BerandaHits
Senin, 24 Agu 2025 09:01

Duh, Warga Jawa Tengah Masih Hobi Buang Sampah Makanan!

Ilustrasi: Makanan tidak habis dan menjadi sampah sisa makanan. (iStock)

Di Sragen dan Kota Semarang, sampah makanan bahkan mendominasi jumlah produksi total sampah, lo. Apa penyebabnya, ya?

Inibaru.id – Kamu pernah nggak, merasa lapar mata saat beli makan, lalu akhirnya makanan itu nggak habis dan terbuang? Nah, kebiasaan semacam inilah yang ternyata berkontribusi besar terhadap penumpukan sampah makanan di Jawa Tengah. Bukan cuma sekadar buang-buang nasi, tapi juga menyumbang masalah lingkungan yang makin pelik.

Data yang diungkap Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) tahun 2023 dan 2024 menunjukkan bahwa sampah makanan adalah jenis limbah terbanyak yang ditemukan di hampir seluruh kabupaten/kota di Jawa Tengah. Bahkan, di beberapa daerah seperti Sragen dan Semarang, persentasenya mencapai lebih dari 70 persen dari total sampah yang dihasilkan. Gila, kan?

Banyak yang Terbuang, Padahal Masih Layak

Kalau dikalkulasi, secara nasional orang Indonesia membuang sekitar 23 hingga 48 juta ton makanan setiap tahun. Angka yang fantastis ini sebenarnya cukup untuk memberi makan separuh lebih penduduk Indonesia!

Masalah ini bukan cuma soal konsumsi berlebih, tapi juga minimnya kesadaran soal food waste. Laporan Food Loss and Waste Regional Study yang diungkap Espos pada Selasa (19/8/2025) menyebut sumber utama limbah makanan justru datang dari rumah tangga, restoran, dan pasar. Artinya, kita semua turut andil dalam krisis ini.

Di Jawa Tengah sendiri, Kabupaten Sragen menjadi penyumbang sampah makanan tertinggi selama dua tahun berturut-turut, yakni 74,30 persen dari total limbah di wilayah tersebut. Disusul oleh Kota Semarang, Wonosobo, Karanganyar, dan Kota Magelang.

Ilustrasi: Banyak sisa makanan yang terbuang jadi sampah, padahal masih layak dikonsumsi. (Shutterstock/Jchizhe)

Kondisi ini cukup memprihatinkan, mengingat sebagian besar dari sampah itu berasal dari makanan sisa konsumsi yang sebenarnya masih bisa diminimalisasi.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Jateng Widi Hartanto bahkan menyebutkan bahwa sekitar 37 persen sampah di provinsi ini masih dibuang ke lingkungan tanpa diolah. Padahal, menurutnya, limbah ini punya nilai ekonomi, apalagi kalau dipilah dan dikelola dengan prinsip ekonomi sirkular.

Sayangnya, kebiasaan memilah sampah masih belum membudaya. Pengomposan dan budidaya maggot black soldier fly memang sudah dilakukan di beberapa titik, tapi jumlahnya masih sangat minim dan jauh dari cukup. Padahal, langkah sederhana seperti memisahkan sampah organik dan anorganik di rumah sudah bisa bikin perubahan besar.

“Sayangnya, 37 persen sampah ada yang dibakar, ditimbun di pekarangan, alias terbuang ke lingkungan saja. Perlu usaha yang lebih demi menangani masalah sampah ini hingga ke desa-desa,” ungkap Widi.

Saatnya Ubah Cara Pandang

Sampah makanan bukan sekadar sisa makanan. Itu adalah cermin pola konsumsi kita. Pola yang sayangnya masih menunjukkan kalau kita memang boros dan belum sadar lingkungan.

Langkah pemerintah seperti mendorong pengelolaan sampah skala regional dan produksi bahan bakar dari limbah (RDF) tentu patut diapresiasi. Tapi, semua itu nggak akan berhasil kalau kita sendiri nggak mau berubah.

Makanya, ada baiknya kita mulai dari dapur sendiri, Gez!. Yuk coba biasakan masak secukupnya, simpan makanan dengan benar, dan habiskan apa yang sudah diambil. Karena setiap butir nasi yang dibuang, adalah rejeki yang disia-siakan, sekaligus jadi beban baru untuk bumi kita. (Arie Widodo/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: