Inibaru.id – Nama Majapahit nggak akan bisa dicoret dari lembaran sejarah Nusantara. Meski sejumlah informasi dari kerajaan yang berpusat di Mojokerto, Jawa Timur ini masih simpang siur dan jadi perdebatan, banyak pihak yang setuju jika Majapahit adalah salah satu kerajaan terbesar dan paling berpengaruh di Tanah Air.
Puncak kejayaan Majapahit terjadi saat Raden Wijaya naik tahta pada 1293. Nggak hanya wilayahnya yang semakin luas, perekonomian Majapahit juga semakin maju.
Sayangnya, hal ini hanya berlangsung beberapa abad. Pada abad ke-15, Kerajaan Majapahit dipastikan runtuh.
Nah, berikut adalah sejumlah penyebab runtuhnya Kerajaan Majapahit sebagaimana dikutip dari Kompas, (11/4/2022).
1. Gajah Mada dan Hayam Wuruk Meninggal
Sepeninggal Raden Wijaya, sebenarnya Majapahit masih tetap berjaya, termasuk saat Raja Hayam Wuruk berkuasa. Tapi, meninggalnya sang patih legendaris Gajah Mada pada 1364 dan diikuti dengan kematian Hayam Wuruk pada 1389 membuat kejayaan kerajaan berangsur-angsur semakin pudar.
Sebenarnya, Gajah Mada sudah meninggalkan pemerintahan Majapahit semenjak pecahnya Perang Bubat pada 1357. Tapi, penggantinya, yaitu Gajah Enggon, dianggap nggak cakap menjalankan roda pemerintahan. Dia juga nggak sanggup bekerja sama dengan Hayam Wuruk sehingga banyak melakukan keputusan yang berujung pada munculnya berbagai masalah di kerajaan.
2. Perebutan Kekuasaan
Tatkala Hayam Wuruk meninggal, keluarga kerajaan justru disibukkan dengan perebutan kekuasaan alih-alih mengelola pemerintahan. Bhre Wirabhumi, putra dari selir Hayam Wuruk, bertarung melawan Wikramawardhana, menantu Hayam Wuruk. Masing-masing pihak merasa paling berhak menguasai tahta kerajaan.
3. Pecahnya Perang Paregreg
Karena Bhre Wirabhumi maupun Wikramawardhana nggak ada yang mau mengalah, pada akhirnya kedua pihak melakukan Perang Paregreg. Perang ini berlangsung selama dua tahun, yaitu 1404 sampai 1406.
Dampak dari perang ini nggak main-main. Kekuatan militer, ekonomi, sosial, hingga politik Majapahit langsung berkurang drastis. Akhirnya, wilayah-wilayah yang sebelumnya dikuasai Majapahit akhirnya melepaskan diri karena merasa Majapahit nggak lagi becus memerintah.
4. Kerajaan Demak Berdiri
Puncak dari kehancuran Kerajaan Majapahit bisa dikatakan ditandai oleh berdirinya Kerajaan Demak. Ironisnya, pendiri Kerajaan Demak, yaitu Raden Patah, sebenarnya adalah anak dari Raja Brawijaya V yang sempat memerintah Majapahit pada 1468 – 1474.
Raja kedua Demak, Pati Unus, menyerang Majapahit pada 1518. Pada 1527, raja berikutnya dari Demak, yaitu Sultan Trenggono juga melakukan penyerangan. Serangan terakhir itulah yang akhirnya mengakhiri eksistensi Majapahit.
Pengaruh Demak yang merupakan kerajaan Islam kemudian menyebar di daerah-daerah yang sebelumnya dikuasai Majapahit, khususnya di Jawa Timur.
Ternyata, faktor keruntuhan Majapahit cukup banyak, ya, Millens? (Arie Widodo/E05)