BerandaHits
Rabu, 7 Apr 2020 10:55

Hasil Rapid Test Corona Nggak Akurat, Pemerintah Beralih ke PCR

Rapid test nggak akurat dan efektif mendeteksi virus corona. (Shutterstock)

Hasil rapid test kurang memuaskan, pemerintah kini mulai mempertimbangkan untuk memperbanyak alat tes PCR untuk mendeteksi covid-19 atau virus corona..

Inibaru.id - Presiden Joko Widodo lebih memilih untuk menerapkan pemeriksaan massal dibanding karantina wilayah demi menangani pandemi covid-19. Keputusan itu menjadi dasar pelaksanaan rapid test di Indonesia. Saat itu, tes ini dianggap bisa dijadikan deteksi dini infeksi virus corona.

Metode rapid test sempat diragukan sebagian kalangan karena tingkat akurasinya rendah. Jurnal berjudul Antibody responses to SARS-CoV-2 in patients of novel coronavirus disease 2019 bahkan mengungkap fakta bahwa sensitivitas rapid test hanya sekitar 36 persen dari 100 kasus Covid-19.

"Dari 100 kasus yang terkonfirmasi Covid-19, bisa mendeteksi sekitar 30. Jadi itu harus hati-hati," kata Ahmad Rusdan Handoyo Utomo, Konsultan genom di Laboratorium Kalbe.

Kepala BNPB sekaligus Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Letjen Doni Monardo menyebut rapid test nggak seluruhnya efektif dan akurat dalam mendeteksi virus corona.

Alasan utama mengapa rapid test dipilih pemerintah adalah biayanya yang lebih murah. Sayangnya, sejauh ini hasilnya kurang memuaskan. Karena alasan inilah pemerintah kini mulai melirik opsi tes pengambilan sampel lendir hidung atau tenggorokan (Polymerase Chain Reaction/PCR).

"Ternyata juga rapid test ini tidak semuanya efektif. Oleh karenanya ke depan kita lebih banyak mendatangkan PCR test," kata Doni dalam Rapat Kerja Komisi VIII DPR RI dengan Kepala BNPB pada Senin (06/04/2020).

Pemerintah mulai memilih opsi pengambilan sampel lendir hidung atau tenggorokan (Polymerase Chain Reaction/PCR). (Antara/Fauzan)

Dia juga mengatakan jika rapid test seringkali menunjukkan hasil pemeriksaan pasien terindikasi positif corona. Akan tetapi, saat dilakukan tes kedua lewat PCR, hasilnya adalah negatif. Begitu pun sebaliknya, ada hasil pemeriksaan rapid test negatif, namun saat dilakukan tes kedua lewat PCR, hasilnya justru positif corona.

Meski akan memperbanyak peralatan tes PCR, Doni menyebut pemerintah nggak akan meninggalkan rapid test sepenuhnya. Mereka akan mencari produk rapid test yang paling akurat sebagai pendamping PCR.

"Kami coba kumpulkan semua jenis rapid test, nanti mana yang paling akurat. Itu yang akan kita perbanyak," tuturnya.

Hingga saat ini, Gugus Tugas telah mendistribusikan sekitar 500 ribu alat rapid test ke seluruh wilayah di Indonesia. Jumlah itu belum termasuk distribusi ke DKI Jakarta yang sudah berkisar di angka puluhan ribu.

Kamu lebih suka pemerintah menyediakan rapid test atau PCR, nih, Millens? (Cnn/MG29/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: