BerandaAdventurial
Kamis, 20 Nov 2019 09:58

Sobokartti, Gedung Pertunjukan Penyatu Golongan

Sobokartti. (Inibaru.id/ Audrian F)

Namanya Sobokartti, sebuah gedung kesenian yang menjadi saksi bisu politik etis Belanda di Semarang. Tempat yang memungkinkan rakyat jelata duduk sama rendah dengan orang-orang Belanda dan golongan priyayi. Di sini juga 18 pemuda meregang nyawa demi membebaskan tanah kelahirannya dari tentara Jepang.

Inibaru.id - Mungkin bagi masyarakat Semarang, monumen bersejarah hanya berkutat di Tugu Muda, Lawang Sewu, atau Kota Lama. Padahal, masih tempat lain yang menjadi saksi perjuangan rakyat Semarang lepas dari cengkeraman penjajah lo.

Bangunan tersebut adalah Gedung Sobokartti atau Volkstheater Sobokartti. Gedung yang terletak di Jalan Dr. Cipto Nomor 31-33 tersebut bagi sebagian kecil masyarakat dikenal sebagai tempat penyelenggaraan kesenian dan cagar budaya.

Sobokartti awalnya adalah nama sebuah perkumpulan seni. Kala itu Politik Etis sudah didengungkan oleh pemerintah kolonial Belanda. Bagi pribumi, hal tersebut merupakan kesempatan untuk mendapat pendidikan yang modern. Pada zaman dahulu, hanya orang-orang tertentu yang bisa menyekolahkan keturunannya di sekolah-sekolah Belanda. Nggak cuma pendidikan, bidang lain seperti kesenian juga dijamah.

Gedung Sobokartti tampak dari luar. (Inibaru.id/ Audrian F)

Salah satu tokoh yang andil dalam pengembangan kesenian adalah Thomas Karsten. Dia itu arsitek berkebangsaan Belanda. Bersama Prangwadana (Mangkunegara VII) dan Dr Radjiman, dia menggagas kelompok kesenian bernama Volkskunstvereeniging Sobokartti. Artinya, "tempat berkarya”.

Lantaran butuh tempat untuk berkegiatan, dia mendesain sebuah gedung tentunya dengan izin Belanda. Nah, ada yang unik dalam pembangunan Gedung Sobokartti ini. Thomas Karsten memadukan konsep seni pertunjukan Jawa yang biasa dipentaskan di pendopo dan konsep pementasan barat. Tempat duduk penonton menunjukkan antidiskriminisasi. Jadi, nggak ada pemisah antara tempat duduk orang-orang Belanda dengan pribumi.

Ahmad Noufal, salah satu pengelola Gedung Sobokarti. (Inibaru.id/ Audrian F)

Hal itu diperkuat oleh pernyataan dari Ketua Perkumpulan Seni-Budaya Sobokartti, Tjahjono Rahardjo. “Thomas Karsten itu orangnya Sosialis. Maka tercermin dari bagaimana dia membangun gedung Sobokartti tersebut yang tidak ingin ada pengelompokan kasta,” tutur Tjahjono saat dihubungi via telepon, Jumat (15/11).

Hal yang membuat bangunan ini sedikit misterius adalah tanggal berdirinya. Kalau menengok papan nama di sana, Sobokartti berdiri pada 5 Oktober 1929. Namun Tjahjono Rahardjo dalam artikel ”Sobokarti dan Demokratisasi Kesenian Jawa” menyebut, berdasarkan surat keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda September 1929 tentang perubahan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga Sobokartti, disebutkan Sobokartti telah berdiri sejak 9 Desember 1920.

Saat ini Gedung Sobokarti digunakan untuk berlatih kesenian. (Inibaru.id/ Audrian F)

Berbagai peristiwa penting juga terjadi di tempat ini. Selain menjadi kantor Boedi Oetomo, gedung ini juga menjadi saksi peristiwa Pertempuan 5 Hari di Semarang. Delapanbelas pemuda Semarang gugur dan dikebumikan di samping Sobokartti. Barulah pada 1960, semua jenazah dipindah ke Taman Makam Pahlawan.

Sampai sekarang, Sobokartti masih digunakan untuk mewadahi berbagai kegiatan kesenian seperti menari, dalang, karawitan, dan gamelan. Kamu sudah pernah ke Sobokartti belum? (Audrian F/E05)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Rampcheck DJKA Rampung, KAI Daop 4 Semarang Pastikan Layanan Aman dan Nyaman Jelang Nataru

4 Des 2025

SAMAN; Tombol Baru Pemerintah untuk Menghapus Konten, Efektif atau Berbahaya?

4 Des 2025

Ketua DPRD Jateng Sumanto Resmikan Jalan Desa Gantiwarno, Warga Rasakan Perubahan Nyata

4 Des 2025

Cara Bikin YouTube Recap, YouTube Music Recap, dan Spotify Wrapped 2025

5 Des 2025

Data FPEM FEB UI Ungkap Ribuan Lulusan S1 Putus Asa Mencari Kerja

5 Des 2025

Terpanjang dan Terdalam; Terowongan Bawah Laut Rogfast di Nowegia

5 Des 2025

Jaga Buah Hati; Potensi Cuaca Ekstrem Masih Mengintai hingga Awal 2026!

5 Des 2025

Gajah Punah, Ekosistem Runtuh

5 Des 2025

Bantuan Jateng Tiba di Sumbar Setelah 105 Jam di Darat

5 Des 2025

Warung Londo Warsoe Solo, Tempat Makan Bergaya Barat yang Digemari Warga Lokal

6 Des 2025

Forda Jateng 2025 di Solo, Target Kormi Semarang: Juara Umum Lagi!

6 Des 2025

Yang Perlu Diperhatikan Saat Mobil Akan Melintas Genangan Banjir

6 Des 2025

Tiba-Tiba Badminton; Upaya Cari Keringat di Tengah Deadline yang Ketat

6 Des 2025

Opak Angin, Cemilan Legendaris Solo Khas Malam 1 Suro!

6 Des 2025

Raffi Ahmad 'Spill' Hasil Pertemuan dengan Ahmad Luthfi, Ada Apa?

6 Des 2025

Uniknya Makam Mbah Lancing di Kebumen, Pusaranya Ditumpuk Ratusan Kain Batik

7 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: