BerandaAdventurial
Kamis, 14 Sep 2022 18:04

Lebih Serius Mengurus Potensi Desa Wisata di Kudus

Bendungan Logung di Kecamatan Dawe punya potensi untuk menjadi magnet bagi pengembangan desa wisata di Kabupaten Kudus. (Borobudurnews)

Butuh keseriusan untuk mengurus potensi desa wisata di Kudus, salah satunya dengan mengembangkan masyarakatnya.

Inibaru.id - Kasus Covid-19 yang mulai melandai di pelbagai wilayah di Indonesia seolah menjadi lampu hijau untuk geliat sektor pariwisata di Indonesia, nggak terkecuali di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Menyikapi hal ini, Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat berharap, potensi wisata di Kota Kretek bisa terus digali dan dikembangkan.

Anggota DPR RI dari Dapil Jateng II yang meliputi Kudus, Jepara, dan Demak itu mengatakan, pengembangan itu bisa dilakukan dengan meningkatkan kualitas desa wisata di kabupaten yang berada di lereng Gunung Muria tersebut. Caranya adalah dengan mengembangkan potensi masyarakatnya.

Rerie, sapaan akrab Lestari Moerdijat, yakin, melalui pemberdayaan masyarakat, keberadaan desa wisata akan menjadi pendorong yang kuat untuk geliat ekonomi di Kudus.

"Menciptakan potensi desa wisata dan kampung tematik bisa menjadi peluang untuk meningkatkan perekonomian masyarakat," ungkapnya seusai membuka sosialisasi peningkatan kualitas pengelolaan dan jejaring desa wisata di Kudus, belum lama ini.

Desa, lanjutnya, bisa menjadi potensi pariwisata dengan menilik kekayaan yang dimiliki, mulai dari bentang alam, keanekargaman hayati dan budaya, aktivitas lokal dan adat istiadat, serta nilai moral, termasuk nilai gastronomi.

“Bangun kolaborasi dan promosikan setiap potensi daerah,” ungkapnya di hadapan peserta sosialisasi yang terdiri atas para pelaku desa wisata di Kudus. "Manfaatkan teknologi digital, baik media sosial maupun platform lain."

Meningkatkan Pemeliharaan Destinasi Wisata

Pemeliharaan serta pelestarian setiap destinasi wisata di Kudus harus ditingkatkan untuk menarik sebanyak mungkin pengunjung. (Djarum)

Rerie menambahkan, pemeliharaan serta pelestarian setiap destinasi wisata patut ditingkatkan untuk menarik sebanyak mungkin pengunjung. Jejaring desa wisata, lanjutnya, harus jadi penggerak untuk berkembang, maju, dan mandiri. Diinisiasi masyarakat, melalui wisata alam, budaya, sejarah, religi, serta buatan.

"Tata kelola buatan mesti dimulai dari kemauan untuk mendorong pemberdayaan masyarakat," pungkasnya.

Senada dengan Rerie, Koordinator Area 4 (Jateng-DIY-Jatim) Direktorat Pengembangan Destinasi 1 Kemenparekraf Wisnu Sriwijayarecodimus mengungkapkan, perubahan paradigma dari quantity tourism ke quality tourism mengharuskan pelaku wisata menyiapkan potensi wisata yang berkualitas.

"Produk yang berkualitas akan menghadirkan wisatawan yang berkualitas. Ini mengharuskan kita menyiapkan wisata tematik," ungkap dia seraya berharap desa wisata di Kudus bisa menjadi destinasi berkelanjutan. “Desa wisata harus mengutamakan kesehatan, keamanan, dan kenyamanan.”

Hal serupa juga diungkapkan Plt Kepala Dinas Pariwisata Kudus Mutrikah. Dia mengatakan, Kudus saat ini memiliki 28 desa wisata. Dia berharap, potensi wisata unggulan di desa-desa tersebut bisa berkembang.

"Dari 28 desa wisata di Kudus itu, semuanya sudah memiliki surat keputusan (SK). Kami berharap, dari sini kesadaran masyarakat terhadap pentingnya mengembangkan potensi desa wisata ini bisa terpantik," tandasnya.

Hm, menarik ditunggu. Sebagai wilayah yang memiliki wisata alam, sejarah, budaya, tradisi, dan religi, potensi Kabupaten Kudus tentu mengembangkan desa wisata atau kampung tematik tentu cukup besar. Sepakat, Millens? (Siti Khatijah/E03)

Artikel ini telah terbit di Media Indonesia dengan judul Bersama Kemeparekraf, Lestari Moerdijat Dorong Pengembangan Desa Wisata di Kudus

Tags:

ARTIKEL TERKAIT

Ikuti Tren Nasional, Angka Pernikahan di Kota Semarang Juga Turun

9 Nov 2024

Belajar dari Yoka: Meski Masih Muda, Ingat Kematian dari Sekarang!

9 Nov 2024

Sedih dan Bahagia Disajikan dengan Hangat di '18x2 Beyond Youthful Days'

9 Nov 2024

2024 akan Jadi Tahun Terpanas, Benarkah Pemanasan Global Nggak Bisa Dicegah?

9 Nov 2024

Pemprov Jateng Dorong Dibukanya Kembali Rute Penerbangan Semarang-Karimunjawa

9 Nov 2024

Cara Bijak Orangtua Menyikapi Ketertarikan Anak Laki-laki pada Makeup dan Fashion

9 Nov 2024

Alasan Brebes, Kebumen, dan Wonosobo jadi Lokasi Uji Coba Program Makan Bergizi di Jateng

9 Nov 2024

Lebih Dekat dengan Pabrik Rokok Legendaris di Semarang: Praoe Lajar

10 Nov 2024

Kearifan Lokal di Balik Tradisi Momongi Tampah di Wonosobo

10 Nov 2024

Serunya Wisata Gratis di Pantai Kamulyan Cilacap

10 Nov 2024

Kelezatan Legendaris Martabak Telur Puyuh di Pasar Pathuk Yogyakarta, 3 Jam Ludes

10 Nov 2024

Warga AS Mulai Hindari Peralatan Masak Berbahan Plastik Hitam

10 Nov 2024

Sejarah Pose Salam Dua Jari saat Berfoto, Eksis Sejak Masa Perang Dunia!

10 Nov 2024

Memilih Bahan Talenan Terbaik, Kayu atau Plastik, Ya?

10 Nov 2024

Demo Buang Susu; Peternak Sapi di Boyolali Desak Solusi dari Pemerintah

11 Nov 2024

Mengenang Gunungkidul saat Masih Menjadi Dasar Lautan

11 Nov 2024

Segera Sah, Remaja Australia Kurang dari 16 Tahun Dilarang Punya Media Sosial

11 Nov 2024

Berkunjung ke Museum Jenang Gusjigang Kudus, Mengamati Al-Qur'an Mini

11 Nov 2024

Tsubasa Asli di Dunia Nyata: Musashi Mizushima

11 Nov 2024

Menimbang Keputusan Melepaskan Karier Demi Keluarga

11 Nov 2024