Inibaru.id – Potensi kebakaran di Indonesia semakin ekstrim. Setidaknya, ada sembilan wilayah rawan kebakaran yang perlu diwaspadai menurut keterangan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada Senin (19/2/2018). Kesembilan wilayah tersebut adalah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara.
Sejak awal Februari ini BMKG bahkan telah memantau, setidaknya sudah ada 48 titik panas di Sumatera dan 55 titik panas di Kalimantan. Titik-titik panas itu muncul lantaran daerah-daerah tersebut sangat jarang mengalami hujan. Bahkan, hingga beberapa minggu beberapa tempat sama sekali nggak diguyur hujan.
Deputi Bidang Klimatologi BMKG Pusat Herizal menyebutkan, ada beberapa wilayah yang hampir selama 20 hari nggak diguyur hujan. Situasi ini, ungkapnya, diperkirakan bakal berlangsung hingga pertengahan Maret 2018. Wilayah-wilayah itu di antaranya di bagian utara Aceh, Sumatera Utara, dan Riau.
Baca juga:
Go International, "Pengabdi Setan" Bakal Tayang di 42 Negara
Akulturasi Fesyen Tionghoa-Indonesia dalam Kebaya dan Batik
"Tingkat curah hujan yang rendah menyebabkan tingginya potensi kebakaran hutan dan lahan atau karhutla," ujar Herizal seperti ditulis Kompas.com, Selasa (20/2).
Selain itu, dia menambahkan, potensi kebakaran hutan juga besar kemungkinan bakal terjadi di wilayah Kalbar dan Kalteng. Kemudian, sejumlah titik di Sumsel juga rawan kebakaran karena dipenuhi lahan gambut.
"Tempat-tempat ini perlu perhatian khusus,” tegasnya.
Sejauh ini provinsi Kalbar memiliki titik panas terbanyak, yakni 52 titik, disusul Riau dengan 35 titik, lalu Sulawesi Tengah dengan delapan titik, dan Sulawesi Selatan dengan enam titik panas.
Untuk mengatasi keadaan ini, BMKG melakukan telekonferensi dengan 10 kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) BMKG yang menempati wilayah rentan kebakaran tersebut.
Baca juga:
Para Korban Kawal Sidang Perdana First Travel
Medali Piala Presiden Milik Bambang Pamungkas Raib
“Kepala BMKG telah berkoordinasi jarak jauh ke seluruh UPT yang daerahnya terindikasi curah hujan berkurang dengan potensi kebakaran hutan. Kepala BMKG mengimbau kepala UPT untuk meningkatkan koordinasi ke instansi lain soal hal tersebut,” ujar Widada Sulistya, Sekretaris Utama BMKG.
Dalam koordinasi tersebut, BMKG turut meminta sosialisasi informasi pada masyarakat. Dengan adanya kerja sama, warga bisa ikut berupaya mendukung pencegahan kebakaran hutan dan lahan. (AYU/GIL)