BerandaAdventurial
Minggu, 29 Nov 2025 09:01

Menjelajah Benteng Pendem Ambarawa, Wisata Sejarah yang Makin Memesona

Benteng Pendem Ambarawa. (Cipta Karya PU)

Sejak Sabtu (15/11/2025), Benteng Pendem Ambarawa dibuka dan jadi pilihan destinasi wisata yang menarik bagi warga Jawa Tengah dan sekitarnya.

Inibaru.id - Kalau kamu suka wisata sejarah sekaligus ingin dapat spot foto yang estetik, Benteng Pendem Ambarawa bisa jadi tujuan akhir pekan yang pas. Setelah sempat ditutup beberapa waktu untuk revitalisasi, benteng yang juga dikenal sebagai Fort Willem I ini kembali dibuka pada Sabtu (15/11/2025). Hasilnya? Lebih rapi, lebih nyaman, dan lebih layak jadi destinasi wisata kece di Jawa Tengah.

Begitu masuk, kamu bakal merasakan suasana kolonial yang kental. Lantai duanya kini aman dikunjungi, jalur eksplorasinya pun sudah dibenahi sehingga kamu nggak perlu lagi “bertempur” dengan jalan tanah becek seperti dulu. Semua perbaikan ini bikin pengalaman menyusuri benteng terasa lebih santai.

Alasan Mengapa Ada Benteng Besar di Ambarawa

Tapi, pernah nggak kepikiran mengapa Ambarawa yang berstatus kecamatan di Kabupaten Semarang sampai memiliki benteng? Usut punya usut, hal ini disebabkan oleh posisi strategis Ambarawa di Jawa Tengah.

Kota ini berada di titik temu tiga kota penting, yaitu Semarang, Magelang, dan Salatiga. Secara geografis, wilayah ini juga menghubungkan pusat kekuasaan Mataram dan Yogyakarta dengan Semarang di pesisir utara. Pantas saja kalau pada masa penjajahan Belanda, daerah ini dianggap sebagai simpul logistik dan militer yang harus diamankan.

Setelah Perang Diponegoro mereda, Belanda semakin serius memperkuat pertahanannya. Tahun 1834 dibangunlah sebuah benteng besar di sini dan diberi nama Fort Willem I, merujuk pada Raja Willem Frederik.

Ribuan pekerja pribumi dan tahanan kerja paksa ikut terlibat dalam proyek raksasa ini. Tentara Belanda mulai menempati kawasan tersebut pada 1844, sementara bentengnya rampung total setahun kemudian.

Keindahan Benteng Pendem Ambarawa. (Cipta Karya PU)

Layaknya benteng pertahanan pada umumnya, Benteng Pendem punya bastion di setiap bagian sudut. Tempat ini juga disebut-sebut mampu menampung hingga 12.000 tentara, menjadikannya salah satu fasilitas militer raksasa pada masanya. Dari sinilah Belanda mengatur mobilitas pasukan dan logistik di Jawa bagian tengah.

Mengapa disebut dengan nama Benteng Pendem?

Terkait dengan nama lokalnya, yaitu Benteng Pendem, nama “Pendem” sendiri diberikan masyarakat sekitar karena benteng ini seolah dibangun di sebuah cekungan, jadi tampak seperti “tenggelam” atau "terpendam" jika dilihat dari kejauhan

Yang pasti, seiring perjalanan waktu, fungsi benteng berubah-ubah. Pada masa Jepang, tempat ini sempat dijadikan kamp tawanan. Setelah Indonesia merdeka, benteng sempat dipakai sebagai markas Tentara Keamanan Rakyat (TKR), lalu beralih menjadi penjara dari 1950 hingga 1985. Kini sebagian wilayahnya digunakan sebagai Lapas Kelas II A, sementara sisi lainnya difungsikan sebagai objek wisata sejarah.

Nah, kalau kamu tertarik untuk main ke Benteng Pendem, nggak perlu khawatir harus merogoh kocek mahal-mahal untuk tiketnya. Harganya hanya Rp10.000 pada hari kerja dan Rp15.000 saat hari libur. Jam bukanya pun cukup panjang, dari 08.00 sampai 20.00 WIB. Jadi, kamu bisa foto-foto, belajar sejarah, sampai kulineran di area yang disediakan pengelola sampai puas.

Tapi ingat, ada aturan yang harus dipatuhi pas berada di sana. Pengunjung dilarang membawa drone, makanan dan minuman dari luar, merokok, mencoret bangunan, atau membawa benda berbahaya. Maklum, bangunan bersejarah seperti ini memang pantas dijaga bersama, kan?

Jadi, kalau kamu butuh liburan yang santai tapi tetap berisi, Benteng Pendem Ambarawa wajib masuk daftar kunjunganmu, Gez. Yuk kapan kita ke sana? (Arie Widodo/E07)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Bakmi Palbapang Pak Uun Bantul, Hidden Gem Kuliner yang Bikin Kangen Suasana Jogja

2 Des 2025

Bahaya Nggak Sih Terus Menancapkan Kepala Charger di Soket Meski Sudah Nggak DIpakai?

2 Des 2025

Lebih Mudah Bikin Paspor; Imigrasi Semarang Resmikan 'Campus Immigration' di Undip

2 Des 2025

Sumbang Penyandang Kanker dan Beri Asa Warga Lapas dengan Tas Rajut Bekelas

2 Des 2025

Mengapa Kebun Sawit Nggak Akan Pernah Bisa Menggantikan Fungsi Hutan?

2 Des 2025

Longsor Berulang, Sumanto Desak Mitigasi Wilayah Rawan Dipercepat

2 Des 2025

Setujui APBD 2026, DPRD Jateng Tetap Pasang Target Besar Sebagai Lumbung Pangan Nasional

28 Nov 2025

Bukan Hanya Padi, Sumanto Ajak Petani Beralih ke Sayuran Cepat Panen

30 Nov 2025

Pelajaran Berharga dari Bencana Longsor dan Banjir di Sumatra; Persiapkan Tas Mitigasi!

3 Des 2025

Cara Naik Autograph Tower, Gedung Tertinggi di Indonesia

3 Des 2025

Refleksi Akhir Tahun Deep Intelligence Research: Negara Harus Adaptif di Era Kuantum!

3 Des 2025

Pelandaian Tanjakan Silayur Semarang; Solusi atau Masalah Baru?

3 Des 2025

Spunbond, Gelas Kertas, dan Kepalsuan Produk Ramah Lingkungan

3 Des 2025

Regenerasi Dalang Mendesak, Sumanto Ingatkan Wayang Kulit Terancam Sepi Penerus

3 Des 2025

Ajak Petani Jateng Berinovasi, Sumanto: Bertani Bukan Lagi Pekerjaan Sebelah Mata

23 Nov 2025

Sumanto: Peternakan Jadi Andalan, Tapi Permasalahannya Harus Diselesaikan

22 Nov 2025

Versi Live Action Film 'Look Back' Garapan Koreeda Hirokazu Dijadwalkan Rilis 2026

4 Des 2025

Kala Warganet Serukan Patungan Membeli Hutan Demi Mencegah Deforestasi

4 Des 2025

Mahal di Awal, tapi Industri di Jateng Harus Segera Beralih ke Energi Terbarukan

4 Des 2025

Tentang Keluarga Kita dan Bagaimana Kegiatan 'Main Sama Bapak' Tercipta

4 Des 2025

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

A Group Member of

Ikuti kamu di: