BerandaHits
Selasa, 5 Jul 2021 14:35

Cuma di Indonesia, 6 Istilah Penyakit Ini Nggak Dikenal di Negara Lain

Ilustrasi; Masuk angin, istilah penyakit yang hanya ada di Indonesia. (Shutterstock via Klikdokter)

Masyarakat Indonesia kerap mengaku masuk angin, angin duduk, cantengan, atau bengek ketika memeriksakan diri ke dokter. Tahu nggak sih kalau istilah-istilah itu hanya ada di Indonesia?

Inibaru.id – Pada umumnya,, penyakit dinamakan berdasarkan nama illmiah atau nama bakteri yang menjadi penyebabnya. Contohnya, penyebutan typhoid atau tipus karena disebabkan bakteri Salmonella typhi. Penamaan penyakit ini, biasanya juga dilakukan dengan penambahan awalan ataupun akhiran terhadap suatu kondisi seperti hipertensi, hipotiroid, dan sebagainya.

Di Indonesia, beberapa penyakit mempunyai penyebutan nama yang unik. Saking uniknya, terkadang sampai nggak bisa diartikan secara terminologi. Mau tahu istilah penyakit yang cuma ada di Indonesia? Yuk simak!

1. Cantengan

Cantengan bisa menyebabkan infeksi. (Shutterstock via Okezone)

Istilah pertama yang bakal kita bahas adalah cantengan. Buat orang Indonesia, sebutan untuk kondisi nggak sehat pada kaki ini pasti nggak asing. Cantengan terjadi karena ujung pinggiran kuku yang tajam berkembang ke luar alur kuku yang semestinya. Alhasil, kuku terdorong masuk menekan kulit dan menyebabkan ingrown nail (cantengan).

Awalnya, sekitar kuku cantengan terasa lunak, bengkak, atau mengeras. Kalau dibiarkan, ditambah tekanan besar dan penggunaan kaki terus menerus, kuku bakal merobek kulit hingga epidermis. Hal ini berisiko menyebabkan peradangan, nyeri dan infeksi karena bakteri yang masuk. Nggak heran jika beberapa kondisi cantengan sampai menyebabkan pendarahan dan nanah.

O ya, karena istilah ini khas Indonesia, kamu nggak akan menemukannya di negara lain.

 2. Masuk Angin

Setelah cantengan, istilah penyakit yang cuma ada di Indonesia adalah masuk angin. Orang dikatakan masuk angin jika merasa pegal-pegal, kembung atau perut terasa penuh, sering buang angin, mual, batuk, flu, merasa kedinginan, dan badan demam.

Penyebab masuk angin ini beragam, tergantung dari gejala yang dirasa. Karena itu, masuk angin nggak bisa diartikan secara harafiah. Meski istilahnya masuk angin, bukan berarti tubuh habis kemasukan angin berlebih ya. Hehehe.

3. Angin Duduk

Angin duduk merupakan istilah orang Indonesia untuk menyebut masuk angin parah. (Freepik/Jcomp)

Entah apa dosa angin kepada orang Indonesia sehingga sering dijadikan istilah penyakit. Selain masuk angin, ada lagi angin duduk. Kedua istilah ini memang saling berhubungan, Millens. Jadi, angin duduk sering digambarkan sebagai masuk angin yang parah.

Reputasi angin duduk juga sangat menyeramkan karena bisa memicu kematian. Dr. Santoso Karo Karo MPH, Sp. JP, pakar jantung dari Perkumpulan Dokter Kardiovaskuler Indonesia (PERKI) menjelaskan, bahwa pengertian angin duduk harus diluruskan.

Angin duduk sebenarnya merupakan penyempitan pembuluh darah yang terjadi di jantung. “Gejalanya memang menyerupai masuk angin. Dalam dunia medis, gejala ini disebut angina pectoris. Jadi, angina pectoris bukan suatu penyakit, melainkan gejala dari penyempitan pembuluh darah di jantung,” ucap Santoso. Dia juga menambahkan jika angina pectoris alias angin duduk ini nggak bakal sembuh kalau dikerok atau minum jamu.

4. Paru-paru Basah

Dalam dunia kedokteran, sebenarnya paru-paru basah merupakan penyakit pneumonia atau radang penyakit paru akut. Yap, istilah paru-paru basah hanya ada di Indonesia. "Ini adalah istilah awam untuk menyebut kondisi paru-paru terisi cairan," kata dr. Nastiti Kaswandani Sp.A(K), Ketua UKK Respirologi IDAI.

Batuk sampai sesak napas merupakan istilah gejala paru-paru basah. Hal ini terjadi karena pemasukan oksigen berkurang. Pneumonia berat bisa berakibat kematian karena otak dan jantung kekurangan oksigen. "Gejala yang khas adalah dadanya sampai cekung, tertarik ke dalam ketika batuk, serta napasnya memburu seperti orang yang habis lari," kata Nastiti.

5. Kesemutan

Kesemutan merupakan sensasi spontan pada daerah persarafan tertentu. (Freepik)

Siapa yang sering kesemutan usai duduk bersila lama? Dalam dunia medis, kesemutan disebut parestesia. Kondisi ini merupakan sensasi spontan yang abnormal pada daerah persarafan tertentu. Sebenarnya, secara normal, manusia dapat merasakan sensasi tertentu setelah ada rangsangan atau stimulus yang sesuai. Tapi, pada parestesia, sensasinya muncul secara spontan.

Parestesia atau kesemutan adalah terminologi untuk suatu gejala dan bukan diagnosis penyakit. Itu sebabnya gejala parestesia dapat dijumpai pada berbagai penyakit yang mengenai saraf, terutama saraf di bagian perifer.

6. Bengek/Mengi

Istilah terakhir yang bakal kita bahas adalah bengek atau mengi. Bengek merupakan kondisi di mana timbul suara khas yang dihasilkan saat udara mengalir melalui saluran napas yang menyempit. Penyebab paling umum dari mengi atau bengek adalah asma atau penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).

Penyakit-penyakit ini menyebabkan penyempitan dan kejang otot (bronkospasme) di saluran udara kecil paru-paru. Bukan cuma itu, setiap pembengkakan di tenggorokan atau saluran napas yang lebih besar juga bisa saja menyebabkan timbulnya mengi. Penyebab lain yang umumnya menyebabkan mengi adalah infeksi, reaksi alergi atau penyumbatan fisik, seperti tumor atau benda asing yang sudah terhirup.

Dari semua "penyakit" khas Indonesia ini, mana yang pernah kamu alami, Millens? (Kom/IB21E01)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Cantiknya Deburan Ombak Berpadu Sunset di Pantai Midodaren Gunungkidul

8 Nov 2024

Mengapa Nggak Ada Bagian Bendera Wales di Bendera Union Jack Inggris Raya?

8 Nov 2024

Jadi Kabupaten dengan Angka Kemiskinan Terendah, Berapa Jumlah Orang Miskin di Jepara?

8 Nov 2024

Banyak Pasangan Sulit Mengakhiri Hubungan yang Nggak Sehat, Mengapa?

8 Nov 2024

Tanpa Gajih, Kesegaran Luar Biasa di Setiap Suapan Sop Sapi Bu Murah Kudus Hanya Rp10 Ribu!

8 Nov 2024

Kenakan Toga, Puluhan Lansia di Jepara Diwisuda

8 Nov 2024

Keseruan Pati Playon Ikuti 'The Big Tour'; Pemanasan sebelum Borobudur Marathon 2024

8 Nov 2024

Sarapan Lima Ribu, Cara Unik Warga Bulustalan Semarang Berbagi dengan Sesama

8 Nov 2024

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024