BerandaHits
Jumat, 13 Feb 2025 16:16

Fenomena 'Sok Berbeda' di Media Sosial yang Bikin Geleng-Geleng

Ilustrasi menemukan komentar menyebalkan di media sosial. (Freepik)

Hal ini sering memicu perdebatan panjang yang sebenarnya bisa dihindari dengan cara berkomunikasi yang lebih bijak.

Inibaru.id - Bermedia sosial bisa menjadi menyenangkan ketika menemukan postingan yang sesuai dengan passion kita atau sekadar menghibur. Namun, keseruan itu bisa sirna jika kita sudah memasuki bagian komentar.

Kita mungkin bakal menemukan komentar dari seseorang yang tampaknya berusaha tampil berbeda dari mayoritas. Ia mungkin menolak pendapat umum, memberikan sudut pandang yang kontras, atau bahkan sengaja mementahkan argumen orang lain.

Masalahnya, ketika orang-orang menanggapi dan mengkritiknya, ia merasa diserang dan menolak disebut sebagai pihak yang menghakimi. Hal ini kemudian memicu perdebatan panjang yang kadang nggak berujung.

Mengapa Ini Terjadi?

1. Keinginan untuk Unik dan Menonjol

Banyak orang berkomentar seenak perut sehingga menyakiti atau menyulut amarah. (Unsplash)

Beberapa orang menikmati menjadi "outlier" dalam sebuah diskusi. Mereka merasa bahwa memiliki pandangan berbeda menunjukkan kecerdasan atau orisinalitas. Sayangnya, dalam upaya menonjol, mereka kadang lupa bahwa cara penyampaian juga penting.

2. Kurangnya Kesadaran Diri

Nggak semua orang menyadari bahwa cara mereka menyampaikan pendapat bisa terdengar menghakimi. Saat mereka mengatakan sesuatu dengan nada yang merendahkan pendapat lain, mereka mungkin menganggapnya sebagai bentuk diskusi biasa, padahal bagi orang lain, itu bisa terasa menyudutkan.

3. Mekanisme Pertahanan Diri

Ketika seseorang dikritik karena caranya berargumen, reaksi alami bisa berupa defensif. Mereka merasa perlu membela diri dan membalikkan tuduhan, misalnya dengan mengatakan bahwa justru mereka yang diserang atau dibungkam.

4. Efek Medsos: Debat Tanpa Nada dan Ekspresi

Berbeda dengan percakapan langsung, diskusi di media sosial tidak menyertakan intonasi suara atau ekspresi wajah. Akibatnya, maksud yang sebenarnya bisa disalahartikan, dan komentar yang mungkin diniatkan sebagai opini biasa malah dianggap sebagai bentuk menghakimi.

Bagaimana Menyikapinya?

- Menjaga Cara Penyampaian

Mengemukakan pendapat berbeda itu sah-sah saja, tetapi menyampaikannya dengan nada meremehkan bisa memicu konflik. Menggunakan kata-kata yang lebih inklusif seperti "menurut saya" atau "dari sudut pandang lain" bisa membantu mencegah kesalahpahaman.

- Membedakan Kritik dan Serangan Pribadi

Kritik terhadap opini bukan berarti serangan terhadap individu. Jika seseorang membantah argumen kita, itu bukan berarti mereka membenci kita sebagai pribadi.

- Nggak Perlu Selalu Menang

Media sosial bukan ruang debat resmi yang harus menghasilkan pemenang. Jika diskusi mulai berlarut-larut tanpa arah, nggak ada salahnya berhenti dan melanjutkan hidup tanpa perlu membuktikan siapa yang benar atau salah.

Pada akhirnya, perbedaan pendapat adalah hal yang wajar, tetapi bagaimana kita menyikapinya menentukan apakah diskusi akan berjalan produktif atau berubah menjadi perdebatan nggak berujung. Biarpun hanya tulisan, komentar juga bisa terasa menyakitkan.

Jika kamu nggak cukup stabil untuk berkomentar, lebih baik nggak menulis apa-apa ya, Millens. Ingat, perasaan seseorang sama berharganya dengan perasaan kita. Kalau sudah "disenggol" orang lain, sakit juga kan? (Siti Zumrokhatun/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: