Inibaru.id - Meskipun selalu dibanggakan sebagai budaya asli Indonesia, dalam realitanya wayang kini semakin ditinggalkan. Banyak anak muda yang sudah tidak lagi meminati salah satu karya seni yang luar biasa ini. Bahkan, kita juga sudah sangat jarang melihat pementasan wayang kulit ini kecuali saat ada sebuah hajatan yang besar.
Tak hanya wayang kulit, berbagai jenis wayang lainnya juga cenderung semakin tidak diminati oleh masyarakat. Salah satunya adalah wayang Kancil. Wayang yang terbuat dari kulit kerbau ini sebenarnya juga memiliki cara pementasan yang mirip dengan wayang pada umumnya. Yang menarik adalah, wayang ini bisa dipentaskan dengan atau tanpa iringan gamelan.
Baca juga: Perahu Pinisi Bakal Ditampilkan di Festival Seni-Budaya di Eropa
Wayang kancil diciptakan oleh Ki Ledjar Subroto atau yang lebih dikenal sebagai Mbah Ledjar. Pria yang sudah berusia 78 tahun ini mengaku sudah membuat wayang ini sejak 1980. Ia membuat wayang ini di rumahnya yang ada di Kampung Sosrokusuman, Suryatmajan, Danurejan, Yogyakarta hampir setiap hari. Sayangnya, karena usianya yang sudah lanjut dan kondisinya yang mudah jatuh sakit, Mbah Ledjar pun memilih untuk beristirahat alih-alih meneruskan pembuatan wayang Kancil ini.
Berkat jasanya dalam membuat dan melestarikan wayang kancil, Mbah Ledjar telah banyak menerima penghargaan dari banyak pihak. Salah satu penghargaan paling bergengsi yang pernah ia dapatkan adalah Pelopor Pelestarian dan Pengembang Wayang Kancil dan Penghargaan Kebudayaan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Berbagai penghargaan ini didapatkan tidak hanya karena melestarikan budaya khas Tanah Air, namun juga karena banyaknya amanat positif yang disampaikan dalam pementasan media wayang Kancil karyanya.
“Dalam membuat wayang Kancil ini, saya memang sengaja memperkenalkan budi pekerti yang luhur pada anak-anak dengan cara meluruskan cerita tentang kancil yang sudah dikenal luas oleh masyarakat,” tuturnya.
Baca juga: Ini 6 Budaya Asli Indonesia, Jangan Sampai Diklaim Negara Lain
Meskipun dikenal cerdas dan banyak akal, dalam beberapa cerita Kancil, terlihat jelas bahwa Kancil juga memiliki sifat nakal. Mbah Ledjar tidak ingin anak-anak mengikuti sifat nakal dari Kancil ini dengan cara memberikan nilai budi pekerti dan menjelaskan maksud dari tindakan Kancil tersebut.
Hingga saat ini, ratusan hingga ribuan wayang Kancil yang terbuat dari karakter berbagai macam hewan atau tokoh-tokoh dunia sudah Mbah Ledjar hasilkan. Yang luar biasa adalah, karyanya ini ternyata sudah menyebar di berbagai negara layaknya Jepang, Belanda, Inggris, Jerman, dan negara-negara Eropa lainnya. Sayangnya, di dalam negeri, karyanya cenderung kurang dihargai.
Wayang Kancil masih banyak diminati di luar negeri. Sayangnya, karena fisik Mbah Ledjar yang sudah tidak memungkinkan, kini cucunya lah yang meneruskan memainkan wayang Kancil ini di berbagai negara. Terakhir, sang cucu bahkan sempat mementaskan wayang ini di Jepang. Beliau pun berharap agar wayang Kancil ini tetap bertahan dan bahkan semakin diminati masyarakat. (AW/IB)