BerandaHits
Rabu, 27 Mar 2018 12:05

Diponegoro Wolfpack, Komunitas Motor Custom di Semarang

Pencinta motor klasik yang tergabung dalam Diponegoro Wolfpack. (Diponegoro Wolfpack)

Memiliki selera motor yang sama membuat sejumlah orang ini membentuk Diponegoro Wolfpack. Komunitas itu terdiri atas pencinta motor klasik.

Inibaru.id – Motor bergaya klasik itu nggak membosankan bagi mereka. Motor-motor itu justru punya sensasi yang berbeda saat ditunggangi. Kesamaan visi itulah yang kemudian menyatukan mereka, sekumpulan pencinta motor zadul (zaman dulu) yang biasa menyebut diri mereka Diponegoro Wolfpack.

Komunitas yang terbentuk sejak 2015 itu memang punya selera berbeda soal motor. Mereka menyukai model motor yang hits di zaman dulu. Model tersebut merupakan aliran motor custom bergaya klasik yang populer mulai pertengahan abad 20 seperti Cafe Racer, Scrumbler, Bobber, Chopper, Jap’s Style, dan sederet aliran motor custom lainnya.

“Kami memang perkumpulan pencinta motor custom dan supermoto,” jelas Fernando Zumario Pardede, salah satu pengurus Diponegoro Wolfpack.

Mereka rela mengubah model motor terkininya mengikuti aliran motor custom klasik yang cenderung terlihat tua. Menurut Anqi Zaliani, anggota Diponegoro Wolfpack yang lain, custom motor biasanya dilakukan sesuai selera  pribadi anggotanya.

Custom motor itu seperti seni, jadi nggak ada batasan mau seperti apa, bagaimana, dan berapa kali diubah,” jelasnya.

Nggak cuma motor custom lo, Millens, beberapa di antara mereka juga ada yang benar-benar memiliki motor zadul. Motor-motor itu seperti BMW R25 keluaran tahun 1963 dan Honda CB.

Motor milik anggota Diponegoro Wolfpack. (Diponegoro Wolfpack)

Mereka mengaku menyukai motor-motor model tersebut bukan karena mengikuti tren, tetapi lantaran selera yang mereka miliki.

“Kalau suka, nggak ada alasannya. Kami lebih nyaman pakai motor ini,” terang Anqi.

Soal perawatan, motor-motor unik itu punya cara pemeliharaan yang berbeda-beda. Sang pemiliklah yang lebih tahu cara merawat dan memelihara kuda mesinnya.

Diponegoro Wolfpack diinisiasi enam mahasiswa Universitas Diponegoro Semarang. Keenam orang itu lantas mengajak mahasiswa lain yang mengendarai motor zadul untuk bergabung dalam komunitasnya. Anqi menjelaskan, mereka nggak segan menunggu di pinggir jalan untuk mencari para pengendara motor bergaya klasik dan mengajak mereka untuk bergabung dengan komunitas tersebut.

“Dulu pas masih jalan sendiri-sendiri kami disebut lonewolf. Nah, terus sekarang kan sudah kumpul makanya dinamakan wolfpack. Untuk merekrut anggota saat itu kami tunggu di pinggir jalan, kalau ada motor tua yang lewat, kami datangi dan diajak bergabung,” terang Anqi.

Hingga saat ini, jumlah anggota komunitas tersebut cenderung fluktuatif. Meski begitu, komunitas ini punya banyak kegiatan, salah satunya kegiatan sosial membagikan buku kepada anak-anak di Lombok, Nusa Tenggara Timur, yang bakal mereka dilaksanakan April mendatang. Wah! (MEI/GIL)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Jokowi dalam Jajaran Tokoh Terkorup di Dunia

1 Jan 2025

Menko Pangan Zulhas: 2025, Bulog akan Serap Hasil Pertanian Indonesia

1 Jan 2025

Untuk Perikanan Jateng, Menteri KKP Revitalisasi Tambak di Pantura Jawa

1 Jan 2025

Tahun Baru 2025, Begini Tantangan Berat Pers di Masa Depan Menurut Dewan Pers

1 Jan 2025

Tentang Dua Film 'Last Letter' yang Digarap Seorang Sutradara

1 Jan 2025

Libur Sekolah Selama Ramadan 2025; Mendikdasmen: Belum Jadi Keputusan

1 Jan 2025

AQ, Faktor Penting Penentu Kesuksesan Selain IQ

1 Jan 2025

Pemerintah Revisi Aturan PPN 12 Persen, Apa yang Terjadi?

1 Jan 2025

Kata Guru dan Orang Tua Siswa tentang Rencana UN yang Akan Diadakan Kembali

2 Jan 2025

Ttangkkeut, Tempat Warga Korea Melihat Matahari Terbit Pertama di Awal Tahun

2 Jan 2025

YOLO; Filosofi Hidup Sekali yang Memacu Kebahagiaan Plus Risiko

2 Jan 2025

Ada Sampah di Planet Mars, Arkeolog: Jangan Dibuang tapi Dilestarikan!

2 Jan 2025

Hari Pertama 2025: KAI Daop 4 Semarang Berangkatkan 25 Ribu Penumpang, Paling Banyak di Stasiun Tawang

2 Jan 2025

Memagari Kicau Merdu Burung Pleci di Pegunungan Muria

2 Jan 2025

Waktu Terbaik Mengunjungi Kebun Buah Mangunan Yogyakarta

2 Jan 2025

MK Hapus Presidential Threshold, Apa Dampak bagi Demokrasi Indonesia?

3 Jan 2025

Dampak Perkebunan Kelapa Sawit bagi Air dan Udara, Baik atau Buruk?

3 Jan 2025

Kemalasan Nobita, Antitesis Masyarakat Jepang dengan Tradisi Tahun Baru

3 Jan 2025

Pastikan Resolusi Tahun Barumu Bebas FOMO!

3 Jan 2025

Seperti Apa Mekanisme Tilang dengan Sistem Poin di SIM yang Berlaku Mulai 2025?

3 Jan 2025