BerandaHits
Kamis, 3 Des 2025 19:54

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

Ketua DPRD Jateng Sumanto saat menghadiri Pagelaran Seni Tradisional Wayang Kulit di Desa Jati, Kecamatan Jaten, Karanganyar. (DPRD Jateng)

Regenerasi dalang dinilai makin mendesak di tengah menurunnya minat generasi muda pada kesenian tradisional. Ketua DPRD Jateng Sumanto menegaskan, tanpa langkah nyata seperti pembukaan sanggar seni dan pelatihan khusus pedalangan, wayang kulit bisa kehilangan penerusnya.



Inibaru.id – Di tengah derasnya arus budaya populer, upaya menjaga keberlangsungan wayang kulit membutuhkan lebih dari sekadar seruan pelestarian. Regenerasi dalang harus berjalan nyata agar kesenian warisan leluhur ini nggak kehilangan panggungnya.

Hal itulah yang disampaikan Ketua DPRD Jateng Sumanto saat menghadiri Pagelaran Seni Tradisional Wayang Kulit dengan lakon Gatotkaca Winisuda di Desa Jati, Kecamatan Jaten, Karanganyar, belum lama ini. Gelaran tersebut menghadirkan Dalang Ki Canggih Tri Atmojo, Dalang Cilik Gibran Maheswara, serta penampilan bintang tamu Uncek.

Sumanto menilai, pembukaan sanggar-sanggar seni dengan kelas khusus pedalangan bisa menjadi jalan awal mencetak generasi baru. Nggak hanya teknik memainkan wayang, kelas itu juga perlu mengajarkan filosofi pewayangan, tata panggung, hingga teknik vokal.

Dia mengapresiasi kehadiran dalang cilik dalam pagelaran tersebut. Menurutnya, kesempatan tampil satu panggung dengan dalang senior menjadi pengalaman penting bagi calon penerus seni pedalangan.

Sumanto berpendapat dengan pembukaan sanggar-sanggar seni dengan kelas khusus pedalangan, regenerasi dalang bisa dilakukan. (DPRD Jateng)

"Saya senang ada dalang cilik yang ikut tampil yang nantinya bisa menjadi penerus dalang-dalang senior. Kalau tidak begitu, bisa-bisa 10 tahun lagi wayang kulit akan punah," katanya.

Sumanto juga berharap pertunjukan wayang makin menarik di mata anak muda. Sebab, perkembangan zaman membuat anak muda lebih dekat dengan budaya pop seperti drama Korea ketimbang kesenian tradisi. Padahal dulunya, wayang menjadi tontonan sekaligus tuntunan bagi masyarakat.

"Sekarang ini minat masyarakat terhadap kesenian tradisional seperti wayang kulit sudah luntur. Kita abai terhadap budaya. Padahal dulu kita pas kecil kita rela berangkat naik sepeda dan nonton wayang semalam suntuk," ujarnya.

Di sejumlah daerah, antusiasme penonton memang masih terasa, meski penyelenggara kadang harus memberikan doorprize demi menarik massa. Bagi Sumanto, kondisi ini menunjukkan perlunya inovasi agar wayang tetap hidup, mulai dari durasi yang dipersingkat, mengangkat kisah-kisah kontemporer, hingga ditayangkan lewat media sosial.

"Harus ada kepedulian dari kita untuk melestarikan wayang kulit. Termasuk anak-anak diajak nonton wayang. Kalau tidak begitu, pelestarian wayang kulit hanya menjadi slogan," tandasnya.

Anggota DPRD Karanganyar Eni Candrawati mengapresiasi dukungan Sumanto yang terus hadir dalam gelaran seni tradisi.
"Saya mengajak masyarakat menonton sampe selesai serta mendapat doorprize mesin cuci dan sepeda," katanya.

Kepala Desa Jati, Hariyanto, juga mendorong pendirian sanggar seni di wilayahnya agar regenerasi bisa berjalan lebih terarah.

"Pak Haji Sumanto ini sudah dua tahun ini nanggap wayang setiap bulan di kediaman beliau. Ini menjadi bentuk nguri-uri budaya putra asli Karanganyar. Atas nama Pemerintah Desa Jati saya ucapkan terima kasih," katanya.

Dengan keterlibatan pemerintah, pelaku seni, hingga masyarakat, harapan agar wayang kulit tetap hidup di tengah gempuran budaya luar bukanlah hal yang mustahil. Yang penting, pelestarian nggak berhenti di slogan, tapi diwujudkan lewat aksi nyata. Betul nggak, Gez? (Siti Zumrokhatun/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: