BerandaAdventurial
Jumat, 28 Mar 2019 11:00

Klenteng Hok Tek Bio, Saksi Sejarah Masuknya Ajaran Buddha ke Salatiga

Klenteng Hok Tek Bio. (Trip Advisor)

Warna merah menyimbolkan kebahagiaan dan kesuksesan. Di sisi lain, warna kuning keemasan memiliki arti sifat ketuhanan atau keagamaan. Kedua warna tersebut membaur indah di dinding klenteng Hok Tek Bio.

Inibaru.id Millens, sesekali kamu harus coba hal beda saat berada di Salatiga. Yap, menonton pertunjukan wayang potehi salah satunya!

Bingung cari pertunjukan wayang yang terbuat dari kain tersebut? Cobalah datang ke Klenteng Hok Tek Bio Salatiga. Di sana, kerap ditampilkan pertunjukan brongsai atau wayang potehi saat hari-hari spesial atau perayaan.

Tempat Ibadah Tri Dharma Hok Tek Bio atau biasa disebut Klenteng Hok Tek Bio berada di Jalan Sukowati No 13, Kalicacing, Sidomukti, Kota Salatiga. Kamu harus tahu, Millens, klenteng ini merupakan saksi sejarah masuknya ajaran agama Buddha di Kota Salatiga.

Selain itu, Klenteng Hok Tek Bio juga menjadi simbol dari keberadaan penganut Tri Dharma, yakni kombinasi antara agama Budha, Khong Hu Cu, dan Taoisme, di Saltaiga.

Klenteng Hok Tek Bio. (Trip Advisor)

Dibangunnya klenteng ini menandakan masuknya pengaruh Tionghoa ke daerah dengan julukan Kota Hati Beriman tersebut.

Kapan klenteng ini berdiri, belum ada yang bisa menjelaskan. Namun, yang pasti prasasti marmer beraksara Tiongkok telah mengisahkan pemugaran klenteng ini pada 1872.

Dilansir dari Situsbudaya.id, menurut Hamdi Chan, juru kunci Klenteng Hok Tek Bio, klenteng yang didominasi warna merah dan kuning keemasan ini dibangun dengan memiliki sembilan altar (meja pemujaan). Hamdi, yang sudah 20 tahun di sana, memaparkan bahwa sembilan altar tersebut berada di sembilan ruang.

Ruang paling depan pada bangunan utama yang bentuknya menyerupai huruf T terbalik adalah ruang penyembahan Thian Than (Tuhan Yang Maha Esa). Ruang tengah yang merupakan ruang utama terdapat altar Dewa Bumi (Hok Tek Cing Sien) beserta dewa lain dan pengawalnya.

Di sebelah timur, terdapat dua ruang penyembahan, yakni ruang penyembahan Dewi Welas Asih (Mak Co Kwan Im) dan ruang penyembahan Dewa Rezeki.

Sementara, di sebelah barat ruang utama juga terdapat dua ruang penyembahan, yakni ruang penyembahan Dewi Lautan (Mak Co Thian Siang Sing Bo) dan ruang penyembahan Smiling Budha (Budha yang selalu tersenyum).

Klenteng Hok Tek Bio. (Trip Advisor)

Terpisah dari bangunan utama, pada sebelah barat terdapat bangunan memanjang ke utara yang berisi tiga ruang penyembahan. Ruang paling utara terdapat altar Budha Sidharta Gautama, sedangkan ruang tengah terdapat altar Thay Sang Lo Kun. Sementara, ruang paling timur terdapat altar Nabi Khong Hu Cu.

Salah satu keunikan dari Klenteng Hok Tek Bio ini adalah sebuah tampa bulat yang terbuat dari bambu yang tergantung di langit-langit ruang penyembahan Dewa Bumi.

Menurut Hamdi, keberadaan tampa yang sudah berwarna hitam tersebut adalah peringatan agar tidak bersumpah di dalam klenteng, kecuali atas perintah pengadilan. Itu karena orang yang melakukan sumpah bohong diyakini akan menerima risiko yang besar dan buruk.

Oya, kalau mau berkunjung ke sana, jangan lupa untuk tetap tertib dan tenang sebagai bentuk menghargai rumah ibadah, ya! (IB06/E03)

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Polda Jateng Periksa Senjata Anggota, Buntut Penembakan Siswa SMK hingga Tewas

24 Des 2024

Event Tari Gagal, Penyelenggara Dilaporkan Ke Polda Jateng

24 Des 2024

Mi Dadat Pak Karnan, Legenda Kuliner di Jekulo, Kudus

24 Des 2024

Pemkot Fukushima Jepang bakal Sebar Identitas Pembuang Sampah Sembarangan

24 Des 2024

Sementara di Jabodetabek, Minyak Jelantah Bisa Ditukar dengan Uang di Pertamina

24 Des 2024

'Brain Rot' di Kalangan Gen Alpha, Sebuah Fenomena dan Dampaknya

24 Des 2024

Wisatawan di Jateng Diprediksi Capai 6,4 Juta Selama Libur Nataru

24 Des 2024

Uang Palsu dari UIN Makassar Diklaim Bisa Masuk ATM, Benarkah?

24 Des 2024

Kematian Dokter PPDS Anestesi Undip: Polisi Tetapkan Tiga Tersangka

25 Des 2024

Merah dan Hijau, Dua Warna yang Selalu Ada di Perayaan Natal

25 Des 2024

Tradisi Toleransi yang Terus Dijaga saat Perayaan Natal di Dusun Thekelan, Kabupaten Semarang

25 Des 2024

Penjual Bungeoppang, Roti Ikan Khas Korea, Semakin Langka

25 Des 2024

Cerita Kakek Mulyanto Dapatkan Ganti Rugi Tanah 30 cm2 karena Terdampak Proyek Tol Yogya - Bawen

25 Des 2024

Kurangi Kepadatan, Rest Area KM 445 B Tuntang Difungsikan untuk Libur Nataru 2025

25 Des 2024

Aktivitas Fisik sebagai Cara Mencegah Brain Rot pada Anak

25 Des 2024

Peneliti BRIN: Hindari Naik Gunung Dulu Hingga Akhir Tahun

26 Des 2024

Badan Gizi Nasional Tegaskan Program Makan Gratis Nggak Dipungut Biaya

26 Des 2024

Hanya Dua Jenis Pengendara Sepeda Motor di Korea: Kurir dan Orang Kaya

26 Des 2024

Bledug Kramesan, 'Gunung Mini' yang Menarik di Grobogan

26 Des 2024

UMK Sukoharjo 2025 Berlaku 1 Januari, Pemkab Pastikan Nggak Ada Penangguhan

26 Des 2024