BerandaHits
Selasa, 20 Jan 2025 09:18

Gencatan Senjata di Jalur Gaza, Apa yang akan Dilakukan Hamas dan Israel?

Suasana di Gaza usai pengumuman rencana gencatan senjata. (AFP/Reuters)

Bagaimana jalannya gencatan senjata di jalur Gaza? Kalau menurut kesepakatan, kedua belah pihak yang berkonflik akan membebaskan sandera masing-masing.

Inibaru.id - Perang yang terjadi antara pasukan Hamas di Palestina dengan Israel yang mulai pada 7 Oktober 2023 sudah tentu membuat ketegangan nggak sebatas di dua negara yang berkonflik, tapi juga seluruh dunia. Perang tersebut telah menewaskan lebih dari 46.000 orang, dan membuat sebagian besar daerah yang berpenduduk 2,3 juta jiwa sebelum perang itu mengungsi beberapa kali.

Setelah itu semua, akhirnya kabinet keamanan Israel menyetujui gencatan senjata Gaza dan kesepakatan pengembalian sandera yang dimulai kemarin, Minggu, 19 Januari 2025 pukul 8.30 GMT atau 13.30 WIB.

Selain bisa menghentikan pertempuran Hamas dan pasukan Israel, kesepakatan ini juga dapat meredakan permusuhan di Timur Tengah, di mana perang Gaza menyebar ke Iran dan proksi-proksi mereka, yaitu Hizbullah Lebanon, Houthi Yaman, dan kelompok-kelompok bersenjata di Irak, serta Tepi Barat yang diduduki Israel.

Lalu, bagaimana situasi jalannya gencatan senjata di sana, Millens? Melansir dari CNBC Indonesia, Minggu (19/1/2025), dikabarkan kantor berita Palestina Wafa, detik-detik menjelang berlangsungnya gencatan senjata, pasukan Israel masih meledakkan bangunan tempat tinggal di kamp pengungsi Nuseirat, di Jalur Gaza bagian tengah. Aljazeera juga mengatakan, pasukan Israel melancarkan serangan udara di Kota Gaza bagian utara dan menembaki Kota Rafah bagian selatan.

Sementara laporan dari Pertahanan Sipil Palestina mengatakan, pasukan Israel telah menewaskan sedikitnya 122 warga Palestina, sebagian besar dari mereka adalah perempuan dan anak-anak, sejak kesepakatan gencatan senjata diumumkan pada hari Rabu (15/1/2025) lalu.

Kesepakatan Gencatan Senjata

Gencatan senjata kali ini bisa dimanfaatkan warga Gaza untuk kembali ke tempat tinggal masing-masing. (Istimewa)

Gencata senjata dimediasi oleh Qatar, bertujuan untuk melunakkan konflik di Gaza yang telah berlangsung selama 15 bulan. FYI, gencatan senjata merupakan penghentian sementara perang yang disepakati oleh kedua belah pihak yang terlibat, dengan tujuan utama untuk kemanusiaan. Salah satu tujuan utamanya adalah mengurangi korban jiwa, khususnya di kalangan warga sipil, perempuan dan anak-anak yang sering kali menjadi korban paling rentan dalam konflik bersenjata.

Meskipun gencatan senjata bertujuan untuk menghentikan bentrokan bersenjata, penting untuk dicatat bahwa hal itu bukanlah kesepakatan damai yang permanen.

Khusus untuk gencatan senjata di Gaza, tentu ini akan memberikan harapan yang cerah bagi masyarakat di sana. Pasukan Israel akan menarik diri dari area padat penduduk menuju pinggiran Gaza. Langkah ini memungkinkan pengungsi Palestina untuk kembali ke rumah mereka di Jalur Gaza, dan juga membuka akses untuk bantuan kemanusiaan.

Lalu, bagaimana isi tahapan gencata senjata di Gaza? Dikutip dari Arab News, tahap pertama perjanjian gencatan senjata melibatkan pembebasan 737 tahanan Palestina, ditukar dengan 33 tahanan Israel yang meliputi perempuan (tentara dan waga sipil), anak-anak, dan laki-laki berusia di atas 50 tahun.

Turkiye Today melaporkan proses gencatan senjata akan berlangsung selama 42 hari, dibagi menjadi tujuh tahap. Pada setiap tahap, 3-4 sandera Israel dan tahanan Palestina akan dibebaskan.

Hamas setuju untuk membebaskan perempuan dan warga lanjut usia terlebih dahulu. Kelompok sandera pertama yang dibebaskan terdiri atas tiga tentara perempuan Israel.

Israel akan membebaskan semua perempuan dan anak-anak Palestina di bawah usia 19 tahun yang ditahan di penjara-penjara Israel pada akhir tahap pertama. Jumlah total warga Palestina yang dibebaskan akan bergantung pada jumlah sandera yang dibebaskan, dan bisa jadi antara 990 hingga 1.650 warga Palestina, termasuk perempuan, laki-laki, dan anak-anak.

Semoga upaya gencatan senjata ini menjadi awal yang baik bagi perdamaian kedua belah pihak ya, Millens! Kita tentu nggak ingin korban-korban perang yang kebanyakan masyarakat nggak berdosa makin banyak. (Siti Khatijah/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT