BerandaHits
Senin, 12 Feb 2023 11:38

Berbagai Modus Penipuan Properti, Calon Pembeli Wajib Hati-Hati

Pastikan pengetahuanmu mengenai properti sudah cukup agar terhindar dari penipuan. (Unsplash/Tiera Malorca via Kompas)

Jika kamu berencana membeli rumah atau properti lainnya, kamu harus berhati-hati pada berbagai modus penipuan berikut ini.

Inibaru.id – Setiap orang tentu mengimpikan memiliki rumah sendiri. Sebagian dari kita mungkin sudah mewujudkan mimpi itu, sementara lainnya masih dalam perencanaan. Tapi sayangnya, masih banyak orang yang nggak memiliki pengetahuan mengenai cara membeli properti yang tepat.

Maklum, dengan teknologi yang berkembang begitu pesat, bukan nggak mungkin penipuan dalam jual beli properti makin beragam.

Jadi, kalau sekarang kamu sedang bersiap membeli rumah pertama, ada baiknya kamu mengenali berbagai modus penipuan di dunia properti berikut. Nggak mau kan tabungan yang disiapkan susah payah untuk membeli rumah hilang begitu saja karena ditipu oknum?

Berikut ini berbagai modus penipuan di dunia properti yang marak terjadi, sebagaimana diungkap oleh Vina Yenastri, Ahli Properti dan Pembiayaan Pinhome, sebuah platform e-commerce properti satu pintu melansir Femina (19/2/2022).

1. DP dibawa oleh oknum agen perantara

Meskipun ini masalah klasik, namun masih sering terjadi. Karena itu, pastikan kamu menggunakan perantara yang terdaftar di AREBI (Asosiasi Real Estate Broker Indonesia). Selain itu, pastikan kamu mentransfer ke nomor rekening perusahaan perantara, bukan nomor rekening pribadi atau nomor rekening lainnya. Untuk memastikannya, kamu bisa menelepon kantor agen perantara.

“Jadi, ketika membayar DP menggunakan rekening perantara, pastikan rekeningnya berupa rekening PT dari si agen propertinya. Tapi kalau tidak menggunakan broker atau agen properti, dalam artian tidak ada pihak ketiga, sebaiknya DP itu ditransfer ke rekening penjualnya atau yang namanya ada di sertifikat,” terang Vina.

Hal penting yang harus kamu ingat adalah membuat perjanjian resmi sebelum melakukan transfer atau pembiayaan apapun kepada penjual. Bagaimanapun, perjanjian dapat meminimalisir penipuan, karena ada sanksi atau kesepakatan resmi antara kedua belah pihak.

2. Penjual pinjam sertifikat asli

Pastikan sertifikat asli dan sudah berada di tangan kamu sebagai pemilik. (Shutterstock/MuhsinRina via Kompas)

Setelah membeli rumah, sertifikat harus kamu cek. Pastikan sertifikat tersebut asli, bukan palsu atau pinjaman. Kamu juga perlu curiga jika penjual mengatakan ingin meminjam sertifikat terlebih dahulu.

Lakukan pengecekan sertifikat ke BPN dan gunakan jasa notaris terpercaya. Eh, kamu juga bisa kok melakukan pengecekan bersama BPN. “Sekarang kita juga bisa menggunakan pengecekan sertifikat online melalui aplikasi dari BPN,” jelas Vina.

3. Mafia tanah

Jika nggak pengin zonk, kamu perlu banget berhati-hati pada mafia tanah. Keberadaan mafia tanah bukan cuma isapan jempol. Dia biasanya bekerja dibantu oknum. Umumnya, dia mengakui tanah yang masih girik. Girik artinya hanya dikuasai yang dibuktikan dengan pajak. Namun, tanah ini nggak dimiliki.

4. Scam listing

Scam listing ini biasanya terjadi kepada peristiwa sewa-menyewa. Jadi misalkan kamu menyewa sebuah apartemen atau properti lain, properti tersebut diiklankan untuk disewakan kembali kepada orang lain dengan harga yang lebih murah. Untuk menghindarinya, kamu bisa meneken surat perjanjian sewa-menyewa di depan notaris. Secara hukum, kamu aman.

5. Lelang rumah

Hati-hati jika ada telepon random yang menawarkan rumah lelang. Rumah yang dilelang memang biasanya dibanderol dengan harga di bawah pasaran.

Namun, identitas dan asal usul penyelenggara ini tampak mencurigakan. Para korban juga biasanya diminta untuk cepat-cepat mentransfer uang sebagai tanda jadi.

Dalam hal ini Vina mengingatkan agar nggak gampang percaya sama orang. Yang nggak kalah penting, pahami pula aspek legal sebuah properti.

Semoga informasi di atas bermanfaat buat kamu yang berencana membeli hunian impian ya, Millens? (Siti Zumrokhatun/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Kematian Dokter PPDS Anestesi Undip: Polisi Tetapkan Tiga Tersangka

25 Des 2024

Merah dan Hijau, Dua Warna yang Selalu Ada di Perayaan Natal

25 Des 2024

Tradisi Toleransi yang Terus Dijaga saat Perayaan Natal di Dusun Thekelan, Kabupaten Semarang

25 Des 2024

Penjual Bungeoppang, Roti Ikan Khas Korea, Semakin Langka

25 Des 2024

Cerita Kakek Mulyanto Dapatkan Ganti Rugi Tanah 30 cm2 karena Terdampak Proyek Tol Yogya - Bawen

25 Des 2024

Kurangi Kepadatan, Rest Area KM 445 B Tuntang Difungsikan untuk Libur Nataru 2025

25 Des 2024

Aktivitas Fisik sebagai Cara Mencegah Brain Rot pada Anak

25 Des 2024

Peneliti BRIN: Hindari Naik Gunung Dulu Hingga Akhir Tahun

26 Des 2024

Badan Gizi Nasional Tegaskan Program Makan Gratis Nggak Dipungut Biaya

26 Des 2024

Hanya Dua Jenis Pengendara Sepeda Motor di Korea: Kurir dan Orang Kaya

26 Des 2024

Bledug Kramesan, 'Gunung Mini' yang Menarik di Grobogan

26 Des 2024

UMK Sukoharjo 2025 Berlaku 1 Januari, Pemkab Pastikan Nggak Ada Penangguhan

26 Des 2024

Korupsi Nggak Bisa, Apa Saja Kasus yang Bisa Diselesaikan dengan Denda Damai?

27 Des 2024

Pameran Manusia Purba di Museum Nasional: Indonesia Bagian dari Evolusi Manusia Global

27 Des 2024

Bencana Alam Berpotensi Meningkatkan Kebiasaan Merokok

27 Des 2024

Menilik Nankatsu SC, Klub Asli Captain Tsubasa yang Kini Berlaga di Divisi 5 Liga Jepang

27 Des 2024

Ribuan Batang Rokok Ilegal di Rembang Disita Petugas Gabungan

27 Des 2024

Berkas Penembakan Aipda Robig Dilimpahkan; Statusnya Tahanan Pidana

27 Des 2024

Daftar 29 Lokasi di Indonesia yang Potensial Jadi Tempat Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir

27 Des 2024

Benarkah BPJS Kesehatan Terancam Gagal Bayar dalam Dua Tahun Mendatang?

28 Des 2024