Inibaru.id - Akhir-akhir ini, istilah tektok makin sering terdengar di kalangan pendaki muda. Buat yang belum familiar, tektok adalah semacam aktivitas medaki gunung yang dilakukan dalam waktu singkat tanpa menginap di puncak sebagaimana biasa dilakukan pendaki konvensional.
Meski terdengar lebih simpel dan mudah dilakukan, risiko yang dihadapi nggak jauh berbeda dengan pendakian pada umumnya. Gunung yang dipanjat tetaplah sama, yakni alam liar yang perlu persiapan matang untuk bisa menaklukkannya.
Tantangannya nggak jauh berbeda, misalnya cuaca yang mendadak berubah, jalur yang licin, atau kondisi tubuh yang nge-drop selama mendaki. Karena itulah tektok sebaiknya nggak dilakukan seorang diri, khususnya bagi pemula.
Penting banget untuk melakukannya bersama orang-orang yang berpengalaman untuk biar pendakian tetap aman. Kalau tertarik mencobanya, kamu bisa mulai dengan mengikuti komunitas tektok yang banyak tersebar di medsos. Eits, tapi harus hati-hati dan pastikan sirkelnya aman ya.
Tektokan Bareng Komunitas
Oya, ada satu hal penting yang harus kamu pahami jika pengin melakoni aktivitas tektokan, yakni pilihlah gunung yang nggak terlalu tinggi dan bisa dijangkau naik-turun dalam sehari, misalnya Gunung Prau, Andong, Ungaran, atau Muria, kalau kamu tinggal di Jawa Tengah.
Untuk gunung yang disebutkan terakhir, salah satu komunitas yang bisa kamu ikuti adalah Lintas Maha Muria. Kumpulan para pendaki yang anggotanya berasal dari berbagai kota ini cukup rutin bikin acara fun tektok bareng tanpa dipungut biaya alias gratis, lo!
Kelompok pencinta alam yang bertujuan utama mengenalkan sekaligus menjaga kelestarian pegunungan Muria ini green flag banget, Gez! Admin LIntas Maha Muria Wayon Sikiber mengatakan, tektokan ke puncak-puncak gunung yang menjangkau Kudus, Pati, dan Jepara adalah salah satu agenda rutin mereka.
“Ini bukan open trip ya. Kami komunitas pencinta alam yang sepakat untuk menjaga kelestarian sekaligus mengenalkan keindahan Muria, salah satunya dengan tektokan begitu,” terangnya, belum lama ini.
Para Pendaki Berpengalaman
Wayon mengatakan, karena sifatnya "non-stop", tektokan gunung memang sebaiknya dilakukan bersama para pendaki berpengalaman. Kebetulan Lintas Maha Muria diikuti para pendaki berpengalaman, sehingga memungkinkan mereka untuk menggelar aktivitas tektok secara rutin.
"Pendaki pemula juga nggak perlu khawatir kalau mau mencoba mendaki bersama Lintas Maha Muria. Kami berpengalaman dan naiknya santai, jadi bakal cocok juga bahkan untuk pendaki perdana. Pasti ditemani,” janji lelaki 21 tahun yang murah senyum tersebut.
Oya, di komunitas, Wayon termasuk pendaki aktif yang cukup berpengalaman. Sebagai warlok, sudah puluhan kali dia mencapai puncak-puncak Gunung Muria, termasuk 14 kali ke puncak Watu Payon dan 8 kali ke puncak Songolikur.
"Kalau Muria sudah nggak terhitung, sih. Beberapa kali juga sempat muncak ke beberapa gunung di luar kota," terangnya.
Nggak Selalu Berjalan Mulus
Meski didukung para pendaki profesional, Wayon menuturkan, bukan berarti tektokan nggak memiliki risiko. Nggak semuanya berjalan mulus dan acap ada kejadian nggak terduga yang harus segera ditangani. Misalnya, ada pendaki pemula yang mengalami hipotermia di tengah jalan. Bahkan, ada yang pernah kesurupan juga.
“Kalau hipotermia, biasanya langsung digendong turun ke base camp. Terus, untuk kesurupan juga aku bisa tangani, kok!” selorohnya diikuti tawa.
Untuk kamu yang tertarik tektokan bersama Lintas Maha Muria, agenda terdekat mereka adalah pada 30 Agustus ini. Mereka bakal bikin "Fun Tektok Lintas 2 Puncak", yakni tektokan untuk menaklukkan dua puncak Muria sekali jalan, yakni Puncak Argojembangan dan Puncak Argopiloso, via Rejenu, Kabupaten Kudus.
"Titik kumpul di area parkir sebelah kanan Air Tiga Rasa Rejenu (Desa Japan, Kecamatan Dawe). Pendakian ini sudah gratis simaksi (biaya untuk izin masuk kawasan konservasi), cukup bayar parkir. Peserta bawa perlengkapan pribadi, snack, minuman, dan jas hujan sendiri. Kita start pukul 08.00 WIB," sebut Wayon.
Saat tektokan, para anggota Lintas Maha Muria biasanya juga melakukan aksi bersih-bersih sampah sepanjang jalur pendakian. Jadi, pastikan bawa kantong yang cukup besar untuk menampung sampah yang kamu temukan, ya! (Rizki Arganingsih/E10)
