BerandaHits
Rabu, 11 Mei 2021 16:00

Asal-Usul Kata Pengemis, Benarkah Dulu Hanya Ada di Hari Kamis?

Asal-usul kata pengemis. (Flickr/ Sompasong Vongthavone)

Ada yang menyebut asal-usul kata pengemis berasal dari orang-orang yang mencari rezeki di Hari Kamis. Apakah hal ini benar?

Inibaru.id – Menjelang Lebaran seperti sekarang ini, kamu pasti bakal lebih sering melihat pengemis di mana-mana. Hal ini wajar karena banyak orang yang cenderung bersedekah jelang Hari Raya Idulfitri. Nah, kita nggak bakal banyak jauh membahas soal sepak terjang mereka. Kita justru akan membahas tentang asal-usul kata “pengemis”. Benarkah dulu mereka hanya beroperasi di hari Kamis?

Ada banyak sekali jenis pengemis di jalanan. Ada yang terlihat mengalami cedera atau cacat, ada yang memakai pakaian compang-camping, ada juga yang membawa anak-anaknya. Kamu bisa menemukannya di jalanan, dekat dengan tempat ibadah, atau di keramaian seperti pasar.

Nah, kamu tahu nggak asal mula dari istilah “pengemis” atau “ngemis” ini berasal dari kisah Raja Pakubuwono? Jadi, saat itu, sang raja sedang melihat kondisi rakyatnya saat keluar dari Masjid Agung pada Hari Kamis. Sembari didampingi oleh pengawal dan para ajudan sang raja melihat banyak masyarakat menengadahkan tangan ingin mendapatkan sedekah darinya.

Pakubuwono pun memilih untuk nggak mengabaikan hal ini. Dia memberikan banyak sedekah bagi warganya dan terus mengulanginya di lain waktu. Nah, karena kejadian ini berlangsung pada hari Kamis, muncullah istilah “ngemis” yang artinya adalah meminta rezeki pada hari Kamis. Lalu, orang-orang yang melakukan “ngemis” ini kemudian dikenal sebagai “pengemis”.

Di Indonesia, Ada Lo Desa Pengemis

Di Indonesia ada lo desa pengemis. (Flickr/ HishMFaz)

Kalau mau jauh membahas soal pengemis di Indonesia, ada lo desa yang sebagian warganya berprofesi sebagai pengemis. Desa tersebut adalah Desa Pecuk yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Nah, kalau menjelang hari raya seperti Idulfitri atau Nataru, desa ini bakal jadi lebih sepi karena warganya banyak yang “merantau” jadi pengemis di Ibu Kota.

Tradisi merantau ini sudah ada sejak 1980-an. Dulu, banyak warga yang datang ke Jakarta sambil naik truk dan berada di Jakarta dan sekitarnya setidaknya selama beberapa minggu. Kalau saat Lebaran, biasanya mereka sudah merantau sejak bulan puasa.

Alasan mereka mengemis tentu saja karena faktor ekonomi. Jadi, mereka butuh uang untuk menghidupi keluarganya. Mengingat saat bulan puasa atau Lebaran banyak orang yang bersedekah, tentu saja mereka berharap bisa mengais rezeki di saat-saat tersebut.

Kalau menurut warga lokal, tradisi ini sudah berlanjut secara turun-temurun. Ada yang orang tuanya sudah terbiasa mengemis di Jakarta atau kota-kota besar lainnya, dan anak-anaknya pun kemudian melakukan hal yang sama. Sayangnya, hal ini berdampak pada tingkat pendidikan di sana yang nggak baik. Banyak anak yang merasa tinggal mengemis begitu saja sebagai penghidupan daripada susah-susah belajar dan belum tentu mendapatkan pekerjaan yang layak di masa depan.

Nah, sudah tahu kan asal-usul pengemis serta serba-serbi lainnya tentang hal ini, Millens? (Oke, Win/IB09/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024