Inibaru.id – Di tengah isu krisis pangan global dan makin menyempitnya lahan pertanian, Ketua DPRD Jateng Sumanto justru melihat peluang besar bagi mereka yang bergelut di sawah. Dalam Temu Tani di Desa Dagen, Kecamatan Jaten, dia menegaskan bahwa menjadi petani hari ini bukan sekadar pilihan, tapi profesi yang kian menjanjikan.
Sumanto menyebut tren harga pangan yang terus menanjak sebagai sinyal kuat bahwa masa depan pertanian akan cerah. Dia mengingatkan para petani tentang masa ketika harga gabah hanya sekitar Rp4.000 per kilogram periode yang membuat banyak petani “gigit jari” karena biaya produksi tak sebanding dengan hasil panen. Kini, dengan harga gabah berada di kisaran Rp6.700 hingga Rp7.000 per kilogram, situasinya jauh berbeda.
“Jangan malu jadi petani. Dengan harga sekarang, pendapatan petani bisa setara UMR. Jadi petani itu enak, dan kalian harus bangga,” tegasnya.
Dia memaparkan hitungan sederhana: dalam satu kali panen tiga bulan sekali, petani bisa memperoleh penghasilan sekitar Rp12 juta. Setelah dikurangi biaya produksi sekitar Rp6 juta, mereka tetap mengantongi Rp6 juta bersih. Angka ini, menurutnya, cukup menggambarkan betapa menjanjikannya sektor pertanian hari ini.
Karena itu, dia berpesan agar petani tak mudah tergiur menjual sawah. Pendapatan dari penjualan lahan, kata Sumanto, hanya akan habis untuk kebutuhan jangka pendek. Sebaliknya, sawah adalah aset jangka panjang yang bisa diwariskan.
“Lahan pertanian itu butuh puluhan tahun untuk terbentuk. Pertahankan, kalau bisa malah tambah luasnya,” katanya.
Dia juga mengingatkan ancaman krisis pangan global. Sejumlah negara eksportir beras mulai menutup keran ekspor demi mencukupi kebutuhan dalam negeri. Kondisi ini membuat Indonesia tak lagi mudah mengandalkan impor. Karena itu, dia menilai petani lokal akan memegang peran vital sebagai penyokong pangan nasional.
Kepala Desa Dagen, Andi Susilo Purnomo, mengungkapkan bahwa desanya memiliki 110 hektare lahan pertanian yang digarap sekitar 300 petani. Dia mengapresiasi kepedulian Sumanto, yang disebut rutin memberikan bantuan, mulai dari pembangunan sumur hingga distribusi pupuk organik cair.
“Silaturahmi ini kesempatan bagi petani untuk mendapatkan ilmu dan menyampaikan aspirasi,” ujarnya.
Ketua Gapoktan Desa Dagen, Wagiman, menambahkan bahwa banyak petani mengenal Sumanto karena konsistensinya dalam membantu. Salah satunya lewat pelatihan pembuatan pupuk cair organik yang terbukti meningkatkan produktivitas padi.
“Alhamdulillah hasil panen jadi lebih baik,” katanya.
Dengan meningkatnya kebutuhan pangan global dan terbatasnya lahan produktif, pesan Sumanto terasa jelas bahwa profesi petani bukan lagi pekerjaan “sebelah mata”. Justru kini saatnya para petani menatap masa depan dengan kepala tegak dan tangan yang tetap setia pada tanah. (Ike P/E01)
