BerandaFoto Esai
Senin, 3 Jan 2021 10:26

Krupuk Tayamum dan Para Pemuja Matahari di Kendal

Ada kerupuk, tapi nggak digoreng dengan minyak, melainkan memakai pasir. Masyarakat Kabupaten Kendal menyebutnya kerupuk tayamum. Dalam Islam, tayamum adalah istilah untuk bersuci menggunakan debu atau pasir kalau ketersediaan air langka.<br>

Inibaru.id - Kerupuk adalah salah satu sajian pendamping yang hampir selalu ada di Indonesia. Kendati dianggap nggak bergizi, gurih dan kriuknya kerupuk membuat tiap orang menyukainya.

Yang menarik, kerupuk nggak hanya diolah dengan digoreng. Di Kendal, masyarakat setempat mengenal satu kuliner khas yang dinamakan kerupuk tayamum. Bukan dengan digoreng, kerupuk ini diolah dengan cara dimasak di atas pasir.

Tayamum adalah istilah Islam untuk bersuci menggunakan pasir atau debu. Cara ini dipakai kalau terjadi kelangkaan air. Ini pula yang dilakukan masyarakat kendal terhadap adonan kerupuk mereka. Agar mengembang, adonan kerupuk yang sudah kering "dimandikan" di pasir.

Eits, tapi jangan membayangkan pasir yang dipakai adalah yang biasa kita jumpai di jalan atau dekat rumah ya. Mereka menggunakan pasir dari gunung yang ukurannya lebih besar agar nggak menempel di kerupuk setelah matang. Tenang, pasirnya juga sudah dicuci bersih, kok.

Adonan kerupuk yang dipercaya non-kolesterol karena nggak mengandung minyak ini "digoreng" di dalam drum berisikan pasir yang dibakar. Kerupuk kemudian di-usek-usek (selain tayamum, di tempat lain kerupuk ini juga dikenal sebagai kerupuk usek) atau dibolak-balik. Panasnya pasir inilah yang membuatnya mengembang.

Matahari adalah Koentji

Masyarakat Kendal umumnya membuat kerupuk tayamum secara tradisional. Semula mereka membuat adonan kerupuk dari tepung yang dipadukan sejumlah bumbu agar bercita rasa gurih. Setelah itu, adonan dikeringkan, lalu dimasak di pasir.

Untuk mengeringkan adonan kerupuk, mereka sangat mengandalkan sinar matahari. Teriknya matahari akan menentukan seberapa sempurna kerupuk itu nantinya. Maka, ketiadaan matahari akan membuat mereka berhenti berproduksi.

Kerupuk tayamum biasanya memiliki cita rasa yang asin dengan perpaduan rasa bawang dan terasi yang cukup kuat. Nah, terik matahari inilah yang membuat cita rasa itu betul-betul keluar setelah kerupuk mekar.

Tertarik menikmati kerupuk ini? Kamu bisa berkunjung ke sentra pengolahanya di Kelurahan Sarirejo, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Tapi, sebelum ke sana, cek cuaca dulu ya! Patikan cuacanya cerah dan mereka berproduksi. (Triawanda Tirta Aditya/E03)

Kerupuk dijemur di atas papan kayu berukuran sekitar 20x20cm.<br>
Kerupuk berasal dari adonan gandum yang dibentuk melingkar.<br>
Proses pembuatan kerupuk ini bisa memakan waktu seharian.<br>
Proses penggilingan kerupuk yang pakai mesin tradisional.<br>
Kerupuk harus dijemur selama beberapa jam.<br>
Kerupuk ini punya beberapa warna varian yang dicampur pewarna makanan.<br>
Sentra pengolahan kerupuk ini punya sekitar 20 karyawan.<br>
Pengolahan kerupuk ini pakai alat tradisional.<br>
Kerupuk di bolak-balik hingga mekar di dalam drum.<br>
Adonan dari gandum digiling sampai berbentuk panjang dan kecil.<br>

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: