaan yang diajukan majelis hakim. Sebagai contoh, mereka pengin tahu sejauh apa wewenang dan tugas Agung dan timnya di PT Timah Tbk. Mereka juga pengin mengetahui soal bagaimana PT Timah Tbk mendapatkan Analisis Masalah Dampak Lingkungan (AMDAL) saat mendirikan perusahaan tersebut.

Terkait dengan pertanyaan ini, Agung justru menyebut yang punya hak menentukan apakah sebuah perusahaan sudah melakukan ketentuan di dalam Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) demi mendapatkan AMDAL adalah pihak Kementerian Lingkungan Hidup.

Nah, jawaban ini ternyata bikin hakim merasa PT Timah Tbk melepas tanggung jawabnya dalam hal memantau kondisi lingkungan. Padahal, sektor ini juga masuk dalam anggaran PT Timah Tbk.

“Masa dilepaskan saja (tanggung jawabnya pada lingkungan), saudara nggak terlibat?” tanya hakim sebagaimana dinukil dari Kompas, Kamis (29/8/2024).

Penambangan ilegal di wilayah IUP PT Timah merugikan negara dan merusak lingkungan. (UMSU)

Meski didesak, Agung tetap bersikukuh jika pihak yang memberikan penilaian adalah KLHK yang dipimpin Siti Nurbaya Bakar. Bahkan, dia menyebut pihak KLHK memberikan predikat baik terhadap perusahaannya.

“Selama ini kami dapat penilaian baik dari KLHK. Artinya, selama ini kan dilaksanakan (semua ketentuan yang ada di AMDAL),” balas Agung.

Jawaban ini pun bikin hakim semakin keheranan karena realitanya, ada Rp271 triliun kerugian negara yang disebabkan oleh kerusakan lingkungan akibat aktivitas penambangan liar di wilayah PT Timah Tbk.

"Penilaiannya baik? Tapi dalam dakwaan jaksa, ini merugikan negara loh Rp271 triliun. Kerugian negara di situ terkait kerusakan lingkungan. Yang mengatakan baik pihak mana," tanya hakim mengutip Tirto, Kamis (29/8/2024).

Hakim pun kembali mengonfirmasi siapa yang memberikan penilaian terhadap aktivitas perusahaan tersebut. Namun, lagi-lagi Agung hanya bisa menjawab jika yang memberikan penilaian tersebut adalah dari pihak Kementerian LHK.

Buat kamu yang nggak begitu mengikuti kasus ini, Harvey Moeis dari PT Refined Bangka Tin (RBT) dan Direktur Utama PT Timah Mochtar Riza Pahlevi Tabrani diduga mengkoordinir aktivitas pertambangan liar di wilayah IUP PT Timah. Untuk menutupi aksi ini, mereka melakukan aktivitas kegiatan persewaan peralatan untuk memproses peleburan timah dengan cara mengontak beberapa smelter dari PT SIP, PT SPS, PT TIN, CV, dan VIP.

Pihak smelter kemudian diminta untuk menyisihkan sebagian keuntungan dari aktivitas ilegal ini ke Harvey Moeis yang mendatanya seakan-akan sebagai dana Corporate Social Responsibility (CSR) bersama dengan manajer PT QSE Helena Lim. Keduanya disebut-sebut mampu mendapatkan uang Rp420 miliar!

Melihat berbagai fakta yang terkuak dari kasus ini, wajar banget ya kalau hakim sampai mempertanyakan predikat baik PT Timah Tbk kalau nyatanya ada aktivitas penambahan ilegal di sana, ya, Millens? (Arie Widodo/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: