Inibaru.id - “Dulu, Joko Tingkir tinggal di dekat sini," ungkap Mbah Gondrong, pemilik sebuah kedai sepelemparan batu dari lokawisata Umbul Senjoyo, Desa Tegalwaton, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. "Umbul ini tercipta karena dia menyumbat sumur menggunakan rambutnya supaya air nggak meluap ke Desa Tingkir."
Saya yang tengah asyik menikmati gorengan di kedai itu pun langsung mengernyitkan dahi. Antara percaya dan nggak percaya, tapi saya memilih tersenyum. lalu mengangguk mengiyakan ceritanya yang mungkin sudah diturunkan dari generasi ke generasi.
Oya, perlu kamu tahu, Umbul Senjoyo adalah salah satu tempat wisata air yang cukup banyak dikunjungi wisatawan saat bertandang ke Kota Salatiga. Kendati secara administrasi masuk Kabupaten Semarang, salah satu gerbang masuk paling mudah menuju tempat ini memang dari Tingkir, Salatiga.
Umbul Senjoyo merupakan salah satu dari tujuh mata air di Sendang Senjoyo. Ke-6 mata air lainnya yakni Sendang Slamet, Sendang Bandung, Sendang Teguh, Sendang Lanang, Sendang Putri, dan Tuk Sewu. Mata air tersebut menjadi tempat paling banyak dikunjungi orang karena tempatnya nan sejuk, juga cerita petilasan Jaka Tingkir yang melegenda.
Kenapa bernama "Senjoyo"? Berdasarkan penuturan warga setempat, nama itu berasal dari kata "senjaya", yang merupakan gelar Joko Tingkir, yakni Panembahan Senopati Senjaya atau Sobrah Jaya. Klaim ini tentu saja sepihak, karena hanya berdasarkan getok tular atau cerita lisan.
Ya, penamaan Umbul Senjoyo memang memiliki sejumlah versi. Selain Joko Tingkir, ada pula yang mengaitkan umbul ini dengan wangsa atau dinasti Syailendra yang berkuasa pada abad ke-8. Konon, umbul ini merupakan kolam permandian keluarga kerajaan yang terbuat dari batuan andesit berhiaskan relief. Penemuan Arca Ganesha dan antefiks kian menegaskan kemungkinan ini.
“Umbul Senjoyo sebenernya tempat sakral. Bukan tempat wisata,” tutur Mbah Gondrong sembari melihat orang-orang yang bermain air di sekitar umbul.
Menurut lelaki yang sudah berjualan di sekitar Umbul Senjoyo sejak 1999 itu, orang-orang nggak cuma datang ke sendang untuk traveling atau main air. Namun, ada juga yang melakukan persemedian atau bertapa. Mereka umumnya datang menjelang tengah malam.
“Kalau bertapa mulai pukul 23.00 sampai pukul 03.00. Lalu, mereka berendam di kolam selama satu jam. Ada yang pakai ritual Islam, ada yang Kejawen. Tujuan mereka macam-macam," ungkapnya.
Penasaran, saya pun mencoba berkeliling. Di tengah pandemi Covid-19, tempat ini nggak terlalu ramai pengunjung. Sesekali saya menyapa pengunjung yang tengah bermain air di sana. Saya juga sempat memberi makan ikan yang berenang bebas di sendang tersebut.
Tertarik menyambangi Umbul Senjoyo? Datanglah ke Salatiga. Dari kota tersebut, kamu nggak bakal kesulitan menuju lokawisata ini, kok. Selamat menikmati tempat Joko Tingkir bertapa, ya! (Triawanda Tirta Aditya/E03)