BerandaAdventurial
Minggu, 1 Okt 2022 16:33

Rumah Ahmad Yani di Purworejo, Bangunan Bersejarah yang Tetap Berstatus Pribadi

Penampakan rumah masa kecil Jenderal Ahmad Yani di Purworejo. (Kompas/Bayu Apriliano)

Jika biasanya rumah yang menyimpan nilai sejarah bagi bangsa dijadikan cagar budaya atau museum, beda lagi dengan rumah Jenderal Ahmad Yani di Purworejo ini. Pihak keluarga nggak mengizinkan pemerintah memberinya status demikian. Meski begitu, pemilik rumah bakal membuka pintu bagi siapa saja yang bertandang untuk belajar sejarah.

Inibaru.id – Kalau pas main ke Purworejo, coba deh melipir sejenak ke Desa Rendeng RT 01/ RW 02, Kecamatan Gebang, Millens. Di sana, ada satu bangunan bersejarah yaitu rumah masa kecil Jenderal Ahmad Yani, salah seorang pahlawan revolusi. Dilansir Liputan6, Sabtu (1/10/2022) Ahmad Yani merupakan “anak emas” Presiden Soekarno.

Berarsitektur Belanda, rumah ini masih terawat. Di rumah bercat putih dan berhias tegel inilah jenderal yang menjadi korban G30S PKI itu dibesarkan. Ahmad Yani lahir di Purworejo pada 19 Juni 1922. Dia merupakan anak sulung dari tiga bersaudara pasangan Sardjo Wongsorejo dan Murtini Wongsorejo.

Jika kamu melangkah masuk bangunan rumah, bakal terlihat beberapa foto Ahmad Yani. Furnitur lawas di sana juga masih terawat seperti tempat tidur sang jenderal yang terbuat dari rangka besi lengkap dengan kasur berseprai merah.

Ruang tamu, ruang makan hingga ruang keluarga juga terlihat rapi dan bersih. Di dinding setiap ruangan, kamu bisa puas melihat-lihat foto Ahmad Yani.

Kini, rumah dengan luas 1.000 meter persegi ini ditempati oleh kemenakan Ahmad Yani yakni Aprilia Yudiyanti (52) dan suaminya Bambang Purnawanto (53).

Ruang tamu di rumah Ahmad Yani. (Detik/Rinto Heksantoro)

"Dari tahun 2000 sampai sekarang kami yang menempati. Ini rumah dibangun sekitar tahun 1930-an," kata Aprilia dilansir Detik, Rabu (28/9/2022).

Aprilia bercerita bahwa rumah itu sempat beberapa kali direnovasi. Meski begitu, keaslian bangunan dengan desain Belanda tetap dipertahankan. Dia menyebut Ahmad Yani pernah merenovasi rumah itu pada 1962-1963.

Rumah ini memang menyimpan nilai sejarah, namun pihak keluarga nggak mengizinkan pemerintah menjadikannya sebagai cagar budaya. Hingga sekarang, statusnya merupakan rumah pribadi. Suami Aprilia, Bambang Purnawanto menambahkan, meski nggak mengizinkan untuk dimiliki pemerintah bukan berarti warga nggak bisa berwisata di rumah sejarah tersebut.

Siapa pun yang hadir akan diterima dengan baik. Di sini, tamu dipersilakan untuk belajar sejarah. Ini merupakan amanah ibunda Ahmad Yani.

"Banyak yang sekadar foto-foto di sini, semua kita terima dengan baik. Dari anak-anak sekolah juga banyak yang datang untuk belajar kan ada juga program dari sekolah," sambung Bambang.

Gimana, Millens? Tertarik berkunjung ke rumah masa kecil Ahmad Yani buat belajar sejarah nggak? (Siti Zumrokhatun/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024

Menyusuri Perjuangan Ibu Ruswo yang Diabadikan Menjadi Nama Jalan di Yogyakarta

11 Nov 2024

Aksi Bersih Pantai Kartini dan Bandengan, 717,5 Kg Sampah Terkumpul

12 Nov 2024

Mau Berapa Kecelakaan Lagi Sampai Aturan tentang Muatan Truk di Jalan Tol Dipatuhi?

12 Nov 2024

Mulai Sekarang Masyarakat Bisa Laporkan Segala Keluhan ke Lapor Mas Wapres

12 Nov 2024

Musim Gugur, Banyak Tempat di Korea Diselimuti Rerumputan Berwarna Merah Muda

12 Nov 2024

Indonesia Perkuat Layanan Jantung Nasional, 13 Dokter Spesialis Berguru ke Tiongkok

12 Nov 2024

Saatnya Ayah Ambil Peran Mendidik Anak Tanpa Wariskan Patriarki

12 Nov 2024

Sepenting Apa AI dan Coding hingga Dijadikan Mata Pelajaran di SD dan SMP?

12 Nov 2024

Berkunjung ke Dukuh Kalitekuk, Sentra Penghasil Kerupuk Tayamum

12 Nov 2024

WNI hendak Jual Ginjal; Risiko Kesehatan Apa yang Bisa Terjadi?

13 Nov 2024

Nggak Bikin Mabuk, Kok Namanya Es Teler?

13 Nov 2024

Kompetisi Mirip Nicholas Saputra akan Digelar di GBK

13 Nov 2024

Duh, Orang Indonesia Ketergantungan Bansos

13 Nov 2024

Mengapa Aparat Hukum yang Paham Aturan Justru Melanggar dan Main Hakim Sendiri?

13 Nov 2024