Inibaru.id – Menabung bisa dilakukan di mana saja, termasuk di celengan. Terkesan kuno tapi nyatanya, masih banyak orang yang melakukannya di masa kini. Bicara soal benda ini, kebiasaan menabung di celengan sudah dilakukan orang zaman Majapahit, lo.
Dari namanya saja, kamu sudah bisa menebak dari mana istilah celengan berasal. Yap, dinamakan celengan karena bentuknya menyerupai babi hutan. Meski begitu, sebenarnya celengan berbentuk babi ini bukan asli Indonesia. Konon, celengan berbentuk babi ditemukan di situs Pompeii di Napoli, Italia, sana, Millens.
Kalau di Indonesia, celengan berbentuk babi diperkirakan sudah dipakai orang-orang Kerajaan Majapahit pada abad ke-15. Ada dugaan kalau celengan dari bahan tanah liat ini sudah dibuat sejak abad ke-13 di Trowulan, Mojokerto, wilayah yang dulu jadi Ibu Kota kerajaan tersebut.
Keberadaan celengan ini menandakan kalau orang Majapahit sudah mengenal uang dan memakainya untuk transaksi jual beli. Selain itu, mereka juga menyadari kalau menabung merupakan hal penting. Nggak percaya? Di sejumlah situs peninggalan majapahit, ditemukan celengan yang sudah pecah dan sejumlah mata uang logam Tiongkok serta uang kepeng di sekitarnya.
Nah, uang logam Tiongkok ini ternyata berasal dari pemerintahan Dinasti Song yang memerintah pada abad ke-10 sampai 13. Selain itu, ada juga uang logam yang berasal dari masa Dinasti Tang, Ming, dan Qing.
Yang menarik, meski namanya celengan, bentuk celengan dari zaman Majapahit ini bervariasi, Millens. Ada yang berbentuk hewan lain seperti kuda, kura-kura, domba, serta gajah, ada yang berbentuk manusia, hingga berbentuk benda layaknya kotak, bulat, tabung, atau bahkan berupa guci. Yang pasti, ditemukan lubang di bagian atas celengan tersebut sebagai jalan untuk memasukkan uang.
Sayangnya, kebanyakan celengan peninggalan Kerajaan Majapahit ini ditemukan dalam kondisi yang sudah nggak utuh. Maklum, benda ini harus dipecah untuk diambil uangnya. Meski begitu, arkeolog melakukan rekonstruksi agar celengan tersebut bisa kembali berbentuk seperti semula.
Setelah direkonstruksi, celengan-celengan yang kaya akan nilai sejarah ini kemudian ditempatkan di Museum Nasional Indonesia.
Kalau kamu, apakah masih suka memakai celengan dari bahan tanah liat untuk menabung, Millens? (Gnfi/IB09/E05)