BerandaHits
Selasa, 13 Mar 2023 17:19

Harapan Transpuan Semarang pada Hari Perempuan: Hidup Berdampingan!

Momen peringatan International Women's Day (IWD) 2023 di Kota Semarang. (Inibaru.id/ Fitroh Nurikhsan)

Kendati berhalangan mengikuti peringatan International Women's Day (IWD) 2023 di Semarang, Ketua Persatuan Waria Semarang (Perwaris) mengaku mendukung aksi tersebut, dengan harapan yang tiap tahun sama, yakni kelompoknya bisa hidup berdampingan dengan damai di masyarakat.

Inibaru.id - Kebebasan tidak akan tercapai kecuali perempuan telah bebas dari segala penindasan; begitu kata Nelson Mandela. Melihat situasi saat ini, kebebasan versi mantan Presiden Afrika Selatan itu agaknya masih jauh panggang dari api.

Di bawah sistem patriarki yang ada di sekeliling kita, perempuan sering dipandang warga kelas dua dan kaum lemah; membuat mereka begitu rentan mengalami kekerasan. Karena alasan inilah International Women's Day (IWD) perlu diperingati tiap 8 Maret.

Hampir tiap tahun jaringan perempuan di Kota Semarang juga nggak luput merayakannya. Tahun ini, mereka menjadikan perayaan IWD dengan menggelar aksi diam, di samping rentetan pernyataan sikap dan desakan yang termaktup dalam "9 Tuntutan" di depan Kantor Gubernur Jawa Tengah, Rabu (8/3).

Barisan peserta sudah berkumpul di titik temu sejak pagi. Nggak hanya kaum hawa yang "merayakan" peringatan tersebut. Di antara mereka juga ada para lelaki. Oya, selain itu juga ada kelompok transpuan yang tampak membaur dalam barisan; mereka semua sama-sama menyuarakan tuntutan.

Hidup Berdampingan

Silvy Mutiari ketua Perwaris sejak 2009. (Inibaru.id/ Audrian F)

Sejujurnya, saya sangat menyukai pemandangan tersebut: semua orang berdiri berdampingan tanpa kasta dan prasangka, menyuarakan tuntutan yang sama. Saya jadi ingat Silvy Mutiari, Ketua Persatuan Waria Semarang (Perwaris), yang hari itu kebetulan nggak bisa mengikuti aksi.

Perempuan berambut cepak itu pernah mengatakan, keinginan dia dengan kawan-kawan sesama transpuan sebetulnya nggak berlebihan, yakni bisa hidup berdampingan secara damai dengan masyarakat. Saya pun segera menghubunginya lagi untuk menanyakan pendapat dia terkait peringatan IWD tahun ini.

"Dari tahun ke tahun harapan saya sama, yakni kita semua bisa lebih inklusif agar seluruh masyarakat menerima keberadaan kami," kata dia via pesan singkat nggak lama setelah peringatan IWD 2023 dilangsungkan. “Dalam lima tahun terakhir kami selalu berjuang bersama di peringatan IWD.”

Selain perempuan, kalangan transgender yang menjadi minoritas memang masih menjadi kelompok rentan di Indonesia. Dengan stigma negatif masyarakat terhadap perubahan gender yang terus membayangi, mereka perlu dibela karena selalu ada orang yang bersikap merendahkan.

Menurut Silvy, harapan ini bukanlah sesuatu yang mustahil. Dia paham dengan stigma negatif tersebut, tapi alih-alih marah, sosok yang telah menjadi Ketua Perwaris sejak 2009 ini justru ingin terus melakukan sosialisasi keberagaman gender kepada mereka.

"Pro kontra di tengah masyarakat pasti ada. Tapi, sebisa mungkin kami ingin meminimalisasi tindakan-tindakan kriminal yang sering dipakai para transfobia untuk mendiskreditkan kelompok kami," tuturnya.

Semarang Semakin Inklusif

Aksi teatrikal peringatan International Women's Day 2023 di Semarang. (Inibaru.id/ Fitroh Nurikhsan)

Silvy bersyukur hidup di Kota Semarang karena menurutnya, dari tahun ke tahun kota ini kian inklusif, salah satunya dibuktikan dengan kemudahan pelayanan administrasi untuk mereka, termasuk dalam pembuatan KTP. Mereka bahkan memiliki hubungan baik dengan Disdukcapil setempat.

"Saat ini kami sedang berjuang agar pemerintah memberikan jaminan kesehatan berupa iuran kepada teman-teman transpuan yang kurang mampu," akunya.

Lebih lanjut, dia mengaku senang dengan tema IWD tahun ini yang mengangkat jargon #EmbraceEquity atau #RangkulKesetaraan. Menurutnya, setiap orang memang harus saling merangkul segala jenis identitas gender karena hal itu merupakan salah satu cara untuk menghargai ciptaan Tuhan.

"Menghargai identitas gender yang berbeda dengan kita juga cara menghargai ciptaan Tuhan," ungkap Silvy. "Biar tidak ada lagi stigma dan deskriminasi terhadap kelompok minoritas gender."

Mengharapkan Ruang Aman

Persatuan Waria Semarang (Perwaris) ingim hidup berdampingan dengan masyarakat. (Inibaru.id/ Audrian F)

Meski nggak mau berekspektasi terlalu tinggi, Silvy tetap berharap para transpuan dan kalangan dengan identitas gender minoritas lain memperoleh ruang aman. Hal tersebut agar mereka merasa lebih nyaman saat beraktivitas.

"Ruang aman berekspresi menurut kami adalah bisa menyampaikan identitas gender kepada keluarga dan tidak mengalami persekusi. Sebab, bukan keinginan kami untuk dilahirkan seperti ini," tegasnya.

Silvy mengungkapkan, saat ini tercatat ada 72 transpuan yang jadi anggota Perwaris. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, mereka bekerja pada sektor non-formal seperti penata rias, kapster salon kecantikan, entertainer, petugas LSM, pengusaha, dan pengacara.

Kelompok minoritas yang posisinya lemah di masyarakat sudah seharusnya kita bela, alih-alih terus dipersekusi atau dipandang sebelah mata. Maka, seperti kata Nelson Mandela, jangan berkoar tentang kebebasan kalau mereka belum terlepas dari penindasan! (Fitroh Nurikhsan/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: