BerandaHits
Minggu, 15 Agu 2020 10:35

Begini Pengakuan Sukarelawan Tentang Kondisi Badannya Usai Disuntik Vaksin Covid-19

Vaksin Covid-19 sedang diuji coba di Indonesia. (Flickr/Jernej Furman)

Seorang sukarelawan mengaku mengalami perubahan kondisi badan usai disuntik calon vaksin Covid-19. Apakah dampaknya cukup berat? Yuk simak pengakuannya.

Inibaru.id – Uji klinis calon vaksin Covid-19 telah dilakukan di Indonesia. Pada Selasa (11/8/2020) lalu, para sukarelawan disuntik oleh calon vaksin tersebut. Salah satunya adalah Fadly, seorang pengemudi ojek daring berusia 32 tahun. Dia pun mengungkap kondisi badannya setelah disuntik vaksin tersebut.

Fadly mengaku nggak mengeluhkan gejala sakit apapun usai disuntik. Usai bangun tidur, dia bahkan mengaku badannya lebih enak. Nafsu makannya juga meningkat.

“Usai disuntik rasanya ngantuk banget. Saya kira karena kurang tidur, tapi rasa kantuk ini nggak bisa ditahan. Pas udah bangun, badan jadi enakan dan nafsu makannya jadi tinggi,” terangnya pada Jumat (14/8/2020).

Vaksin Covid-19 menyebabkan efek samping ringan. (Flickr/Jernej Furman)

Sebagaimana efek dari vaksin pada umumnya, Fadly juga mengaku suhu badannya sempat naik. Hanya, kenaikan suhu tubuh ini masih wajar dan kemudian setelah beberapa saat kembali normal.

“Nggak demam, cuma badan jadi agak panas. Wajar. Saya juga cek di catatan harian seberapa peningkatan suhu badan. Kalau bahaya kan suhu badannya melebihi 39 derajat,” lanjutnya.

Ketua Tim Riset Uji Klinis Fase 3 Vaksin Covid-19 yang berasal dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung Profesor Kusnandi Rusmil menyebut sudah ada 21 sukarelawan yang disuntik calon vaksin tersebut. Berdasarkan data yang diambil dari para relawan, vaksin ini memang menyebabkan reaksi ringan layaknya rasa nyeri, meningkatnya suhu tubuh, hingga munculnya pembengkakan di bekas suntikan.

Efek samping vaksin dianggap masih wajar. (Flickr/Jernej Furman)

Khusus untuk gejala pembengkakan, sukarelawan yang mengalaminya sangat sedikit, yakni hanya 1,2 persen. Hal ini sangat berbeda dengan gejala peningkatan suhu tubuh. Sebanyak 15 persen sukarelawan mengalaminya. Meski begitu, Rusmil menyebut hal ini sebagai sesuatu yang wajar.

Saat ditanya tentang penanganan sukarelawan yang mengalami peningkatan suhu tubuh, Rusmil menyebut mereka hanya diberi obat penurun panas atau parasetamol, persis layaknya bayi yang mengalami gejala yang sama usai divaksin.

Kini, para sukarelawan akan terus dipantau kondisi kesehatannya hingga enam bulan ke depan. Data dari pemantauan inilah yang akan dijadikan pedoman apakah vaksin ini memang bisa mencegah virus corona atau nggak.

Optimistis nggak dengan vaksin ini, Millens? (Kom/IB09/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ketika Ribuan Paha Ayam Tersaji dalam Tradisi Sewu Sempol Kudus

26 Feb 2025

Menguji Kepercayaan Publik terhadap Produk Pertamina di Tengah Kasus 'Pertamax Oplosan'

26 Feb 2025

Ruas Jalan Rusak, Ombudsman Minta Pemprov Jateng Segera Perbaiki

26 Feb 2025

Rekap Operasi Keselamatan Candi 2025: Ada 59.776 Pelanggaran

26 Feb 2025

'Seporsi Mie Ayam Sebelum Mati' dan Alasan Sederhana untuk Bertahan Hidup

26 Feb 2025

Harga Santan yang Mengganggu Gurihnya Suasana Ramadan

26 Feb 2025

Mudik Nyaman dengan Kereta Api; Daop 4 Semarang Siapkan 535 Ribu Kursi

26 Feb 2025

Mengapa Ketika Remaja Semakin Irit Bicara kepada Orang Tua?

26 Feb 2025

Checklist Persiapan Ramadan: Fisik, Mental, dan Spiritual

27 Feb 2025

Memaknai Kirab Dugderan, Tradisi Penanda Ramadan di Semarang yang Akan Digelar Jumat

27 Feb 2025

Peci Kang Santri Kudus; Jelang Ramadan, Orderan Naik Terus

27 Feb 2025

Di Jepang, Ada Gunung yang Tingginya Hanya 6,1 Meter!

27 Feb 2025

Memang Bisa Konsumen Pertamax Tuntut Ganti Rugi ke Pertamina Jika Terbukti Dapat Oplosan?

27 Feb 2025

Cinta pada Pandangan Pertama: Romantis atau Sekadar Ilusi?

27 Feb 2025

Beda Rute, Berikut Pengalihan Jalan selama Kirab Dugderan 2025 di Semarang

27 Feb 2025

Susun Strategi Keamanan Siber, Nezar Patria: Sedia Payung sebelum Hujan

27 Feb 2025

3 Cara Pemkot Semarang Antisipasi Kecelakaan di Tanjakan Silayur

28 Feb 2025

Diskon Listrik Prabayar Berakhir Hari Ini, Akankah Sisa Token Hangus?

28 Feb 2025

Menembus Kemacetan demi Kuliner Legendaris Semarang: Sate Ayam Jembatan Mrican

28 Feb 2025

Benarkah Jepang Butuh Tenaga Kerja dari Indonesia?

28 Feb 2025